Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part marah belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆.
.
.
.
.
.
.Memang anak bungsu bisa
menggantikan posisi anak sulung?"Saya memang non muslim, dan saya juga paham arti toleransi"
Vitore datang ke kantin yang membuat siswa-siswi banyak yang berbisik-bisik. Tanpa memperdulikan mereka, Vitore mendekati Cilla yang menunduk.
"Kamu seharusnya bela Cilla bukan malah mempermalukannya. Pantas disebut saudara?" ucap Leno datar berdiri disebelah Cilla dan menghadap Leno
"Kalian kalau mau tanya, ya tanya aja. Jangan malah menggiring opini yang bisa membuat orang salah paham. Memang ada yang salah ketika berteman sama orang beda agama?" bukan Vitore melainkan Zeyn yang tadi berada di belakang Vitore
Mereka diam tidak ada yang berani berucap, kedua siswi tadi juga mencoba untuk mengalihkan perhatian mereka.
"Kalian sudah dewasa, bukan seorang anak kecil yang langsung berkata tanpa berpikir. Tentu kalian sudah paham mengenai berteman bukan? SD kita sudah belajar bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan dalam berteman. Intinya saling toleransi aja. Mereka dengan kewajibannya, kita dengan kewajiban kita" jelas Zeyn dan berlalu dari kantin diikuti Vitore, Cilla dan Sasa yang masih tidak mengerti apa yang terjadi.
"Gara-gara kalian nih, makanya gak usah ikut campur urusan orang lain" ucap seorang siswa
Leno pergi meninggalkan kantin, dirinya merasa bersalah telah membuat Cilla malu.
"Gagal rencana gue"
___
"Kamu nggak papa?"
Cilla tersenyum tipis kepada Sasa yang menatapnya khawatir. Mereka sekarang berada di taman belakang dan duduk di ayunan. Mereka hanya berdua, karena Vitore dan Zeyn ada urusan dengan pembina organisasi masing-masing.
"Leno kok sekarang jadi pemarah ya, dulu dia nggak gitu" ucap Sasa menatap Cilla
"Dia akan menjadi pemarah jika Ayah Bunda tidak dirumah" jawab Cilla menggerakkan ayunannya
"Kenapa begitu?" tanya Sasa ingin tahu
"Hm, karena kak Leno yang diberi amanah oleh Ayah Bunda untuk menjaga aku dan kak Disa. Kakak jadi over protektive. Awalnya dulu aku kesal karena kak Leno suka marah-marah ke aku, tapi ke kak Disa nggak pernah. Namun seiringnya waktu aku sadar, kakak marah ke aku karena dia nggak tahu harus melampiaskan emosinya ke siapa. Kan nggak mungkin ke kak Disa, nanti kak Disa ngadu sama Bunda terus biasanya berakhir kak Leno yang dimarahin" jawab Cilla sedikit tersenyum untuk menyembunyikan sesak didadanya
"Kamu kenapa nggak ngadu?"
"Aku pernah satu kali ngadu sama Ayah karena menurut aku kakak sudah kelewatan marahnya. Tapi bukannya kak Leno yang dimarahin tapi aku. Kata Ayah, aku yang kurang memahami kak Leno dan aku juga yang seharusnya mengalah karena pasti kak Leno capek karena harus mengerti kak Disa. Jadi sejak saat itu aku memilih diam, diam dan tidak memberitahukannya kepada siapapun" lanjut Cilla
Flasback on.
Dua anak-anak berbeda gender sedang berlari-larian di ruang tamu. Seorang gadis yang dikejar seorang laki-laki itu tiba-tiba terjatuh. Tak lama gadis itu menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalah? Gak papa (END)✔
General Fiction"Mengalah itu tidak mudah, makanya orang yang bisa mengalah itu hebat" ___ Note. Judul awal "Keluarga Harsa" yang sekarang author ganti menjadi "Mengalah? Gak papa" Mungkin masih ada teks yang masih menggunakan Keluarga Harsa, jadi mohon dimaklumi...