Perfect love-11

801 39 9
                                    

Setelah membersihkan tubuhnya, Zira mengobati luka lebam di punggung tangan Alix dengan penuh kehati-hatian.

Tak terdengar satu pun ringisan dari mulut pemuda itu. Alix malah terfokus memandangi wajah cantik Zira.

"Kamu kalau sudah emosi, ya begini," ujar Zira. Setelah selesai mengobati Alix, kini Zira fokus menatap Alix yang juga menatapnya.

"Sikap mereka keterlaluan, Zira," ucap Alix tak mau kalah.

Zira mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Alix, terlebih keduanya tidak bersalah.

"Baiklah, mari kita makan siang. Kita belum makan, kan?" ucap Zira sambil mencoba mengalihkan pembicaraan, dia tidak ingin Alix semakin emosi.

"Aku yang masak," kata Alix sambil bernjak dari tempatnya.

"Aku bantuin!" seru Zira dengan antusias.

Alix terkekeh kecil, kemudian mengangguk.

Selain tampan, Alix juga pandai memasak. Bahkan, dia sering membuatkan makanan untuk Zira. 

Alix sibuk berkutat dengan alat dapur di atas meja. Tidak ingin melewatkan momen itu, Zira justru memutuskan untuk memvideo Alix yang tengah asyik memasak. Dalam keadaan fokus seperti itu, Alix tampak lebih tampan dari biasanya, pesonanya berkali-kali lipat lebih menarik.

'YaTuhan, tampan sekali.' Batin Zira. 

Setelah mengunggah video Alix ke akun Instagramnya, Zira memutuskan untuk membantu Alix.

"Alix, aku harus ngapain?" Tanya Zira.

"Tolong potongkan bawang-bawang," balas Alix menatap Zira sekilas.

"Siap!" Ujar Zira.

Dalam momen itu, tawa riang Zira memenuhi ruangan saat ia melihat wajah cemong Alix yang kini dihiasi oleh tepung putih. Sementara itu, Alix, yang tidak bisa menahan tawanya, tersenyum bahagia melihat ekspresi ceria Zira. Dengan penuh kehangatan, pemuda itu mengucapkan janjinya untuk selalu berusaha menjadi penyemangat dan sumber kebahagiaan bagi Zira.

Setelah setengah jam berlalu, masakan yang disiapkan oleh Alix dan Zira akhirnya siap untuk dinikmati.

"Mari makan!" Ucap Zira.

"Makan yang banyak," ajak Alix pada Zira, saat gadis itu hanya mengambil setengah centong nasi.

"Iya, bawel deh!" Kekeh Zira.

Di tempat lain, seorang pria tampan mengepalkan tangannya dengan penuh emosi ketika mendengar kabar bahwa Alix telah memukuli teman sekolahnya untuk membela Zira.

"Bocah sialan itu!" Geramnya.

"Sayang, kamu yang sabar ya!" Ucap Adeeva pada Lia yang berada di panggilan video.

Arga menoleh ke arah sang istri, lalu mendekatinya dan duduk di sampingnya.

"Nanti Mami bilangin Alix!" Tambah Adeeva. Wanita cantik itu tampak marah setelah melihat video yang viral di sosmed tentang kandasnya hubungan Lia dan Alix.

Lia memang memiliki pengaruh yang cukup besar di dunia maya, jadi tidak mengherankan jika video tentangnya menjadi viral.

"Recananya mami sama papi mau ke jakarta," tambah Adeeva.

Disana Lia tampak terkejut sekaligus senang mendengar kabar itu. "Beneran?"

"Lexa akan ikut?" ujarnya penuh antusias. "Aku tak sabar untuk mengajak mami dan Lexa membuat konten bersama."

"Lexa tidak bisa ikut, sayang. Kami juga hanya akan tinggal seminggu di sana, papi Arga memiliki banyak pekerjaan di sini," balas Adeeva.

Lia tampak lesu. "Baiklah, lain kali ajak Lexa ya, mami."

Adeeva mengangguk. "Nanti kalau Lexa libur panjang."

"Yasudah, mami tutup ya!" Ujar Adeeva.

"Ingat pesan Mami, mami akan selalu mendukung kamu dan Alix," lanjut Adeeva, Lia hanya tersenyum tipis mendengar itu, bingung harus merespon apa, sebab Adeeva juga salah satu orang yang termakan omongan berita yang tidak benar tentang hubungannya bersama Alix.

"Iya mami."

Setelah panggilan terputus, Adeeva menatap suaminya dengan tegas. "Pokoknya Alix harus menjauhi anak itu!"

"Nanti kita bicara lagi dengan Alix," ucap Arga sambil membawa Adeeva ke dalam dekapannya, dengan tujuan meredakan emosi dari wanita cantik itu.

Sejujurnya, Arga tidak ingin mencampuri urusan perasaan dan hubungan Alix, karena itu adalah haknya. Namun, jika Alix memilih bersama Zira, Arga juga menolak dengan tegas. Baginya, itu sama saja dengan menyebabkan kesakitan pada istrinya dan akan mengingatkan pada masa lalu yang tidak menyenangkan.
____

"Kenapa, hm?" Tanya Alix saat melihat wajah murung Zira.

Pemuda itu naik keatas ranjang dan duduk disebelahnya. 

"Lihat deh," Zira menunjukan sesuatu di layar handphonenya pada Alix.

"Tadi aku upload video kamu dan banyak yang hujat kita. Yang bikin sakit hati, foto kita di edit jadi Babi," Zira tidak bisa menahan air matanya, ternyata untuk bersikap tidak peduli itu susah, tetap saja perlakuan mereka membuat hatinya sakit.

Alix meraih handphone Zira dengan lembut, kemudian meletakkannya di atas nakas. Dia memeluk Zira erat. "Upload foto kita sesuka kamu, lalu matikan komentar, aku tahu ini sulit. Tapi asal kamu tau apapun yang terjadi, bahkan jika seluruh dunia tidak menyukai hubungan kita, kita akan tetap bersama," katanya dengan penuh keyakinan.

Zira melonggarkan pelukannya dan mendongak untuk menatap Alix. "Kamu bicara begitu seakan-akan kita pacaran saja," ujarnya dengan nada kesal.

"Do you want to be my girlfriend?" Alix balik menatap Zira yang terlihat terkejut dengan ucapannya.

Jantung Zira berdegup kencang mendengar ucapan Alix yang begitu tiba-tiba.

"Aku mencintaimu, Zira, bahkan sejak kita masih kecil. Dulu, aku pikir mungkin aku hanya terpesona karena kecantikanmu, tapi semakin lama, perasaan ini tumbuh menjadi lebih besar," ungkapnya dengan tulus.

Jangan tanya kondisi Zira. Terlihat jelas dia terkejut, dan rasanya seolah-olah jantungnya hendak melompat keluar dari dadanya.

"Jika kamu memiliki perasaan yang sama, Starting now, we're dating! You're mine and I'm yours." Ucapnya dengan sungguh-sungguh.

Tolong, jika ini mimpi, jangan bangunkan Zira. Terlalu indah rasanya. Seperti ingin melompat-lompat dan berteriak.

"I love you too, Alix!" Ungkap Zira, dia bergerak maju lalu mengecup bibir Alix.  

Alix tersenyum lalu dengan lembut menarik tengkuk Zira untuk memperdalam ciuman mereka. 

"Mimpi indah," bisik Alix kemudian mengecup dahi Zira dengan lembut.

"Jangan tinggalin aku!" Zira mengeratkan pelukannya pada Alix.

"Hm, tidurlah."

Setelah Zira tertidur, Alix mengambil ponselnya saat ada panggilan masuk dari Fadil.

"Ada apa?" Ucap Alix, sesekali matanya melirik Zira, khawatir jika gadis itu terganggu.

"Balapan, menang dapat duapuluh juta," ucap Fadil di sebrang sana. 

"Otw,"  Balas Alix, lalu mematikan panggilannya secara sepihak.  

Dengan perlahan, Alix beranjak dari tempatnya. Pemuda itu bersiap-siap untuk pergi ke tempat balapan. Selain menyanyi di kafe, Alix bisa mendapatkan uang dari balapan jika dia menang.

Sebelum pergi, Alix menyempatkan untuk mengcup dahi Zira. "Aku akan segera pulang,"  bisiknya lembut.

Entah mengapa malam ini terasa sangat berbeda bagi Alix. Dia merasa bahagia karena hubungannya dengan Zira telah berubah status menjadi pacaran. Awalnya, dia tidak berencana untuk menyatakan perasaannya hari ini, tapi takdir berkata lain.

Alix berharap takdir akan berpihak padanya dan juga pada Zira. Alix sungguh mencintai Zira lebih dari segalanya.

_________

Video Alix masak udah ada di sorotan IG "PL.11"
Visual Lia juga udah aku up❤
ranisit_0

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang