CHAPTER 11.

1.3K 77 2
                                    

"𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐦, 𝐭𝐚𝐩𝐢... 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐤𝐮𝐚𝐭? 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢." -Na Jaemin.

_______________________________________

"Kakak kenapa jadi berubah gini, sih? Kenapa Kakak tiba-tiba peduli sama dia?"

Lelaki mungil itu berdiri dihadapan kakak sulungnya dengan tatapan tak suka, ia merasa kesal dengan perbuatan sang kakak yang sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Kamu kenapa jadi marah-marah gini sih, Njun?" Xiaojun merasa heran dengan sikap sang adik yang tidak pernah berubah.

"Aku nggak suka. Kenapa Kak Dejun hari ini jadi beda banget?"

"Beda gimana maksud kamu?"

Renjun membuang pandangannya dengan senyum remeh, kemudian ia kembali menatap Xiaojun.

"Kakak kenapa jadi sok baik sama anak sialan itu? Kakak lupa? Apa yang udah dia renggut dari kita!"

Xiaojun memejamkan matanya lelah. "Udah lah, Njun. Dia juga Adek kamu, jangan terus-terusan kamu simpan rasa benci itu di dalam diri kamu."

"Kakak lupa? Dia udah renggut kasih sayang Oma sama Opa dari kita!" Renjun semakin menatap Xiaojun dengan tatapan tak suka.

"Dia pantes dapetin itu, Renjun!" Xiaojun menatap adik pertamanya dengan tajam.

"Wow... Kakak udah berani bentak aku?" Renjun kembali menunjukkan senyum remehnya. "Apa yang udah anak sialan itu bilang sama Kakak? Kenapa Kakak jadi keras kepala kayak gini?"

"Kamu yang keras kepala! Jangan buat Kakak marah, Renjun. Masuk kamar kamu sekarang."

"Kakak belum jawab pertanyaan aku."

"Nggak ada yang perlu dijawab."

"Aku tanya, apa yang udah anak sialan itu bilang ke Kak Dejun?"

"Cukup, Renjun!" Xiaojun semakin terpancing dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Renjun.

"Dia punya nama, dan dia itu kembaran kamu!" Xiaojun menunjuk Renjun tepat di depan wajah lelaki mungil itu.

"Aku nggak akan pernah mau ngakuin dia sebagai kembaran aku!"

"Kakak udah dihasut sama dia. Kakak lupa? Dulu waktu Kakak sakit dan secara bersamaan Jaemin juga sakit. Kakak minta Oma sama Opa dateng dan jengukin Kakak, tapi ternyata... waktu mereka dateng, mereka malah nanyain kabar Jaemin, dan berakhir mereka malah ngerawat Jaemin seharian tanpa mau jengukin Kakak yang juga lagi sakit waktu itu."

Xiaojun terdiam, memori masa lalu terputar kembali di kepalanya. Di mana ia yang sedang sakit dan menangis kepada sang bunda agar nenek dan juga kakeknya mau menjenguknya. Tetapi saat mereka datang, mereka hanya menanyakan kabar Jaemin dan memilih untuk merawat Jaemin tanpa mau menengok keadaannya. Dan dari situ lah awal kebencian Xiaojun kepada adik keduanya.

"Kenapa diem, Kak?" Renjun semakin menyunggingkan senyumnya, ia tahu bahwa sang kakak pasti akan memikirkan ucapannya tadi.

"Oma sama Opa lebih sayang sama dia, Kak. Mereka selalu pilih kasih sama kita, emang apa baiknya sih anak sialan itu? Coba Kakak pikir, kita bertiga selalu berusaha ngambil perhatian Oma sama Opa, tapi apa? Mereka bahkan nggak pernah nengok ke arah kita dan lebih milih Jaemin. Selalu Jaemin."

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang