CHAPTER 12.

1.4K 95 4
                                    

°Budayakan vote sebelum membaca°

★ ★ ★ ★ ★

°Read calmly and relaxed, ok guyss👍🏻°

___________________________________________

"Na, nanti pulang sekolah ikut gue, ya?" Haechan menatap Jaemin yang sedang menulis disebelahnya.

Jaemin menoleh. "Kemana?"

"Ke rumah gue. Mae kangen sama lo, katanya mau ketemu sekalian makan malam."

"Makan malam? Gue kan nggak diizinin pulang malam sama Ayah, Chan."

"Gampang. Kata Mae, nanti Mae yang izinin ke Bunda Winwin. Mau, kan?" Haechan menatap sahabatnya penuh harap.

Jaemin tampak berpikir lalu ia mengangguk polos. "Yaudah, gue mau."

Haechan tersenyum lebar kemudian tangannya bergerak mencubit gemas pipi Jaemin. "Ihh! Gemes banget sih lo."

Jaemin menepis tangan sahabatnya dengan pelan. "Apasih! Sakit tauuu."

"Hehehe. Maaf deh, lo gemes soalnya."

"Gemes pala lo!"

Haechan hanya menyengir tanpa dosa setelah membuat pipi sahabatnya menjadi semerah tomat.

"Gue kadang mikir tau, Na!" Haechan menangkup kedua tangannya kemudian meletakkannya dibawah dagu, ia tatap lamat-lamat wajah sahabat manisnya dari samping.

Jaemin mengernyit bingung. "Mikir kenapa?"

"Kok bisa, ya, Jeno nggak suka sama lo? Padahal lo tuh cakep tau, Na. Dia tuh buta atau gimana, sih?"

Jaemin menahan tawa saat melihat wajah serius Haechan yang sedang menatapnya. "Emang gue cakep."

Haechan berdecih lalu menegakkan kembali tubuhnya. "Nyesel gue muji lo."

"Tapi gue serius, Na. Kok bisa dia nggak suka balik sama lo? Padahal gue liat-liat, effort lo tuh udah banyak banget buat deketin dia, masa nggak luluh sih?"

Jaemin mengendikkan bahunya. "Gue juga nggak tau, Chan. Mungkin... yang dia mau itu bukan gue?"

"Tapi, Na. Gue nggak pernah denger tuh kalau dia deket sama orang lain, satu sekolah juga tau kalau Jeno tuh emang susah dideketin. Sejauh ini... emang lo sih yang paling berani deketin dia walaupun udah ditolak berkali-kali."

"Gue udah capek, Chan..."

Haechan membelalakkan matanya terkejut. "Na, lo serius udah capek? Setelah semua yang lo lakuin buat dia? Lo mau nyerah gitu aja?"

"Gue mau berjuang juga percuma, Chan... lo tau sendiri sikap dia ke gue gimana."

"Gue kok nggak percaya?" Haechan kembali menatap sahabatnya, mencoba mencari kebohongan dari wajah manis itu. Namun... tampaknya Jaemin benar-benar tidak berbohong akan keputusannya.

"Gue sadar... yang dia mau bukan gue, Chan... ada orang lain dihati dia, dan yang pasti... bukan gue orangnya." Jaemin tersenyum tipis saat membayangkan betapa bahagianya Jeno jika bersama perempuan yang akhir-akhir ini bersama dengannya.

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang