Perfect love-18

677 40 10
                                    

Setelah ujian akhir semester berakhir, Alix merencanakan liburan bersama Zira dan teman-teman lainnya. Hari ini, di hari terakhir ujian, mereka berkumpul di warung Pak Kamil untuk membahas rencana liburan ke Yogyakarta. Di antara percakapan hangat, Uben dan Hendra paling bersemangat membicarakan ide pergi ke pantai. Plan liburan mereka semakin terperinci dengan setiap saran dan kegembiraan yang mereka bagikan.

"Iihhh gak sabar deh," celetuk Lia.

"Gak sabar berburu kuliner," balas Chika.

"Sekalian cari jodoh, siapa tau dapat jodoh orang jogja," ujar Uben, lalu tertawa.

"Bacot lo!" Balas Andre.

"Senang gak?" Tanya Alix pada Zira, saat gadis itu hanya diam saja. Zira menatap Alix, kemudian mengangguk. Zira merasa bahagia selama masih ada Alix di sampingnya.

"Nanti di sana kamu bebas kemana saja, aku akan menemani! Lain kali kita liburan berdua," ucap Alix sambil mengelus rambut kekasihnya.

Mata Zira membulat kecil. "Serius?"

"Iya," Alix terkekeh melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Zira.

"Berduaa teross!" Sindir Hendra, saat Alix dan Zira berbicara berdua.

"Gak puas apa, seharian didalam rumah," celetuk Uben.

"Makanya cari pacar, biar tau!" Fadil melempar kulit kacang kearah keduanyanya.

"Udah-udah. Jadi nanti gue kan yang bawa mobil, terus kita nginep di Villa milik Fadil," Celetuk Andre mengulang pembahasan tadi.

"Setuju lah, buat barang-barang kalau gak cukup di bagasi, taro di atas aja Ndre," ucap Uben, dapat anggukan dari pemuda itu.

"Hm, baguslah kalau udah fix!" 
___

Malam ini Alix kembali ke rumah orang tuanya atas perintah Adeeva, sebab besok pagi wanita itu akan pulang ke Bandung. Alix sengaja tidak mengajak Zira, karena tidak ingin membuat gadis itu sedih atas sikap keluarganya. 

"Sayang, mami masih kangen sama kamu," Adeeva memeluk tubuh sang anak begitu erat.

"Alix juga," balas Alix membalas pelukan sang mami.

"Sayang, sini duduk, mami mau bicara," Adeeva melepaskan pelukannya, lalu menuntun Alix agar duduk disebelahnya.

"Mami tau, kamu lebih memilih anak itu ketimbang kami," ucap Adeeva, sorot matanya menatap sang anak penuh kesedihan dan kekecewaan.

"Sayang, dengarkan mami. Ingat satu hal, jika kamu tetap lebih memilih bersama anak itu, kamu bukan hanya kehilangan warisan, tetapi kami sebagai keluarga kamu, terutama mami. Mami tidak akan pernah sudi membiarkan dia berkeliaran dirumah ini!" Tegas Adeeva.

Alix menatapnya wanita cantik yang melahirkannya kedunia. "Bener-bener tidak ada kesempatan?"

"Mami sedih kamu yang lebih memilih anak itu ketimbang Mami," ucap Adeeva, wajah wanita itu sudah sangat basah akibat air mata.

"Tapi jika itu keputusanmu, yasudah, mami bisa apa?" Ujar Adeeva.

"Mami pulang besok, kamu jaga diri baik-baik," kata Adeeva, wanita itu beranjak dari tempatnya, kemudia pergi meninggalkan Alix sendirian. 

Alix termenung setelah mendengarkan ucapan Adeeva, hatinya jelas sakit melihat kesedihan wanita cantik itu.

"Alix sayang."

Alix mendongak, melihat Asri yang kini duduk disebelahnya. 

"Mungkin saat itu kamu masih kecil jadi belum cukup mengerti. Dengarkan nenek ya. Dulu Mami kamu berjuang untuk mendapatkan perhatian papi kamu, tidak peduli sekeras apapun papi menolak mami, bahkan mami Adeeva masih bertahan saat mengetahui papi kamu selingkuh bersama Monica, ibu dari gadis kamu itu. Mami mempertahankan papi karena kamu, Alix!" Asri tersenyum menatap sang cucu, kemudia Asri meraih tangan Alix dan menggenggamnya erat.

"Zira yang bukan anak kandung Papi Arga dapat limpahan kasih sayang, sedangkan kamu? Papi bahkan sangat membenci kamu. Dan mami memperjuangkan hak itu untuk kamu, Alix. Mami Adeeva pengen kamu bahagia, bahkan dia merelakan kebahagiannya untuk kamu, kamu sadar perjuangan mami untuk kamu, sayang?" Asri mengelus kepala Alix penuh kasih sayang saat pemuda itu tampak menunduk sedih.

Seketika ingatan masalalu berdatangan, dimana Arga yang bener-bener tidak menganggap keberadaannya bersama Adeeva.

"Kamu inga?  Dulu kamu menginginkan mami Adeeva kembali bersama papi kamu disaat Mami Adeeva akan menikah dengan Om Beni, ingat Om Beni? Pria baik yang berjanji akan memberikan kebahagian untuk mami kamu? Tapi kamu marah pada Mami Adeeva sampai mendiamnya, pada akhirnya Mami kamu kembali pada Papi Arga, dan itu jelas demi kamu dan Alexa!"

Ucapan Asri menghantam dada Alix, membuat rasa sesak memghampirinya. Hatinya luar biasa sakit ketika dia berani berteriak pada Adeeva didepan semua keluarga. 

"Zira tidak salah, kami semua tau itu. Tapi rasa sakit dan trauma yang Mami Adeeva rasakan saat melihat kamu dan Zira. Wajah kamu mirip papi, dan Zira mirip Monic, kalian benar-benar sangat mirip. Bahkan saat kamu bersama Zira, kami seperti melihat Papi Arga bersama Monic, " lanjut Asri.

"Sayang, akhiri semuanya sebelum semuanya semakin jauh," ucap Asri.

"Kami tidak akan mengatur pasangan kamu, asal gadis itu bukan Zira. Tapi sepertinya kamu benar-benar pada pendirian kamu ya? Lebih memilih Zira." Asri menghela napasnya kasar.

"Bener-bener seperti Papi Arga dimasa lalu, keras kepala dan dibutakan cinta! Lihatlah dia sadar secara mendadak, mungkin disadarkan Tuhan lewat mimpinya," tiba-tiba wajah Asri berubah kesal ketika mengingat kelakuan Arga.  

"Tapi aku benar-benar sangat mencintainya," lirih Alix. Alix menatap Asri, wajah pemuda itu basah karena menangis.

Bayangan wajah Zira tiba-tiba muncul dibenaknya, bahkan dia berjanji pada gadis itu untuk menikahinya setelah lulus SMA.

Alix menangis dipelukan Asri, hatinya benar-benar luar biasa sakit ketika dia di hadapi dengan pilihan yang begitu sulit.

Asri pun ikut menangis, tidak tega melihat keadaan sang cucu.

Diatas tangga Arga melihat itu semua, pria tampan itu mengepalkan tangannya erat menahan amarah serta penyesalan. 'Alix, maafin Papi!'

'Bahkan sampai sekarang pun aku tidak mampu membuat keluargaku bahagia.' Batin Arga. 
_______________

Sebelum ibunya kembali pergi, Alix memutuskan untuk menemui Adeeva lagi. Namun, sebelum berhasil membuka pintu kamar orang tuanya, dia melihat Adeeva sedang menangis di pelukan Arga yang penuh kesedihan melalui celah pintu yang sedikit terbuka.

"Aku sangat jahat pada Alix, aku tahu rasanya dijauhikan dengan orang yang kita cintai, jadi aku tidak akan melarang Alix berhubungan dengan siapapun. Tapi aku tidak pernah menduga dia akan jatuh cinta pada Zira. Aku tidak rela, Mas!" Adeeva menangis sambil merintih di pelukan Arga.

"Kamu dan Alix tidak salah, sayang. Aku yang salah, semuanya ini kesalahan aku," balas Arga sambil mengelus punggung sang istri. Pria itu tampak sedih melihat keadaan Adeeeva, setiap malam menangis karena memikirkan Alix.

"Kita pergi aja Mas, biarkan Alix disini dengan pilihannya, aku gak mau dengan adanya aku hubungan Alix dan anak itu berakhir," ujar Adeeva, pada akhirnya dia membiarkan Alix dengan Zira.

Alix tidak kuat mendengar setiap kata yang dikeluarkan oleh Maminya. Hatinya sakit melihat wanita yang melahirkannya menangisinya.

Perlahan dia membuka pintu kamar orang tuanya. "Mami," panggil Alix.

Adeeva dan Arga melepaskan pelukannya dan melirik kearah dimana Alix berdiri dengan tatapan sedihnya.

"Sayang?"

"Mami, please hug me,"  ucap Alix menatap Adeeva dengan mata berkaca-kaca.

Adeeva mengusap air matanya, kemudian menghampiri Alix.

"Anak mami," Adeeva membawa Alix kedalam pelukannya.

"I love you, mami. I still need you, I'm sorry!" Alix mengeratkan pelukannnya, tangis pemuda tampan itu kembali pecah.

___________

Guyss, bukan Alix aja yang bingung aku yang nulis nya aja bingung❤

Visual Zira udah aku post di SG
ranisit_0

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang