42. Silent But Care

848 45 6
                                    

" Nyari Yang baik mudah, tapi nyari yang paham dan ngerti kita itu sulit"

*

*

*

*

*

_________________________

"Evan, jalannya pelan-pelan bisa, ini bukunya berat tau". Keluh Ina menenteng buku-buku bekas yang masih layak dibaca.

Pasalnya sejak Ina menutup pintu tempat bekerjanya, Evan langsung melesat pergi tanpa menunggu Ina, setelah mendapat penolakan dari gadis itu saat ia ingin membantu Ina membawa bawaannya.

"Iihh Evan ngeselin banget sih".

Evan menghentikan langkahnya, lalu menoleh kebelakang menatap jengah kearah Ina yang berjalan kearahnya dengan sangat lambat.

"Kamu mah main tinggal-tinggal aja, gak sweet banget jadi cowok".

Tanpa menghiraukan perkataan Ina, Evan mulai melangkahkan kakinya lagi, Ina berusaha menyeimbangkan langkah mereka, tapi tetap saja tertinggal.

"Van tungguin aku, kamu gak berniat ninggalin aku kan". Ina menyusul Evan yang saat ini masih berbaik hati menunggunya didepan sana.

"Lelet". Ucap Evan Singkat tapi nyelekit.

"Maaf Van, bukunya berat soalnya, lagian kamu juga jalanya cepat banget aku susah ngimbanginnya". Ina meminta maaf memilih mengalah, padahal tidak ada yang salah, karna ujungnya ia akan kalah jika berdebat dengan Evan.

"Tadi aja bilangnya, "gak papa Van aku bisa sendiri, nanti tangan kamu sakit". Sekarang malah ngeluh". Sindir Evan menirukan gaya bicara Ina.

"Ya kan tadi cuma basa-basi evan, setidaknya kamu effort dikit lah, ini Malah langsung ninggalin gitu aja".

Evan yang malas berdebat dengan ina, tanpa basa-basi langsung mengambil alih buku-buku yang berada ditangan gadis itu lalu berjalan menuju rest area tempat motornya berada. Ina yang masih terdiam segera menyusul Evan, kemudian tanpa malu menggandeng tangan Evan yang tidak memegang apa-apa.

"Nah, gitu kek dari tadi". Ina menautkan jari tangan mereka.
"Hehe, aku genggam ya, soalnya kasian kalau tangan kamu yang satunya dianggurin, nanti cemburu dianya".

Evan hanya membiarkan apa yang gadis itu lakukan hingga sampai didepan motornya. Ina mengambil alih helm yang Evan berikan kemudian berusaha menaiki motor Evan yang cukup tinggi baginya, karena motor yang evan gunakan saat ini cukup tinggi tidak seperti motor yang biasanya Evan gunakan.

"Kalau gak bisa itu bilang, gak ada salahnya meminta bantuan orang lain". Ucap Evan bersuara saat melihat Ina yang kesusahan.

Evan menjulurkan tangannya untuk membantu gadis itu menaiki motornya, dan tanpa menolak Ina langsung meraih tangan Evan lalu berhasil duduk diatas motor tersebut.

"Hehe makasih Evan".

"Pegangan, gue mau ngebut".

Tanpa basa-basi Ina langsung memeluk pinggang Evan erat dan memasukan tangannya kedalam saku Hoodie yang Evan kenakan. Selama diperjalanan Ina memilih diam menikmati langit yang tampak cerah tanpa dihiasi bintang-bintang.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang