Dari Lembah Tidar sampai Kota Kembang 1

271 71 235
                                    

Sesampainya di Lembah Tidar, di sanalah seluruh putra terbaik dari seluruh pelosok Nusantara dikumpulkan untuk mengikuti seleksi lanjutan dari tingkat pusat. Seperti tahun lalu, semua nomor peserta dari daerah diganti. Nomor catarku tahun ini 1630. Aku dan rekan yang lain dari Korem 031 Wirabima mendapat di batalion I dari 3 batalion yang ada saat itu.

Kembali aku memandang lembah dan bukit Tidar yang menghijau dari kejauhan. Tahun ini kami dikumpulkan satu barak dengan Subpanda Bali. Kami saling berkenalan walaupun sebenarnya mereka adalah lawan bersaing untuk meraih cita-cita kami. Aku juga sempat berkenalan dengan Agus Harimukti Yudhoyono yang akrab disapa AHY, putra dari Bapak SBY Presiden RI ke-6. Dia ditempatkan di batalion III perwakilan dari Suppanda Kodam Jaya Jakarta.

Seleksi tahap satu administrasi, akademik dan mental ideologi dilaksanakan dan aku berhasil melewatinya dengan lancar. Seleksi tahap dua kesehatan, jasmani, psikologi pun dimulai. Yang paling mengejutkan adalah hasil peminatanku tidak berubah, hasil psikotesku yang selalu berada di laut. Sungguh sangat melelahkan selama 3 minggu kami di sana.

Ada juga bermacam peristiwa yang sempat kami lihat dan alami. Beberapa minggu yang lalu telah terjadi kecelakaan dalam latihan. Seorang sepawamil terkena ledakan granat dan tewas bersama pelatihnya. Namun, arwahnya tetap berada di barak dan sempat mengganggu para catar.

Saat itu seorang pengasuh bernama Sersan Beno yang sedang patroli dengan sepedanya di malam hari mendengar seseorang memanggil namanya.

"Beno!" Namun, tak ada siapa pun di sana sehingga membuat Sersan Beno langsung lari tunggang langgang meninggalkan sepedanya. Ternyata, barak tersebut adalah tempat tinggal sepawamil yang tewas itu.

Setelah kisah Sersan Beno menyebar, suasana barak memang sedikit mencekam, sampai-sampai harus memanggil paranormal untuk menetralisasinya. Aku yang sudah dua kali berada di sana 2 tahun berturut-turut juga merasakan hal itu. Kegiatan kami diperketat, jam malam pun diberlakukan, pengasuh dan instruktur lebih sering melakukan pengecekan terhadap para peserta.

Tak hanya kejadian mencekam dan menyeramkan yang terjadi. Ada juga kejadian lucu yang selalu membuat tertawa jika mengingatnya. Seperti kejadian di ruang makan di mana setiap taruna makan dengan tempat makan ompreng yang terbuat dari stainless. Aturan di ruang makan tidak diperkenankan sambil bercakap-cakap, bahkan sampai suara sendok pun tidak boleh terdengar. Hampir setiap kali di ruang makan pengasuh selalu memberikan arahan.

"Peraturan makan! Makanlah dengan sikap duduk tegak. Bukan mulut yang datangi sendok, tapi sendok yang datangi mulut!" seru pengasuh setiap kali akan makan.

Keesokan harinya banyak sendok yang hilang. Sendok garpu itu memang sangat antik dengan stainless stell yang berkualitas baik dan bertuliskan AKABRI. Mungkin itu yang menyebabkan sendok dan garpu banyak yang ingin memiliki sebagai kenang-kenangan. Karena banyak sendok garpu yang hilang, akhirnya pengasuh selalu marah dan tiada henti memberi pengumuman setiap kali kita makan di ruang makan.

"Disinyalir! Ada catar yang maling sendok! Tolong dikembalikan!" Pengasuh selalu memberi pengumuman dengan kesal. "Sendok kok hilang, ya."

Demikian pula peristiwa saat mandi di kamar mandi. Kami pernah tidak mandi satu hari karena kehabisan air. Ternyata, air itu sengaja dimatikan oleh pengasuh agar kami membersihkan bak mandi. Setelah semua kamar mandi bersih dengan sisa-sisa air yang ada, barulah air itu dinyalakan kembali

Pada suatu malam, tepatnya pukul 01.00 dini hari, seluruh calon taruna dari batalion I dibangunkan oleh pengasuh dengan menggunakan pengeras suara untuk segera berkumpul di lapangan tempat biasa kami melaksanakan apel. Kami melihat dua orang peserta dari Subpanda Medan Kodam I Bukit Barisan tertangkap basah pergi keluar dari area Lembah Tidar atau biasa diistilahkan merembes, keluar secara diam-diam. Karena sesuai aturan seluruh peserta tidak diperkenankan meninggalkan area dengan alasan apa pun. Walaupun dengan alasan mencari selera makan sekalipun. Komandan Paskhas TNI-AU langsung turun memimpin apel mendadak itu untuk memberikan peringatan keras kepada semua calon taruna.

Doa Kawan KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang