🥜 Ternyata kita beda ✔

857 33 0
                                    

Halooo, selamat datang kembali di 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca part Gombalan sepupu belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆

.
.
.
.
.
.
.

Sebeda-bedanya kita, nyatanya tetap manusia












Senin ini sangat menyenangkan bagi SMK 2 NABASTALA bagaimana tidak? Semua guru tidak masuk kelas hari ini, full jam kosong sampai pulang. Entah apa alasannya, yang diketahui memang dua hari sebelum UAS semua jam pelajaran dikosongkan.

Ya, hari Rabu besok SMK 2 NABASTALA akan mengadakan UAS semester 1.

Semua bebas berkeliling sekolah, mau kekantin? boleh, olahraga? boleh, keluar masuk kelas? boleh. Pulang awal atau bolos? big no, tidak boleh keluar masuk sekolah.

Jika ada yang ketahuan bolos, besok paginya akan langsung dipanggil dan disuruh berdiri dilapangan. Jika tidak masuk, orang tua akan ditelpon untuk dimintai keterangan atau alasan mengenai putra putrinya.

Di kelas Cilla

Di dalam kelas, Cilla menatap ponselnya dengan malas. Sudah hampir satu jam ia hanya melihat kartun bergambar itu. Biasanya jika ia bosan ada Sasa yang akan bercerita random. Sekarang, sahabatnya itu sedang ada wawancara di ruang PMR.

Lirikan matanya menangkap jam yang menunjukkan pukul 08.30. Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju bangku Zeko lalu meminta izin keluar kelas.

Ketika keluar kelas kondisi koridor sangat ramai, bahkan depan ruang kelas pun jadi tempat nongkrong.

"Eh- Cilla, mau kemana?" tanya seorang laki-laki yang Cilla kenali. Dia Vitore

"Mau ke Masjid ka" jawab Cilla kepada kakak tingkatnya "Kakak juga mau kesana?" lanjutnya bertanya

"Nggak, saya beda dari kamu" jawab Vitore tersenyum

"Bukannya kita memang beda ya kak? Saya perempuan dan kak Vitore laki-laki. Kakak dari lantai atas saya dari kelas" ucap Cilla menatap sebentar Vitore yang ada disampingnya

"Maksudnya, saya tidak seagama sama kamu nyil" jelas Vitore gemas dengan adik tingkatnya yang satu ini

"Nyil?" beo Cilla polos

"Panggilan khusus dari saya, dari pada saya manggil kamu Cil" ucap Vitore menjelaskan

"Bukannya kalau nyil itu lebih kuecill gitu ya kak?" tanya Cilla mempertimbangkan nama panggilannya

"Hm- itu pemikiran saya" ucap Vitore yang kemudian tertawa

Saat tertawa tatapan Cilla jatuh pada sebuah kalung dileher Vitore. "Maksudnya kakak non muslim?" tanyanya hati-hati yang membuat Vitore menghentikan tawa

"Hm"

Melihat wajah gemas Cilla, membuat tangan Vitore reflek bergerak menuju pucuk kepala Cilla ketika sang empu hampir berbelok arah. Namun sebelum kena, dirinya menghentikan gerakan tangannya tentu tanpa disadari Cilla.

"Aku pamit dulu ya kak" ucap Cilla setelah sampai di pertigaan yang salah satu arahnya menuju Masjid

"Iya, sholat yang khusyuk nyil" jawab Vitore terkekeh yang membuat Cilla mengangguk

Setelah melihat Cilla lumayan jauh, Vitore melanjutkan jalannya yang berlawanan arah dengan Cilla.

"Ingat Vitore, kalian itu beda. Untung aja nih tangan belum nyentuh si unyil" batin Vitore menatap tangannya


Mengalah? Gak papa (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang