Jeno turun terlebih dahulu dari mobil miliknya, lalu berjalan ke samping kiri mobil, membukakan pintu untuk lelaki manisnya.
"Silahkan, Princess." Ucap Jeno iseng, membuat Jaemin terkekeh kecil.
"Harusnya Prince loh, Jen. Bukan Princess." Jaemin berjalan ke samping Jeno, lantas tangannya langsung digenggam oleh lelaki itu.
"Kamu Princess aku, Na." Jeno tersenyum.
Jaemin balas senyuman Jeno semanis mungkin. "Iya, deh. Terserah Prince aja."
"Gemes banget, sih." Jeno jawil hidung mancung Jaemin pelan.
"Masuk woi masuk! Pacaran mulu, mentang-mentang udah jadian." Lucas dan juga Guanlin muncul dari arah parkiran.
Jeno tatap Lucas dengan datar. "Sirik aja."
Lucas menganga tak percaya. "Wah! Lin, temen lu nih anjing! Bisaan banget ngeledek gue sekarang!" hebohnya.
"Lebay banget lu, tai." Guanlin pukul pelan kepala Lucas, membuatnya mengaduh seketika.
"Sakit bego!"
"Ya elu? Heboh banget kayak abis liat apaan aja."
"Gue 'kan nggak nyangka Jeno bisa ngeledek gue kayak tadi, heboh dikit nggak apa-apa, lah." Sengit Lucas.
"Lebay lu."
"Tai juga lu, Lin."
"Udah, jangan berantem. Mending kita masuk sekarang, bentar lagi bel masuk." Titah Jaemin.
"Ayo, Jen." Lanjutnya.
"Iya, sayang."
Jeno dan juga Jaemin berjalan terlebih dahulu, meninggalkan kedua orang yang masih menatap kearah mereka tak percaya.
"Gue baru liat sisi Jeno yang ini, kok agak geli, ya." Celetuk Lucas, kembali mendapatkan pukulan pelan dari Guanlin.
"Biarin lah, anjing. Temen lo lagi jatuh cinta, lo nggak bakal paham." Sungut Guanlin.
"Dih? Gue juga punya gebetan, ya! Anak kuliahan lagi." Sengit Lucas tak terima.
Guanlin mendelik, menatap Lucas dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Jadi ... selama ini lo itu boti?"
"Anjing! Walaupun lebih tuaan dia tapi gue ini masih dom ya, sat! Enak aja main ngatain gue boti."
"Bercanda doang kali. Ayo dah masuk, bentar lagi bel." Ajak Guanlin.
• • •
Tak terasa malam pun sudah tiba, Jaemin duduk di balkon kamar yang kini menjadi kamarnya untuk sementara selama masih berada di kediaman keluarga Jung.
Sewaktu pulang sekolah tadi, ia sempat bertemu dengan Renjun dan juga Xiaojun. Saudaranya itu memberi tahunya jika Winwin- ibu mereka, sedang dirawat di rumah sakit dan terus menyebutkan namanya ketika dia sedang tertidur.
Jaemin menghela napasnya pelan, ia bingung, haruskah ia menjenguk ibunya ke rumah sakit? Apakah ayahnya akan memarahinya lagi setelah ia datang kesana untuk mendatangi sang ibu? Jaemin sangat takut jika hal itu sampai terjadi.
"Bunda ... Nana kangen, tapi Nana takut, Nana takut sama Ayah. Nana nggak berani buat ketemu kalian semenjak Nana tau kebenaran yang udah buat kalian benci sama Nana-" Jaemin menunduk dalam, menahan rasa sesak yang tiba-tiba saja datang.
"-aku orang jahat, Bun ... maaf, maaf karena aku Bunda kehilangan orang tua Bunda. Andai aja waktu itu aku nggak egois, pasti mereka masih ada sampai sekarang." Lirihnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||
Teen FictionKisah seorang pemuda manis yang selalu ceria dan selalu menunjukkan kebahagiaannya kepada semua orang. Namun, dibalik wajah ceria tersebut ternyata menyimpan banyak luka dan penderitaan yang selalu ia rasakan. Ayahnya yang selalu membeda bedakan dir...