CHAPTER 32.

1.2K 87 20
                                    

Mobil melaju dengan si pengemudi yang begitu ceria, terlihat dari wajahnya yang sedari tadi tak melunturkan senyum.

Lelaki manis itu tak peduli, nyatanya dengan wajah se merekah itu ia bisa melaju dengan kecepatan tinggi, takut jika sang ayah sudah lepas landas ke negeri sebrang.

Bahkan, ia tak peduli dengan notifikasi yang sedari tadi terus berbunyi, dengan layar yang tertampil jika Jeno yang sedari tadi menghubungi.

My Jeno❤

|Sayang, kamu di mana?

|Ini prom night udah mau mulai. Tadi aku jemput kamu ke rumah, kata Renjun kamu nggak ada.

|Sayang?

|Kalau nggak sibuk, tolong bales chat aku. Aku khawatir, Na.

|Nana?

Abai, Jaemin hanya terus melaju di keadaan bumi yang sudah berputar menjadi kegelapan, hari yang menjelang malam tak ia indahkan.

Matanya bergulir ke jalanan, melihat betapa sunyinya jalan yang hanya dihiasi oleh lampu temaram.

Namun, pada saat matanya melirik kearah spion mobil, tampak beberapa motor besar tengah melaju kearahnya. Menakutkan.

Jaemin tak sadar, jika beberapa orang yang tengah mengendarai motor besar itu sedang mengincarnya. Ia mulai sadar, saat mereka mulai menghalau jalannya dari samping dengan mengetuk ngetuk kaca mobilnya.

Lelaki manis itu mulai tak fokus mengendarai mobilnya, terbukti dengan ia yang mulai oleng ke kanan dan ke kiri. Jaemin takut.

Saat ingin memelankan mobilnya, Jaemin mulai sadar. Sial, rem nya blong! Jaemin benar-benar takut sekarang.

"Bunda ... Nana takut ..." gumamnya, yang lagi-lagi menyebut nama sang ibu.

Netra bulat yang mulai mengeluarkan beningnya, Jaemin usap kasar. Semakin lincah mengendarai mobilnya walaupun ia yakin bahwa ia tak akan berhenti dengan sempurna.

Handphone yang bergetar mulai kembali merebut kesadaran Jaemin akan kenyataan, fokusnya terbelah menjadi jalan dan juga handphone.

Jaemin ambil handphonenya lalu mengangkat panggilan walaupun dengan jari jemari yang gemetar.

"Na? Sayang? Kamu di mana?" suara berat Jeno mulai menyapa indra pendengarannya.

"J-jeno ... aku takut, Jen."

Dengan gemetar Jaemin menjawab, ia sedikit berteriak karena handphonenya yang terletak di sebelahnya, karena kedua tangannya sedang berusaha mengendarai mobil.

"Sayang?! Kamu kenapa? Share lokasi kamu sekarang, ya? Biar aku samperin."

Panggilan terputus, Jaemin yang dengan berusaha mengendalikan mobil dan juga satu tangannya yang menggenggam ponsel. Ia mulai membuka room chat Jeno.

Jaemin tak fokus, karena beberapa orang yang mengendarai motor besar itu sudah berteriak kasar, menghalangi Jaemin agar mau berhenti, namun tak bisa.

My Jeno❤

You
Jeno...|

My Jeno❤
|Sayang, share lock sekarang, biar aku samperin. Kamu tenang, ya. Jangan takut, oke?

You
Jeno, maaf...|

My Jeno❤
|Sayang? Kamu kenapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗖𝗼𝘃𝗲𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗼𝘂𝗻𝗱 || ɴᴏᴍɪɴ ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang