CHAPTER 9.

1K 61 1
                                    

"𝐀𝐤𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐦𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥." -𝘕𝘢 𝘑𝘢𝘦𝘮𝘪𝘯.

___________________________________________

Kini bel istirahat pertama sudah berbunyi, lantas Jaemin dan juga Haechan segera bergegas untuk pergi ke kantin, karena jika mereka lambat maka bisa saja mereka tidak mendapatkan bangku kosong lagi nanti.

Untungnya masih ada tersisa bangku kosong dipojok sebelah kanan kantin, mereka berjalan ke sana dan segera duduk saling berhadapan.

"Lo mau pesen apa, Na?" Tanya Haechan.

Jaemin nampak sedang berpikir sambil mengarahkan pandangannya ke beberapa penjual makanan di kantin, melihat makanan apa yang ingin ia makan.

"Gue mau nasi goreng aja deh, Chan. Lo mau gue pesenin sekalian?"

"Samain aja sama punya lo. Minumnya jus mangga, ya."

Jaemin mengangguk, ia segera berdiri dan memesan makanan tersebut, sedangkan Haechan hanya duduk sambil memperhatikan semua orang yang sedang makan di kantin.

Saat Haechan asik memperhatikan semua murid yang berada di kantin, ia terkejut saat mendengar suara ribut di belakangnya, Haechan lantas berbalik untuk melihat keributan tersebut. Seluruh penghuni kantin juga sudah melihat ke arah sumber suara.

"LO TUH KALAU JALAN LIAT-LIAT!" Itu suara Hyunjin, ia menunjuk kesal ke arah Jaemin yang tertunduk.

Jaemin tersentak mendengar bentakan itu, ia semakin menundukkan kepalanya dalam, mencoba mengatur degup jantungnya yang terus berdetak karena keterkejutan.

"K-kan gue... u-udah minta maaf..." ia meringis karena tangannya yang terkena teh panas yang ia pesan tadi.

Ia juga tidak melihat jika Hyunjin tadi berdiri tepat di belakangnya, oleh karena itu ia tidak sempat menghindar dan langsung menabrak badan lelaki tinggi tersebut.

"Lo!" Hyunjin menunjuk Jaemin tepat didepan wajahnya.

"Ikut gue, sekarang!" Lanjutnya dengan penuh penekanan, ia lantas menarik pergelangan tangan yang lebih kecil dengan kuat dan segera menyeretnya pergi dari kantin.

Haechan yang melihat itu mencoba untuk mengikuti sahabatnya yang sedang diseret paksa, namun ia terlambat. Hyunjin berjalan sangat cepat dan Haechan tidak bisa menyusul langkah keduanya.

Lantas Haechan berlalu pergi dari kantin, ia pergi menuju kelas Mark untuk meminta pertolongan, Haechan takut jika Hyunjin akan berbuat seenaknya terhadap sahabatnya.

• • •

Haechan berjalan dengan tergesa-gesa, tanpa sengaja ia terus menabrak setiap orang yang berselisihan dengannya di Koridor. Ia tidak perduli orang-orang akan kesal padanya, yang terpenting sekarang adalah keselamatan sahabatnya.

Haechan sudah berada di depan kelas kekasihnya itu. Ya, Haechan dan juga Mark sudah resmi berpacaran, ia sudah akan memberitahu Jaemin tetapi ia tidak sempat memberitahunya karena sahabatnya sudah lebih dulu diseret oleh Hyunjin entah kemana.

"Mark dimana?!" Tanya Haechan panik kepada salah satu murid yang berada di depan kelas itu.

Orang tersebut menunjuk ke dalam kelas yang menampakkan Mark dan juga teman-temannya yang sedang asik bercengkrama.

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang