Halooo, selamat datang kembali di cerita 'Mengalah? Gak papa'. Sudah baca prolognya belum nih? Pasti sudahlah ya? Oke, itu saja kalimat pertama dari saya.
Happy Reading😆.
.
.
.
.
.
.Lingkungan Baru untuk
pengalaman baru~Author Ian
Minggu, rasa dingin menyeruak menembus kulit yang tertutup selimut tebal. Netra yang semula terpejam erat perlahan terbuka, ia menggulingkan badannya ke kanan dan memandang jam dinding yang tertempel di dinding berwarna abu-abu gelap.
04.30
Ia bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Tepat di depan wastafel, ia membasuh muka untuk mengurangi rasa kantuk. Hal pertama yang ia rasakan adalah rasa dingin bercampur segar yang menyentuh kulit.
Kemudian ia berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah melaksanakan sholat subuh dan kebiasaan paginya. Kemudian ia berjalan untuk membuka gorden dan jendela supaya terjadi pergantian udara.
Selanjutnya ia berjalan keluar kamar dan membangunkan kedua saudaranya yang masih tertidur. Baginya membangunkan mereka itu tidak sulit karena hanya dengan beberapa cara saja mereka sudah bangun.
Seperti mengoyangkan lengan, menarik selimut dan mengambil guling yang mereka pakai.
Setelah semua bangun, ia melangkah menuruni satu persatu anak tangga. Netranya menangkap sang Bunda yang tengah berkutat dengan alat dapur.
Ia berjalan pelan menuju arah sang Ibunda dan memeluknya dari belakang.
"Pagi Bundaa" sapanya riang"Pagi juga, Ehh- Disa mau bantuin Bunda masak ya?" tanya Bunda setelah melirik sedikit kearah putrinya itu.
"Bundaa, ini Cilla" jawab Cilla merengek karena ia disangka Disa saudara kembarnya. Ya ia Arcilla Farta Harsa
Mendengar itu sang Ibunda langsung berbalik badan dan mencium kening anak gadisnya itu. "Ya Allah salah nama, maafin Bunda ya, Bunda kira Disa" ucap Bundanya
"Iyaa Bunda tidak apa-apa. Cilla bantuin buat sarapan ya" jawab Cilla menatap manik coklat milik Bundanya
"Ayo gadis kecil" ucap Bunda tersenyum lebar kearah sang Putri. Ya ia adalah Zakira Farta Bunda dari si kembar
Ibu dan anak itu berkutat cukup lama di dapur. Ada banyak menu sarapan yang mereka buat mulai dari ayam goreng, kangkung, dan sayur sop. Semua itu adalah makanan kesukaan anggota keluarga.
Tepat pukul enam
Alarm besar menggema di ruang makan. Tak lama terdengar langkah kaki dari tangga, satu orang laki-laki dewasa dan kedua putra putrinya.
Ketiga orang tersebut langsung duduk di kursi ruang makan setelah mengucapkan salam pagi untuk kedua wanita yang menyiapkan sarapan. Matanya menatap binar sarapan yang disajikan.
Tak berselang lama dentingan sendok dan gesekan gelas mulai terdengar. Mereka mulai melahap sarapan.
"Disa, apa sudah mempersiapkan untuk besok?" pertanyaan itu dari seorang laki-laki dewasa setelah selesai sarapan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalah? Gak papa (END)✔
General Fiction"Mengalah itu tidak mudah, makanya orang yang bisa mengalah itu hebat" ___ Note. Judul awal "Keluarga Harsa" yang sekarang author ganti menjadi "Mengalah? Gak papa" Mungkin masih ada teks yang masih menggunakan Keluarga Harsa, jadi mohon dimaklumi...