Jogjakarta 08:12
Arga memandangi wajah cantik sang istri dan sesekali memberikan elusan pada wajahnya. Setiap hela nafas, bahkan setiap detik, ia tak henti-hentinya menyampaikan rasa syukurnya pada Tuhan, yang telah memberikan kesempatan pada manusia yang penuh dosa ini untuk membahagiakan istri serta kedua anaknya.
Rasa cinta bahkan tumbuh semakin besar di hatinya untuk sang istri. Begitu juga dengan rasa ketakutannya, ketakutan akan kehilangan Adeeva.
"Eugh," Adeeva meleguh ringan saat merasakan belaian lembut pada rambutnya.
"Sayang, tidur lagi, maaf membuatmu terbangun," Arga memeluk Adeeva agar wanita itu kembali tertidur. Arga menyadari bahwa Adeeva merasakan kelelahan akibat aktivitas berlebihan, mereka menjelajahi Malioboro sejak siang hingga sore tadi.
"Jam berapa sekarang, Ay?" Tanya Adeeva.
"Tujuh malam, kamu istirahat lagi aja, nanti jam 9 aku bangunkan untuk makan malam," balas Arga.
Adeeva menggeleng, lalu dia sedikit menjauh dari tubuh Arga yang terlalu menempel. "Ar, aku kangen sama Alix dan Lexa, telpon mereka sekarang," pinta Adeeva.
Selama liburan, keduanya hanya menghubungi anak-anaknya sekali, itupun saat mereka baru sampai di Jogjakarta.
"Baiklah," Arga merubah posisi tubuhnya menjadi duduk begitupun Adeeva.
"Hallo, Papi!" Ucap Alix di sebrang sana.
"Alix, mami mau ngobrol sama kamu dan Lexa," ucap Arga lalu memberikan handphone nya pada Adeeva.
"Sayang, mami rindu, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Adeeva saat melihat wajah tampan Alix yang terpangpang di layar handphonenya.
"Aku baik-baik saja, mami," balas Alix tersenyum lembut kearah maminya.
"Lexa mana, sayang?" Tanya Adeeva.
Alix mengarahkan handphone nya pada Alexa yang tengah bermain bersama Lia. "Lexa gangguin aku sama Lia ngerjain tugas miih," keluh bocah kelas sembilan Smp itu.
Adeeva terkekeh kecil. "Sabar ya, sayang."
"Tunggu?!" Adeeva memincingkan matanya saat tak sengaja melihat seseorang yang amat sangat dia benci.
"Kenapa anak sialan itu bisa masuk kerumah? Alix!" Pekiknya membuat Alix bahkan Arga terkejut.
"Mih!" Tegur Alix.
"Kenapa dia ada dirumah kita!!" Marah Adeeva.
"Mami tad--"
"Apa? Kamu mau belain anak sialan itu?!"
"Sayang, udah ya?" Arga mengelus punggung Adeeva menenangkan sang istri.
Arga mengambil alih handphonennya. "Alix, kenapa anak itu bisa masuk?" Tanya Arga menatap Alix tajam.
"Papih, Zir--"
"JANGAN SEBUT ANAK SIALAN ITU DIDEPAN MAMI!" Teriak Adeeva tak terkendali.
Arga yang tak tega membawa Adeeva kepelukannya.
"Ar, anak sialan itu--"
"Nanti aku suruh Arjuna usir dia," ucap Arga.
"Papih, diluar hujan! Kakek sama nenek lagi gak ada dirumah," ucap Alix, anak laki-laki itu tak habis pikir dengan papinya.
Dengan kesal Adeeva merebut kembali handphone dari tangan Arga lalu menatap anaknya kesal. "Alix, sejak kapan kamu begini sama orang tua? Kita tidak ada urusan dengan anak itu, stop kamu peduliin dia," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love (SELESAI)
Teen FictionTernyata, pepatah "jangan terlalu benci nanti cinta" itu benar adanya. Seperti yang di alami Zira, awalnya dia sangat membenci Alix, namun perasaannya mulunak dan berubah menjadi cinta ketika dia menyadari jika Alix adalah laki-laki baik dan selalu...