10

6.5K 444 3
                                    

1 Minggu kemudian Jennie dan Lim sudah pulang dari Paris.

Dan oleh-oleh yang ia bawa dari Paris sudah ia berikan kepada keluarga Irene dan mereka sangat senang dibalik itu Irene justru menyimpan kesedihan.

Irene memberanikan diri untuk berbicara dengan Jennie karena ini adalah masalah besar.

" Jen bisa kita bicara" ucap Irene dengan wajah yang tak seperti biasanya.

" Ah ne unnie" Jennie pun bergegas mengikuti Irene ke suatu tempat yang sepi ya itu basemen.

Irene berhenti di pembatas parkir di gedung ia bekerja sambil menghirup udara sambil memejamkan matanya.

" Jen..unni perhatikan antara kamu dengan tuan Lim semakin dekat dan aku juga melihat tuan Lim menginap di rumahmu beberapa kali,aku ingin bertanya sejauh mana hubungan kalian berdua?dan aku ingin bertanya apa kalian pernah melakukan hubungan intim? Karena setahu aku pria yang sudah bersuami/pria yang pernah berhubungan intim sebelumnya dia tidak akan pandai menyimpan nafsunya jen,jujur lah Jen..apa kalian sudah melakukanya?" Pertanyaan Irene membuat tenggorokan Jennie tercekat.

"Ne.. unnie kami sudah melakukanya" ucap Jennie sambil berjalan menuju pembatas parkir itu dengan pandangan lurus kedepan.

"Sudah aku duga...Jen beberapa Minggu yang lalu aku tidak sengaja bertemu dengan istri tuan Lim,Jen..aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu,kenapa aku bilang seperti ini?karena aku merasa ada yang tidak beres dengan istri tuan Lim... seperti nya dia mulai merasa menaruh curiga dengan tuan Lim?maka sebelum terjadi sesuatu dengan mu please berhentilah melakukan hubungan terlarang kalian,demi kebaikan kalian semua.. please Jen.. percayalah sama unnie..hiks...hiks..."ucap Irene sambil menangis dengan memeluk jennie, begitu pun juga Jennie ia juga menangis mendengar betapa pedulinya Irene tentang kehidupan nya dan ia juga menangis dengan kehidupan percintaan nya yang seperti ini.

" Ne..unnie...hiks...hiks...aku akan bicara denganya,tapi bagaimana jika dia tidak melepaskan ku?" Tanya balik Jennie  yang sekarang sudah menatap Irene dengan sendu.

" Unnie....setiap aku menghindar dari tuan Lim semakin tuan Lim mendekat aku pernah berbicara baik baik denganya namun dia tetap pada pendiriannya...unnie...aku pernah berfikir bagaimana jika ini adalah takdirku? bagaimana jika tuhan sudah mentakdirkan kisah cintaku yang rumit ini?"tanya jennie yang sudah pasrah.

" Maka jika takdir kamu seperti ini,unnie tidak bisa berkata apa-apa Jen,tapi cobalah berbicara baik - baik dengan tuan Lim, sebelum semuanya terlambat?" Ucap Irene dengan menggenggam jemari Jennie.

" Ne unnie...thanks" ucap Jennie.

Setelah selesai berbicara dari hati ke hati,mereka kembali bekerja dan ke ruangan masing-masing.

Jennie yang masih kepikiran dengan perkataan Irene,ia merasakan dilema yang luar biasa disisih lain ia mencintai Lim tapi disisih lain mengerti apa yang dirasakan oleh sahabatnya itu.

Ia tau resikonya berhubungan dengan suami orang adalah sangat besar syukur syukur ia di maafkan istrinya atau di penjara setidaknya ia masih hidup, bagaimana jika ia disiksa atau di bunuh?.

Jennie menggeleng kan kepalanya,ia harus bisa melewati ini,ia menghembuskan nafas panjangnya lalu menyelesaikan laporan nya kembali namun kali ini Jennie membuat kesalahan hingga membuat atasannya marah.

Ceklek

" Jennie bisa ikut saya sebentar?" Ucap atasannya itu lalu Jennie berdiri dan mengikuti nya hingga masuk ke dalam ruangan boss nya itu.

Tok

Tok

Tok

" Masuk!!!" Seru pria yang berada di kursi kebesaran nya.

Jennie Kim (JEN-LISA) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang