"Alix?" Lirih Lia pelan. Belum sempat Lia mengetuk pintu, Alix sudah lebih dulu membukanya.
"Ngapain?" Tanya Alix, dengan nada dingin.
Lia menunduk, meremas ujung bajunya. Tiba-tiba, rasa gugup menyelimutinya saat merasakan perubahan sikap Alix yang berubah 180 derajat dari biasanya. Pemuda itu terlihat dingin dan cuek.
"Ayo kita makan siang bersama," ucap Lia.
"Gak usah peduliin gue!" Ketus Alix, kemudian pemuda itu pergi begitu saja dari hadapan Lia.
Lia terkejut mendengar ucapan Alix, terutama karena pemuda itu bahkan menyebutnya dengan kata "gue", sesuatu yang jelas bukanlah kebiasaan Alix yang dikenalnya. Perubahan sikap dan bahasa yang tiba-tiba membuat Lia semakin bingung dan cemas akan keadaan Alix.
Indah dan Vina yang berada dibelakang Lia jelas terkejut melihat sikap Alix. Dua gadis itu kemudian berjalan kearah Lia yang tampak menangis.
"Bener-bener sialan tu cowok!" Kesal Indah sembari mengelus punggung Lia.
"Yang sabar ya, Lia. Mungkin Alix masih merasa kehilangan Zira," Vina ikut menenangkan Lia.
Alix menuruni anak tangga dengan langkah pelan. Dalam hatinya, dia merencanakan untuk pindah ke apartemen yang ditempati dirinya bersama Zira dulu. Namun, pikiran itu hanya membuat Alix semakin bersedih.
"Alix," panggil Adeeva merasa senang melihat Alix yang akhirnya turun.
Alix mengabaikan, kemudian dia berjalan kearah dapur untuk mengisi perutnya.
"Sayang, kamu mau makan? Mami udah siapin ya," Adeeva mendekat kearah sang anak.
"Mau di angetin lagi?" Tanya Adeeva.
"Gak usah," balas Alix.
"Mami," panggil Lia pelan.
"Lia, sini nak! Ajak teman-temanmu untuk makan siang," Adeeva menuntun Lia dan teman-temannya untuk ikut makan.
Adeeva tersenyum lembut melihat Alix makan dengan lahap, tapi perasaan sedih menyelimuti hatinya saat dia melihat perubahan yang terjadi pada Alix.
Adeeva beralih menatap Indah dan Vina. "Ini teman-teman deket Lia, ya?" Tanyanya.
"Iya tante," balas Vina sembari tersenyum sopan.
"Cantik-cantik sekali, ayo makan lebih banyak," ujar Adeeva.
"Makasih tante," ucap Indah.
______"Maafin tante yang telat jemput kamu, sayang," lirih seorang wanita cantik, sembari mengelus rambut panjang seorang gadis yang tengah memejamkan matanya.
"Tante baru mengetahui hal penting ini," lanjut wanita itu.
"Gi, setelah ini rencana kamu apa?" Tanya seorang pria pada wanita tersebut yang bernama Gisel.
"Tentu saja merawat keponakan cantikku ini. Aku akan menjauhkan dia dari keluarga itu!" Balas Wanita itu.
Tangan wanita itu mengepal ketika dia mendapat laporan jika sang keponakan di perlakukan dengan buruk oleh mereka.
"Kamu tau sendiri jika mereka saling mencintai,"ucap pria tersebut.
"Pemuda itu masih labil, dia mudah sekali di kendalikan oleh keluarganya. Keponakanku masih bisa mendapatkan pemuda yang jauh lebih baik!"
______Waktu berjalan begitu cepat, dan sebentar lagi Alix akan lulus dari masa SMA. Namun, kesedihan atas kepergian Zira masih menyelimuti pikirannya, tidak sepenuhnya hilang meskipun hari-hari sekolahnya akan segera berakhir.
"Alix," tiba-tiba saja Fadil datang dan merangkul pundak Alix.
"Uben ngajak ngumpul dirumahnya," ucap Fadil kemudian melepaskan rangkulannya.
"Lo ikut ya," tambahnya.
Alix mengangguk pelan.
"Gue tau ngelupain dia itu gak mudah, tapi lo gak bisa gini terus Lix!" Ucap Fadil.
Pemuda itu menarik tangan Alix untuk duduk. "Duduk dulu elah, santai aja. Mau kemana sih?"
"Pulang lah," balas Alix.
Fadil berdecak kesal. Akhir-akhir ini Alix memang sering menghabiskan waktunya didalam rumah. "Kayak anak perawan aja lo dirumah aja."
"Bacot!" Ucap Alix.
"Gimana hubungan lo sama Lia?" Tanya Fadil.
Alix terdiam. Orang tuanya bahkan Asri sudah tidak memaksa lagi dirinya untuk menikah dengan Lia. Tapi akhir-akhir ini, Lia memang sering mengejar-ngejarnya, membuat Alix merasa tidak nyaman.
"Kayaknya Lia udah terang-terangan suka sama lo, bahkan dia udah berani up foto-foto lo di sosmed," ucap Fadil.
Alix menghela napasnya pelan.
"Apa salahnya lo buka hati, Lix. Lia tulus sama lo, baik juga!" Tambah Fadil. Sejujurnya Fadil hanya merasa kasihan pada Lia yang ngejar-ngejar Alix, namun Alix bersikap dingin.
"Gue gak bisa," balas Alix.
"Gue gak maksa juga sih, cuma lo jangan gitu lah sama Lia. Dia masih sahabat kita," ujar Fadil.
__________Segini dulu yaa
Udah ketebak pasti ya haha.
Tadinya aku mau buat kisah Alix tuh sampe nikah dan punya anakkk lucuu amayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love (SELESAI)
Teen FictionTernyata, pepatah "jangan terlalu benci nanti cinta" itu benar adanya. Seperti yang di alami Zira, awalnya dia sangat membenci Alix, namun perasaannya mulunak dan berubah menjadi cinta ketika dia menyadari jika Alix adalah laki-laki baik dan selalu...