Perfect love-20

793 41 11
                                    

Di apartemen Zira, semuanya berkumpul untuk membahas liburan besok. Alix menyandarkan tubuhnya di sofa sambil berkata, "Snack dan minuman bisa ambil sendiri, gue males."

"Asiapp! Kuy, bantuin gue!" Dia menarik kerah baju Hendra, meminta bantuan untuk mengambil snack.

"Jangan ngelunjak lo kalau ngambil," celetuk Fadil tau tabiat keduanya yang suka sekali gratisan.

"Bacot lo ah," balas Hendra.

"Zira mana?" Tanya Chika saat tak mendapati Zira.

"Tidur," balas Alix.

"Habis ngapain lo sampe Zira masih tidur?" Tanya Andre menatap Alix penuh selidik.

"Paling grepe-grepe dikit," celetuk Fadil menatap Alix menggoda.

"Sialan lo!" Alix melempar bantal kecil kearah Fadil yang langsung di tangkis pemuda itu.

"Bener kan? Ngaku lo! Lihat tuh leher lo merah-merah," balas Fadil kemudian tertawa.

"Anjirr agresif juga si Zira," sahut Andre.

Tak lama Hendra dan Uben datang membawa semua snack dan minuman yang ada di dalam kulkas.

"Lo pada mau ngerampok?" Tanya Alix kesal melihat kelakuan keduanya.

Keduanya menyengir. "Yaelah, gapapa kali."

"Serah deh, cuma lo jangan makan salad, itu punya Zira," balas Alix kemudian.

Tak lama kemudian, Zira tiba dengan penampilan cantik dan segar.

"Sini duduk," Alix menepuk tempat disebelahnya.

Zira duduk disebelah Alix lalu menyandarkan kepalanya di pundak pemuda itu. Entah kenapa dirinya merasa sangat lemas dan tidak bertenaga.

"Zira," panggil Chika tampak bersemangat.

Zira menoleh kearah gadis itu, Zira tidak mengenalnya karena mereka beda kelas dan jurusan, hanya saja dia pernah mendengar jika Chika pacarnya Fadil.

"Iya?"

"Ternyata lo dilihat sedeket ini cantik banget, lo tau gak? Cowo-cowo dikelas gue pada ngomongin lo," ujarnya, entah kenapa Chika seperti ingin berteman dengan sosok Zira.

Alix yang mendengar itu sontak menatap Chika, perasaan kesal, cemburu menyelimutinya saat ternyata banyak laki-laki lain yang membicarakan kekasihnya.

"Tenang bro!" Celetuk Uben.

"Bicarain apa emang?" Tanya Lia, yang akhirnya buka suara setelah sekian lama hanya diam.

"Ya gitu, ngehaluin si Zira pacarnya lah, mau nikung Alix di sepertiga malamlah," balas Chika kemudia tertawa disusul yang lainnya terlebih melihat wajah Alix yang tampak kesal.

"Saingan lo yang deket sama Tuhan, Lix!" Ujar Fadil, yang masih tertawa.

"Gimana kalau doanya nembus langit terus si doi login hahaha!" Sahut Hendra.

"Sialan lo!" Kesal Alix.

Zira tersenyum geli melihat wajah Alix yang begitu jelas cemburu. Tangan Zira menggenggam tangan Alix menenangkan pemuda itu.

"Katanya mau bahas soal besok kok malah bicarain yang gak penting," celetuk Lia.

"Eh-eh nyemelin gini kagak kenyang mending kita pesen ajalah," Ujar Andre menatap teman-temannya.

"Oke aja gue mah," balas Uben.

"Kuy, lapar juga gue," ucap Hendra.

Lia berdecak merasa jika ucapannya di kacangi. 

Perfect love (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang