CHAPTER 26.

617 42 0
                                    

Flashback on.

Lelaki itu menatap lurus kearah seseorang yang baru saja pergi sehabis berpamitan kepadanya ingin menuju kelas lebih dulu.

"Gue tau lo sakit, Na. Gue bakal jagain lo, walaupun cuma bisa dari jauh." Gumamnya.

Lantas ia segera pergi menuju kelasnya dan meninggalkan area kantin yang tampak sunyi.

• • •

Di taman belakang sekolah sekarang terlihat dua orang remaja yang tengah saling dekap, menyalurkan kerinduan satu sama lain.

Seorang lelaki yang sedari tadi memperhatikan keduanya dari jauh lantas tersenyum, senyuman yang tak bisa diartikan. Ia mengamati kedua remaja yang baru saja pergi dari sana.

Ia ambil ponselnya disaku celana lalu memencet kontak seseorang untuk dihubungi.

Beberapa detik menunggu, akhirnya panggilan tersebut diangkat oleh seseorang di seberang sana.

"Ya? Ada apa?" suara di seberang sana terdengar.

"Tuan, mereka sudah bertemu dan mengingat jati diri mereka yang dulu. Tapi ... sepertinya Jaemin tidak mengingat apapun." Lapornya.

"Benarkah? Itu bagus. Tapi, jangan panggil saya Tuan, bukankah sudah pernah saya katakan untuk memanggil saya Om saja, Guanlin?"

"Iya, Om. Kalau gitu, Guan izin matiin telponnya dulu, udah mau masuk kelas." Ucap Guanlin.

"Baiklah."

Saat panggilan terputus, Guanlin dengan segera pergi menuju kelasnya.

• • •

Seorang lelaki tengah mengamati dua orang yang sedang berbincang di taman kota. Ya, lelaki itu adalah Guanlin.

Sesaat Guanlin terdiam di bawah pohon besar, mendengarkan perbincangan antara kedua saudara kembar di depan sana.

Ia tersenyum tatkala melihat keduanya sudah saling merengkuh satu sama lain, sebelum salah satu dari keduanya terlihat sedang menatap kearah Guanlin.

Sial, Guanlin tertangkap, ia lantas segera pergi dari sana, membuat salah satu dari kedua saudara kembar itu mengerutkan keningnya.

'Itu ... beneran dia?' batin Renjun- yang sudah menangkap keberadaan Guanlin.

Renjun tatap kepergian seseorang yang misterius itu sebelum menyadari bahwa Jaemin sudah tak sadarkan diri.

• • •

"Bagaimana? Apakah ada informasi yang kamu dapatkan?" lelaki yang sudah terlihat dewasa melempar tanya.

Yang ditanya pun lantas mengangguk. "Mereka sudah baikan, Om. Saya sudah mengawasi mereka tadi malam waktu di taman kota. Tapi ... kayaknya salah satu dari mereka mengetahui keberadaan saya."

"Tidak apa-apa, kamu hanya perlu mengawasi dan menjaga Jaemin, jangan sampai mereka menyakitinya."

"Baik, Om."

"Juga ... kamu masih ingat? Kenapa Om minta kamu untuk menjaga Jaemin dan bukan langsung Om yang turun tangan?"

"Masih, Om." Jawab pemuda itu.

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang