Perfect love-16

693 28 2
                                    

"Sayang!" Panggil Alix dengan suara lembut, langkahnya melambat saat mendekati Zira. Hati pemuda itu berdenyut nyeri melihat Zira hanya diam, wajahnya terlihat murung. Terlebih keluarganya asik sendiri tanpa mengajak gadis cantik itu.

"Alix," Zira beranjak berdiri dengan langkah gemetar, lalu mendekati pemuda itu dengan tatapan yang penuh. Tanpa berkata sepatah pun, dia memeluk Alix dengan erat, tubuhnya gemetar karena kesedihan.

"Ada aku," bisik Alix, membalas pelukan Zira.

"Jangan playing victim deh, tadi Lia sudah mengajak gadis itu!" Celetuk Asri.

Alix melepaskan pelukan dengan lembut, tangannya menangkup wajah Zira dengan penuh kelembutan. Dia mengusap air mata yang mengalir di pipi Zira dengan lembut, mencoba menghapus bekas-bekas kesedihan yang tampak begitu nyata di wajahnya.

"Kita pulang aja yuk," ajak Alix.

"Pulang ke mana Alix? Rumah kamu disini!" Ujar Adeeva berjalan mendekat kearah sang putra.

"Alix, menginaplah," mohon Zira, dirinya tidak ingin Adeeva semakin membencinya karena Alix yang tidak menginap.

"Kamu juga, aku merasa khawatir jika kamu sendiri," balas Alix, dapat anggukan dari Zira.

Hati Adeeva merasa sakit melihat interaksi tersebut, dia seperti melihat Arga dan Monica. Terlebih cara Alix memperlakukan Zira persis seperti Arga memperlakukan Monica di masa lalu.

"Sayang, lebih baik kita tidur, biarkan anak itu," tiba-tiba Arga datang dan merangkul sang istri.

"Hati aku sakit," ucap Adeeva.

"Kita ke kamar ya, sayang," Arga menuntun sang istri untuk ke kamar. Arga tidak ingin Adeeva mengingat masa lalu yang akan membuatnya sakit.

"Tapi aku belum mengobrol dengan Alix," balas Adeeva

"Besok lagi, kamu istirahat dulu," ucapnya.

Mau tidak mau, Adeeva mengangguk.

"Tidur sama gue, Zira!" Ajak Lia pada Zira.

"Enggak, dia sama aku," balas Alix.

"Alix? Yang benar saja kamu!" Sahut Asri menatap cucu nya tidak percaya. Bagaimana mungkin mereka tidur bersama.

"Kami permisi," ucap Alix, lalu dia pergi bersama Zira ke kamar pemuda itu.

"Anak itu!" Kesal Asri.
__________________

Alix dan Zira berbaring di atas kasur yang nyaman, pelukan mereka erat seperti tidak ingin melepaskan satu sama lain. Cahaya lampu kecil di sudut ruangan menyebarkan kilau lembut.

"Kamu belum tidur?" Tanya Alix.

"Belum ngantuk," balas Zira.

Alix mengecup kepala Zira dengan lembut, menyampaikan kasih sayang yang begitu dalam dan tak terucapkan.

"Alix, jangan tinggalin aku," Zira melonggarkan pelukannya dan mendongak menatap Alix.

"Aku tidak akan meninggalkanmu," balas Alix.

Zira dengan lembut mendekatkan wajahnya dengan wajah Alix, matanya penuh dengan cinta yang tak terkira. Dia mencium bibir pemuda itu dengan penuh gairah, merasakan getaran kehangatan yang meluap-luap di antara mereka. Alix, tanpa ragu-ragu, membalas ciuman itu dengan penuh kelembutan dan hasrat yang sama, mengikuti aliran cinta yang mengalir di antara mereka.

Dengan lembut, Alix memutar tubuhnya sehingga berada di atas, tanpa melepaskan ciuman yang penuh gairah dan kasih sayang.

"Shh Alix," desahan kecil keluar dari mulut Zira saat tangan Alix sudah mulai kemana-mana.

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang