"Jeno!"
Kedua lelaki itu menoleh bersamaan kepada sosok perempuan yang tengah berjalan menuju ke arah mereka.
"Hai, gue udah nyariin lo dari tadi tau, ternyata lo ada di sini." Ucap gadis itu.
"Karina?" panggil Jeno pelan.
Karina tersenyum manis lalu duduk tepat di samping Jeno.
Jaemin mengalihkan pandangan ke arah lain saat melihat kekasihnya tengah asik berbincang dengan gadis yang baru saja datang.
Wajah si manis sudah terlihat masam, hatinya terasa ingin meledak karena saat ini Karina sudah mengeluarkan buku lalu bertanya kepada Jeno.
"Jen, ajarin gue rumus matematika yang ini dong, waktu itu 'kan lo udah janji mau ngajarin gue." Seakan tak mengindahkan keberadaan Jaemin, Karina terus memancing Jeno agar selalu tertuju kepada gadis itu.
"Cih, katanya pinter." Gumam Jaemin, tanpa sadar di dengar oleh Jeno.
Jeno paham, lelaki manisnya ini sepertinya cemburu, tetapi Jeno sudah berjanji kepada Karina bukan? Jadi, ia akan menepati janjinya untuk mengajari gadis itu.
"Mana?" tanya Jeno, menyuruh Karina untuk memperlihatkan rumus yang tidak gadis itu pahami.
Jaemin menggigit bibir bawahnya sedikit kencang, guna menyalurkan sebagian emosi serta rasa cemburu yang begitu membuncah di dalam hatinya.
Berdecak pelan, sepertinya Jaemin sudah tak bisa menahan rasa cemburunya. Lantas dengan perlahan ia ambil tangan kekasihnya yang kosong lalu menautkan jari jemari keduanya dengan erat.
Jeno tersenyum tipis saat merasakan ke posesifan lelaki cantiknya, dengan gemas ia genggam jemari yang cantik itu lebih erat.
"Udah paham, 'kan?" tanya Jeno saat dirasa Karina sudah memahami penjelasannya.
Karina yang sempat bingung pun mengangguk. "Udah, makasih ya, Jen."
Jeno hanya berdeham singkat sebagai jawaban lalu kembali menoleh kepada Jaemin yang sudah tampak cemberut.
Terkekeh pelan, Jeno usap gemas surai legam si manis. "Kenapa, hm?"
Lelaki cantik itu tampak menggeleng. "Nggak apa-apa."
"Beneran?"
"Iya, beneran."
Jeno menghela napas pelan lalu kembali menoleh ke arah Karina yang masih berada di sana, sepertinya sedang memperhatikan interaksi sepasang kekasih itu.
"Pacar lo ya, Jen? Ternyata lo bisa bucin juga, ya." Celetuk Karina.
Jeno mengangkat sebelah alisnya bingung. "Maksudnya?"
"Nggak sih. Gue pikir lo masih gamon sama Naka, ternyata udah punya pengganti aja." Ucap Karina.
Jaemin mengerutkan keningnya, mengapa Karina bisa mengetahui tentang Naka? Dirinya? Kenapa bisa? Apakah Jeno pernah menceritakan tentang Naka kepada Karina?
Jeno menoleh sekilas ke arah Jaemin lalu kembali menatap Karina. "Kenalan dulu, nanti lo juga tau."
"Oh, iya. Sampe lupa gue." Karina mengulurkan satu tangannya kepada Jaemin. "Hai, gue Karina. Nama lo siapa?"
Dengan sedikit canggung Jaemin membalas uluran tangan Karina. "Hai, gue Jaemin, pacarnya Jeno. Panggil aja Nana."
Kekehan kecil keluar dari belah bibir Jeno saat mendengar si manis memperkenalkan diri sebagai pacarnya. Sangat lucu, pikirnya.
Karina membulatkan matanya, tangannya ia tarik cepat lalu menutup mulutnya yang sedang menganga lebar.
"OMO, OMO! LO NANA? PACARNYA JENO?" heboh sekali memang, dasar Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||
Teen FictionKisah seorang pemuda manis yang selalu ceria dan selalu menunjukkan kebahagiaannya kepada semua orang. Namun, dibalik wajah ceria tersebut ternyata menyimpan banyak luka dan penderitaan yang selalu ia rasakan. Ayahnya yang selalu membeda bedakan dir...