CHAPTER 28.

625 45 2
                                    

"Nana!" Jaemin menoleh saat suara sahabatnya tiba-tiba saja masuk ke dalam pendengarannya.

"Kenapa, Chan?" tanya Jaemin.

Mereka tengah duduk di bawah pohon besar di pinggir lapangan sekolah, karena baru saja mengikuti pelajaran olahraga yang begitu melelahkan fisik mereka.

Haechan tampak diam sebelum bertanya. "Lo udah balik ke rumah orang tua lo, ya?" tanyanya.

Jaemin mengangguk. "Iya, lo tau dari mana? Padahal 'kan gue belum cerita."

"Oh, gue dikasih tau sama Mark, katanya lo udah pindah lagi ke rumah orang tua lo kemaren."

"Iya, tadi pagi 'kan gue berangkat sama Renjun."

Haechan mengangguk paham. Mereka terdiam beberapa saat sebelum Jaemin mendapati mata sembab Haechan, membuat dahinya mengernyit bingung.

"Chan, mata lo kok sembab gitu? Lo abis nangis, ya?" tanya Jaemin.

Haechan yang tengah melamun lantas tersentak. "H-hah? Enggak, haha. Gue kemaren abis begadang makanya mata gue jadi kayak gini."

Kening Jaemin semakin mengkerut. "Tapi 'kan, lo paling nggak bisa tidur di atas jam sepuluh malem."

Diam, hanya itu respon yang Haechan berikan setelahnya.

"Chan, lo selalu bilang gini sama gue, 'kalau lo punya masalah, bagi ke gue, jangan dipendam sendiri kalau itu bikin lo sakit'," Jaemin menyalin perkataan Haechan yang selalu lelaki manis itu ucapkan saat Jaemin terlihat sedih.

"Na, Daddy sama Mae udah nggak di rumah. Kayaknya, mereka bakal bertahun-tahun tinggal di sana." Celetuk Haechan dengan tatapan kosong kearah lapangan.

"Hah? Maksud lo apa?" tanya Jaemin.

"Oh? Nggak apa-apa."

Jaemin terlihat semakin bingung, hendak kembali bertanya tetapi Guru olahraga mereka sudah memerintahkan kepada semua murid untuk kembali ke kelas.

• • •

Hari-hari berlalu Jaemin terus belajar dengan giat, ditemani oleh Jeno yang dengan sabar mengajari setiap materi yang tidak dipahami oleh Jaemin.

Walaupun mereka berbeda kelas serta jurusan, Jeno cukup menguasai pelajaran IPS karena terlalu sering mewakilkan sekolah untuk berbagai Olimpiade dan juga setiap lomba diluar sekolah.

H-2 sebelum mengadakan ujian, Jeno, Jaemin, Mark dan juga Haechan berencana ingin jalan-jalan sebelum otak mereka terkuras habis oleh soal-soal ujian.

Sebenarnya, Jeno dan juga Mark hanya mengikuti keinginan kedua lelaki manis yang notabenenya adalah kekasih mereka.

Seperti saat ini, mereka sudah duduk di restoran karena kedua lelaki manis itu sudah mengadu kelaparan. Hari yang sudah tampak malam membuat mereka berniat akan pulang sehabis makan.

"Mau pesen apa, Na?" tanya Haechan yang sedang memegang buku menu.

"Terserah lo aja, Chan. Asal jangan yang ada olahan seafood nya aja, gue nggak suka." Jawab Jaemin yang duduk tepat berseberangan dengan Haechan.

"Hah? Oh, yaudah." Haechan memanggil pelayan lalu memesan makanan yang sudah ia pilih.

Jangan tanya kemana Mark dan juga Jeno, karena mereka sedari tadi hanya asik berbincang, walaupun terlihat jika Mark yang sudah frustasi karena Jeno tidak terlalu merespon ceritanya.

"Gitu, Jen. Sumpah kesel banget gue, anjing." Heboh Mark.

Jeno sedari tadi hanya menyimak, tak minat mendengarkan cerita Mark yang tidak terlalu penting pun menjawab. "Oh."

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang