Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part kenapa mukanya? belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆
.
.
.
.
.
.
.Nanti akan ada yang lebih baik lagi
Tak ingin memikirkan hal yang menyesakkan, Cilla memilih untuk segera pesan jas supaya cepat ia berikan kepada Zeyn dan Vitore. Dirinya memilih warna hitam dengan nama kecil di atas saku kiri.
Pembuat jas berasal dari Indonesia, alasannya supaya dekat.
+62 889xx
OnlineJelek kalau ngambek
Cilla tersentak mendapat notifikasi chat yang entah dari siapa. +62? Berarti ini orang Indonesia. Tapi siapa? pikirnya.
Dengan reflek pun ia hanya membalas Hah!
Pesan langsung centang biru, namun tak ada lagi balasan padahal terlihat masih online. Cilla mematikan handphonenya dan tidur siang, mungkin salah kirim.
"CILLA, ZION COME"
Baru juga mau terjun ke alam mimpi, teriakan keras membuat Cilla gelagapan. Tak mengindahkan teriakan itu, dirinya duduk dan menetralkan kepalanya yang pusing.
Dirasa sadar sepenuhnya, ia menyambar handphone kemudian berhenti di depan cermin untuk memperbaiki kerudungnya.
Setelah rapi baru dirinya keluar kamar. Benar saja dari atas dapat dirinya lihat bahwa Zion sudah duduk bersama Darzon. Sedangkan teman-teman Alec lainnya sudah pulang.
"Datang sebuah berita" Alec mulai bernyanyi seperti lagu yang viral di Indonesia
"Tentang adanya pesta" lanjutnya yang membuat Darzon semakin bingung
"Pangeran mencari permasurinya" Alec melirik kearah Cilla yang mulai menuruni tangga satu persatu
"Cinderella pun tiba dengan kereta kencana" pandangannya tertuju pada Cilla yang memakai gamis dan kerudung segi empat berwarna senada
"Sepatu kaca hiasi kakinya" sayangnya Cilla hanya memakai sandal dengan kaos kaki yang melekat
"Semua mata terpana akan kedatangannya" benar saja saat Cilla sampai di tangga terakhir ketiganya menatap Cilla yang masih menundukkan kepalanya
"Pangeran pun jatuh cinta padanya" sepertinya tidak
___
(Indonesia)"Yah, aku suka sama kak Zeyn" celetukan itu datang dari mulut Disa
Ayah Bunda saling pandang seolah saling bertanya dalam diam. Sedangkan Leno hanya menatap datar, memang apa salahnya jika menyukai seseorang.
"Terus, Eric?" tanya Bunda
"Eric kenapa? Ini nggak ada hubungannya dengan Eric, bun" jawab Disa sedikit kesal
Bunda tahu, percakapan ini tidak ada sangkut pautnya sama Eric (mantan kekasih) anaknya itu. Tapi ya, masak hubungannya dengan Eric hanya sebatas itu saja. Setelah berbagai upaya yang Disa lakukan untuk merebut Eric dari saudari kembarnya.
"Sepertinya Cilla juga menyukai Zeyn" ucap Ayah sedikit menebak
"Aku tidak peduli, jikalau pun kak Zeyn dan Cilla ada hubungan. Aku akan merebutnya, sama seperti waktu merebut Eric dari Cilla" ucap Disa penuh ambisi
Ayah Bunda menggelengkan kepala mendengar ucapan Disa yang seharusnya tidak ia ucapkan.
"Disa, Bunda tidak pernah ngajarin kamu egois ya" marah Bunda karena merasa Disa sudah kelewatan
"Bunda kenapa marah? Dulu bunda biasa-biasa aja" ucap Disa dan berlalu pergi ke kamar
"DISA" bentak bunda
"Ayah jangan hanya diam, kamu juga Leno. Kalian jangan diam aja dong, Disa sudah kelewatan. Kalian mau, Cilla kembali tersiksa gara-gara masalah yang sama" ucap bunda yang setelah itu langsung pergi
"Bunda bener Yah, Disa semakin lama semakin kelewatan" ucap Leno yang diangguki oleh Ayah
"Maaf, Ayah belum bisa tegas" sesal Ayah memijat kepalanya yang sedikit pusing
"Ayah harus coba, aku tahu dan aku juga ingin Disa terus bahagia. Tapi jangan sampai Disa terus merusak kebahagiaan Cilla, ya meskipun tidak pasti juga Cilla beneran suka atau tidak. Aku sedikit menyadarinya saat ke pantai kemarin" ucap Leno panjang lebar
"Itu aja si Yah, Leno mau ke kamar" lanjut Leno dan diangguki oleh Ayah
Ayah menatap punggung Leno yang semakin tertelan tembok. Beliau menyayangi ketiganya, tapi prioritasnya ada pada Disa kemudian Leno lalu ... Cilla. Selama ini banyak yang sudah ia tonjolkan, dan yang paling dapat di sadari dengan cepat adalah waktu di mana Disa mengambil milik Cilla. Entah itu mainan, baju, dan kekasih.
Dirinya belum bisa mencegah Disa, yang selalu ia lakukan adalah meminta Cilla untuk mengalah dan mengiklaskan. Karena, anak bungsunya itu yang paling nurut.
Nanti akan ada yang lebih baik lagi
Kalimat penenang itu yang selalu ia ucapkan. Tanpa disadari ada anak yang selalu menekan ego hanya untuk kebahagiaan semuanya.
Ting
|Kak Andra
Send a picture
Anak kamu tumbuh dengan baikAyah membuka foto yang dikirim oleh kakaknya. Di sana ada Cilla yang pose tersenyum sambil dirangkul oleh Rika. Senyuman itu ... ia merindukannya.
Flasback on.
"Ayah, Ayah dulu ingin anak berapa?" tanya seorang gadis kepada ayahnya dengan nada antusias "Jujur ya" lanjutnya
"2, perempuan dan laki-laki" jawab ayah jujur "Tapi itu dulu, kalau sekarang kan ada 3. Jadi tambah bahagia deh" lanjutnya
"Pasti dulu waktu kak Disa dan kak Leno lahir ayah seneng banget" ucap gadis itu yang tak lain tak bukan adalah Cilla
"Seneng banget, akhirnya doa ayah dikabulkan untuk memiliki dua anak yang ayah idamkan" jawab ayah antusias
Cilla tersenyum getir, setidaknya dirinya punya alasan kuat untuk tidak iri dengan kedua saudaranya.
Flasback off.
Meet malam selasa❤
Sampai jumpa di part selanjutnya. Saya ucapkan terima kasih telah bergabung di cerita 'Mengalah? Gak papa'
Semoga kita bisa bersilaturahmi disini.
Dukung penulis dengan memberikan Vote dan Follow juga.
Follow instagram
@d_peopl
@ydistaniSampai berjumpa lagi teman-teman🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalah? Gak papa (END)✔
General Fiction"Mengalah itu tidak mudah, makanya orang yang bisa mengalah itu hebat" ___ Note. Judul awal "Keluarga Harsa" yang sekarang author ganti menjadi "Mengalah? Gak papa" Mungkin masih ada teks yang masih menggunakan Keluarga Harsa, jadi mohon dimaklumi...