Kalian kira hubungan Alix sama Lia akan lancar jaya? Tadinya aku mau simpan untuk diriku sendiri, apalagi kn genre nya Fantasi masih bisa di ubah Haha
_____________
Keduanya bertemu dengan perasaan canggung. Entah takdir atau kebutalan karena Alix dan Zira harus di pertemukan dikondisi mereka sedang bersama pasangan mereka.
Lia meremas tangan Alix, dia memberi kode pada pria itu bahwa dia cemburu.
Alix sadar kemudian menatap Lia yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Kita pergi, sayang," Alix mengusap tangan Lia berusaha menangkan wanita hamil itu.
Semenjak pertemuan itu, Lia selalu overthinking pada Alix. Bahkan tak sekali atau dua kali mereka berdebat mempermasalahkan Zira.
"Sayang, aku gak ada---"
"Kalau Zira belum nikah pasti kamu mau balikan lagi kan sama dia?" Lia menatap Alix dengan napas memburu. Emosi menguasainya. Perasaan kesal, marah, insecure menjadi satu. Terlebih Zira yang semakin cantik dan sehat, meskipun wanita itu tengah menggandung, sedangkan dirinya menjadi gendut.
"Astaga, Engga sayang, engga!" Alix meraih tubuh Lia dan dibawa kedalam pelukannya.
"Berhenti bepikir buruk," Alix mengusap punggung Lia lembut.
"Dia makin cantik, sedangkan aku gendut!" Lia menangis karena merasa kesal. Terlebih ini kehamilan kedua Lia, rasanya dia semakin tua saja.
"Aku gak suka! Aku gak suka Zira," Marah Lia.
Alix menghela napasnya kasar. Pria itu memaklumi kekesalan Lia karena tengah sensitif. Ibu hamil memang sensitif.
"Udah ya, kita tidur," ajak Alix kemudian melepaskan pelukannya pada Lia.
Lia menatap Alix serius. "Kamu yakin udah lupain dia?"
"Jangan mempertanyakan sesuatu yang membuat kamu sakit, Lia!" balas Alix.
"Yang harus kamu tau, aku cinta sama kamu!" Tegas Alix.
Lia semakin menangis karena tau jika Alix belum bisa melupakan Zira sepenuhnya. Lia semakin membenci sosok Zira.
Alix menghela napasnya kasar. "Kamu tidur, aku masih banyak kerjaan," suara Alix melembut.
Hari ini Lia banyak menangis. Alix yang melihat itu merasa hatinya teriris, tak tega melihat Lia begitu sedih. Sebelum pergi ke ruang kerjanya, Alix mendekati Lia dan membawanya ke dalam pelukannya, merengkuhnya dengan lembut.
"Sayang," bisik Alix lembut, sambil mengusap punggung Lia yang masih gemetar, "jangan overthinking, kasihan anak kita." Dia menatap Lia dengan penuh keyakinan. "Jangan insecure, aku nggak bakal balik lagi sama dia. Dia sudah punya kebahagiaan sendiri sekarang. Kamu nggak perlu mempertanyakan perasaanku untuk dia, karena yang harus kamu tahu adalah, i love you. Selalu." Alix mengecup kening Lia dengan penuh cinta, berharap kata-katanya bisa meredakan rasa cemas yang menyelimuti hati istrinya.
Semenjak kedatangan Zira, semua orang mempertanyakan perasaannya pada wanita itu. Alix merasa mereka tidak berhak tau, bahwa Alix memang masih menyanyangi wanita itu. Namun, Alix bahagia melihat Zira bahagia dengan pria pilihan wanita itu. Apakah hatinya sakit? Tidak.
Kemudian dia berjalan keruang kerjanya setelah menidurkan Lia.
________"Senang bisa bekerja sama, pak Alix!" Gama tersenyum ramah pada pria itu, yang katanya mantan sang istri. Gama akui, selain tampan, Alix juga begitu pintar dan bawaannya begitu tenang.
Alix mengangguk. "Mau makan siang bersama?" Tawar Alix.
"Boleh, kebetulan saya lapar," kekeh Gama.
"Kita akan makan di resto **** saya dan istri serta anak saya sering kesana. Makanan disana enak-enak," ucap Alix memberi tahu.
"Wahh, boleh-boleh," balas Gama tampak antusias.
Keduanya duduk berhadapan. Mereka makan dengan diselangi membahas kerjaan, tak ada satupun dari mereka yang membahas hal pribadi karena Gama maupum Alix tidak ingin suasana menjadi lebih canggung.
Drttt drtt drtt
Alix melirik handphone nya yang berbunyi. Disana terpangpang nama Lia dilayar handphonenya.
"Saya izin angkat telpon, pak Gama," izin Alix.
"Iya silahkan," balas Gama.
Alix memgangkat telponnya tanpa beranjak dari tempatnya.
"Sayang, ada apa? Kamu ada perlu sesuatu?" Tanya Alix.
"Cepet pulang, kalau lama aku susul!"
"Sebentar lagi aku pulang, tunggu ya. Ada yang mau kamu beli, hm?"
"Bawain aku rujak jambu, ay. Tolong ya. Sekalian Rora mau mochi,"
"Iya sayang, aku bawain. Kalau gitu aku tutup."
"Hm, cepet pulang!"
Alix pun mematikan handphoenya kemudian melanjutkan makannnya.
"Sepertinya istrimu begitu bucin," ujar Gama menatap Alix .
Alix terkekeh, seketika dia teringat istrinya yang begitu cerewet dan cemburuan. "Saya yang bucin sebenarnya."
Gama tertawa pelan. "Ngomong ngomong, kehamilan istrimu sudah berapa bulan?" tanya Gama.
"Beberapa minggu lagi akan lahiran," jawab Alix.
Sedangkan Alix tidak berniat bertanya balik, dia tidak ingin Gama ataupun Lia salah paham nantinya.
"Istriku baru 5 bulan, tapi perutnya sudah besar, apakah menurut anda itu kembar?" Tanya Gama meminta pendapat.
"bisa jadi," balas Alix seadanya.
Gama menepuk pelan pundak Alix. "Saya yakin dan percaya jika kalian sudah benar-benar move on. Tidak perlu canggung, Pak Alix," ucapnya dengan nada tenang.
Alix menatapnya sesaat sebelum menjawab, "Saya hanya menjaga perasaan istri saya," balasnya singkat namun tegas.
Tiba-tiba, Gama melirik ke belakang Alix dan melambaikan tangan dengan senyum. "Sayang, sini!" katanya, memanggil seseorang yang baru tiba.
Alix terdiam sejenak. Dia tahu persis siapa yang sedang Gama panggil. Detak jantungnya sedikit meningkat, meski wajahnya tetap tenang. "Saya pamit pulang. Istri saya sudah menunggu di rumah," ucap Alix tanpa menoleh.
Namun suara yang tak asing lagi terdengar di belakangnya. "Alix," sapa Zira lembut.
Alix berbalik sedikit, memberikan senyum sopan. "Hai, Zira. Saya pamit pulang duluan," ucapnya, mengangguk singkat pada Zira dan Gama.
Gama mengangguk, menyadari bahwa Alix tampak tidak nyaman. "Baiklah."
________Guys kalau ada yang mau lanjut baca nanti kalian bisa baca di karyakarsa, aku up bulan oktober. Kisah Alix dan Lia. Untuk Alix yang belum move on dr masalalunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/358789912-288-k996867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love (SELESAI)
Fiksi RemajaTernyata, pepatah "jangan terlalu benci nanti cinta" itu benar adanya. Seperti yang di alami Zira, awalnya dia sangat membenci Alix, namun perasaannya mulunak dan berubah menjadi cinta ketika dia menyadari jika Alix adalah laki-laki baik dan selalu...