Maaf, di chap sebelumnya ada kesalahan, seharusnya umur Alexa 11 tahun berarti kelas 5 sd. Sudah aku revisi🙏🏻
____"Dia ikut?" tanya Zira sambil menunjuk ke arah Lia.
Mood Zira tiba-tiba rusak ketika melihat bahwa Lia juga ikut ke pasar malam. Zira pikir hanya dirinya, Alix dan juga Alexa.
"Lexa yang mau, gakpapa ya," Alix mengusap kepala Zira.
"Lagian lo yang di ajak bukan gue, awalnya gue sama Lexa mau ke pasar malam terus ngajak lo sama Alix," sahut Lia, tampak kesal dengan respon Zira.
"Lia!" tegur Alix.
Lia berdecak kesal, memilih menuntun Alexa dan segera masuk ke dalam mobil, meninggalkan Zira dan Alix.
Alix menghela napasnya pelan, lalu dia dan Zira menyusul Lia untuk masuk ke dalam mobil. Suasana cukup canggung, namun untung saja Alexa memecahkan kecanggungan tersebut dengan candaan polosnya, meredakan ketegangan di dalam mobil.
"Nanti kak Alix sama kak Lia liburan ke bandung juga dong," celetuk Alexa.
"Oke, nanti giliran kak Lia kesana!" Balas Lia, mengusap rambut Alexa lembut. Lia dan Alexa memang sangat dekat, terlebih Alexa ingin seperti Lia yang cukup terkenal di dunia maya.
Zira melihat interaksi tersebut merasa iri melihat kedekatan Lia dengan keluarga Alix.
_______"Kalian saja, Kak Alix dan Kak Zira nunggu disana," ucap Alix, menunjuk tempat duduk yang tidak jauh dari tempat dimana Lia dan Alexa ingin naik kora-kora.
"Kak Alix gak seru! Masa cuma aku sama Kak Lia aja?" Kesal Alexa.
"Gakpapa, kamu naik saja bersama mereka, aku nunggu disana," ucap Zira, sembari memegan lengan Alix.
Zira memang takut untuk menaiki wahana kora-kora tersebut.
"Baiklah. Ingat ya, kamu jangan kemana-mana sebelum aku turun," ucap Alix, membuat Zira mengangguk setuju.
Kemudian Alix, Lia serta Alexa menaiki wahana kora-kora. Terlihat jelas jika wajah Lia maupun Alexa tampak senang.
"HUWAAAA!" Teriak Lia dan Alexa, saat wahana tersebut sudah mulai bergerak.
"Kak Liaaaa seruuuu sekali!" Riang Alexa.
"Alix, coba kamu teriak!" Ucap Lia pada pemuda yang duduk didepannya.
"Untuk apa?" Tanya Alix, terlihat malas. Sesekali mata pemuda itu melirik kearah Zira berada.
"Kita saja kak, Kak Alix tidak asikk!" Balas Alexa.
Akhirnya ketiganya turun setelah wahana tersebut berhenti. Alexa dan Lia tampak senang dan menikmati, tetapi tidak dengan Alix, sebab tadi dia melihat Zira mimisan.
"Are you okay?" Tanya Alix, setelah Zira berada didepannya.
Zira tersenyum tipis. "Kayaknya aku kecapean deh, aku pulang aja yaa," ucap Zira. Sejujurnya Zira merasakan pusing dikepalanya, tapi dia tidak ingin tau dan khawatir.
"Kita pulang," balas Alix, pemuda itu mana mungkin membiarkan Zira pulang sendiri, dengan kondisi yang tidak memungkinkan.
"Kak Alix, apaansi! Aku masih mau disini," kesal Alexa.
"Kak Zira sakit. Gimana kalau Lexa nginep di apartement kak Zira?" Tawar Alix.
"Lain kali kita kesini lagi," tambah Alix.
Alexa tampak berpikir, kemudian dia mengangguk setuju. "Boleh deh, nanti aku tidurnya bareng kak Zira ya!" Ujarnya begitu semangat.
Alix dan Zira tampak tersenyum mendengar ucapan Alexa.
"Boleh, sayang," balas Zira.
"Lia, kamu langsung pulang saja ya, nanti biar aku antarkan," celetuk Alix, menatap Lia.
Lia hanya mengangguk saja.
Karena jarak pasar malam dan apartement Zira cukup dekat, pemuda itu lebih dulu mengantar Zira dan adiknya. Sebelum itu dia membeli banyak snack untuk adiknya. Lalu setelahnya dia mengantarkan Lia.
"Alix," panggil Lia.
"Hm?" Alix melirik Lia sekilas kemudian kembali menatap kearah depan.
"Kamu tidak perlu membatalkan perjodohan kita," ucap Lia, terdengar serius.
"Kamu di ancam sampai bilang seperti itu, Lia? Mereka bener-bener ya," balas Alix tampak kesal.
Lia meremas bajunya menahan gugup. "Bukan Alix, tolong berhenti berpikir buruk tentang keluarga kamu termasuk tante Eva. Mereka sangat baik," ucap Lia.
Lia menghembuskan napasnya perlahan sembelum melanjutkan ucapannya. "Itu kemauan aku Alix, mereka tidak pernah memaksa aku. Mereka nekat jodohin kita karena aku menerima," ucap Lia, kemudian menunduk.
Alix memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang masih sedikit ramai orang. Kemudian tubuh pemuda itu menghadap Lia sempurna.
"Itu kemauan kamu?" Tanya Alix, kemudian Lia mengangguk.
"Itu karena kamu merasa berhutang budi Lia, tolong jangan lakukan itu! Kamu berhak bahagia bersama laki-laki yang kamu sukai," ucap Alix.
Lia mendongak menatap wajah tampan pemuda didepannya. "Itu kamu, Alix!"
"Lia, apa maksudnya?" Tanya Alix.
"Aku menyukai kamu," Lia kembali menunduk dengan tangan yang masih meremas bajunya. Perasaan gugup dan takut menghampirinya.
Disisi lain, Alexa tampak senang karena ternyata Zira begitu asik jika diajak bercerita.
"Sudah mengantuk?" Tanya Zira pada Alexa.
"Belum, aku lapar kakak!" Ucap Alexa sembari mengusap perutnya.
Zira tersenyum melihat itu. "Baiklah, aku akan membuatkan sesuatu yang enak untuk kamu," ucap Zira, kemudian beranjak dari tempatnya.
"Aku ikut!" Seru Alexa.
"Boleh, ayo!" Ajaknya.
"Kita sekalian buatkan untuk kak Alix," ucap Zira.
Keduanya begitu asik saat berkutat dengan alat dapur, terutama Alexa.
Berbeda dengan Zira, gadis itu merasakan hangat dihatinya melihat sikap Alexa, Zira merasa di terima.
___________Maaf yaa lama up nya🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love (SELESAI)
Teen FictionTernyata, pepatah "jangan terlalu benci nanti cinta" itu benar adanya. Seperti yang di alami Zira, awalnya dia sangat membenci Alix, namun perasaannya mulunak dan berubah menjadi cinta ketika dia menyadari jika Alix adalah laki-laki baik dan selalu...