Perfect love-14

644 26 0
                                    

Lia menghela nafas dalam-dalam, merasa sedikit lelah dengan semua drama yang terjadi belakangan ini. "Sorry, ternyata bikin mereka percaya itu susah," ucap Lia menatap Alix.

"Gakpapa, percaya engga nya itu hak mereka, yang jelas kita udah ngasih tau," balas Alix.

Pagi ini, sebelum berangkat sekolah, Lia memang sengaja mengunjungi Alix untuk membahas live malam tadi.

"Tio masih mengganggumu?" tanya Alix sambil menuangkan air putih ke dalam gelas.

Lia mengangguk pelan. "Kemarin dia sempat mengirim pesan padaku, mengaku bahwa dia benar-benar menyukai aku, murni bukan karena konflik diantara kamu dan dia," ucap Lia dengan nada ragu. 

"Meskipun dia benar-benar suka sama aku, tapi aku gak suka sama dia, Alix!" Lanjut Lia dengan nada kesal.

Alix tampak berpikir sejenak. "Kamu tidak punya seseorang yang di sukai?" Tanya Alix menatap Lia penasaran.

"Kenapa bertanya begitu?" Lia balik bertanya.

"Setidaknya kamu punya seseorang untuk melindungimu dan menjagamu setiap waktu, Lia. Bukan cuma itu, Tio akan berhenti mengejarmu," ucap Alix.

"Dia tidak suka padaku, Alix! Gila saja," balas Lia kesal.

"Tau darimana dia tidak menyukaimu? Kenapa tidak mencoba untuk mendekatinya?" Alix kembali berbicara.

Lia menggeleng fruatasi. "Aku sudah dekat dengan dia, tapi dia hanya menganggapku teman, dia juga sudah punya pacar!" Kesal Lia.

"Siapa memangnya?" tanya Alix, penasaran dengan sosok yang membuat Lia tertarik.

Lia berdecak kesal menatap Alix tajam. "Kamu banyak tanya sekali, sudalah, memangnya kamu dan Fadil tidak ingin melindungiku?"

"Aku dan Fadil selalu melindungimu, tapi kami punya prioritas utama, kami sudah punya pasangan masing-masing," jawab Alix, meminta pengertin pada Lia, bahwa dia dan Fadil tidak akan selalu ada disisi Lia.

Lia menundukkan kepala dengan sedih, merasa bahwa semuanya telah berubah. Fadil memiliki Chika, Alix memiliki Zira, sementara dia masih sendiri. Lia tidak ingin dengan Tio, meskipun Tio kaya dan berkuasa, tetapi fisiknya tidak cocok dengan Lia. Pemuda itu tidak setampan pria yang selama ini dia idamkan. Rasanya seperti impian Lia hancur dalam sekejap.

"Kayaknya dua hari ini aku sibuk. Sepulang sekolah aku jadi guru bimbingan belajar, malamnya aku balapan. Tolong temani Zira ya," ucap Alix.

"Iya, tenang saja!" balas Lia.

"Titip Zira ya, Lia. Kalau ada apa-apa hubungi aku," kata Alix.

"Nanti istirahat ajak dia ke kantin, pastiin dia makan. Aku mau ke perpus ngerjain tugas-tugas yang belum selesai," ucap Alix, Alix memang sering bolos sekolah menyebabkan dia ketinggalan banyak tugas.

"Iyaa, astaga!" Gemas Lia.

"Yaudah aku mau jemput Zira, mau ikut gak?" Tanya Alix sembari beranjak dari tempat duduknya.

"Ikutlah!"
_______

"Sayang, kamu baik-baik didalam kelas ya, kalau istirahat ikut Lia. Aku banyak tugas yang belum di kerjain, kalau kamu ikut nanti bosen," ucap Alix setelah sampai didepan kelas Zira.

"Aku ikut kamu aja," ucap Zira, jujur dia tidak nyaman jika tanpa pemuda itu.

"Aku lama, nanti kamu bosen, biar cepet juga aku ngerjainnya," balas Alix.

Zira mengangguk dengan ekspresi wajah sedih.

"Jangan sedih, sayang." Ucap Alix.

"Aku usain ngerjain cepet deh, biar istirahat kedua kita ke kantin bareng," tambah Alix, sembari mengelus rambut Zira lembut. 

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang