Dari awal akan aku katakan,
Aku menyukai nya bukan karna fisiknya,
Melainkan karna sifatnya yang terlihat biasa saja, tapi memperhatikan segalanya.*~VANA~*
___________________________
Sejak pagi mood ina sudah dibuat buruk. Saat sedang enak enaknya mandi, air dirumahnya malah mati. Untung saja busa diselurh badannya sudah hilang.
Lalu saat hendak kebawah, HPnya malah kehabisan daya, padahal udah ia charger semalaman tapi akibat stok kontak yang tidak dihidupkan semuanya jadi sia sia.
Ina menghembuskan nafasnya jengah,setelah memasang hoodie hitam kesayangan nya, ina menuruni tangga menuju ruang makan dimana kelurganya berkumpul.
"yaampun na, kusut banget muka kamu, udah kayak baju baru diangkat. Apa perlu buna setrika in tu muka biar rapi". Kata buna liya menjahili anaknya itu.
"kenapa lu?". Tanya kia
"huhhh, gak papa". Kata kata lumrah yang diucapin ciwi ciwi.
"Buna aku berangkat dulu ya, sarapannya nanti aja disekolah".
Usai meminum susu yang buna nya berikan kia berkata,"oke, karna hari ini gue baik, gue anterin, sekalian kekampus".
Tin..tin..
"Gak usah kak, aku udah pesan ojol tuh udah sampai, luan yah".
•
•
•
Sial.... Batinnya, kenapa pagi pagi begini jalan udah macet, apsenya lagi rintikan air mulai terasa dikulit, menandakan bumi sebentar lagi menangis, tau gini ia terima tawaran kakaknya tadi.
Yah akibat itu ina datang kesekolah dalam keadaan basah kuyub. Untung nya ia tidak telat.
Berjalan dikoridor sekolah yang tampak ramai, bersedekap dada, dengan earphone yang selalu bertengger ditelinganya mengabaikan tatapan iba yang diarahkan kepadanya.
Setelah samapai didepan pintu kelas, lagi lagi semua atensi mata mengarah kepadanya. Ina menatap jengah ia paling tidak suka penjadi pusat perhatian. Berusaha mengabaikan, ina memasang wajah temboknya berjalan menuju kursinya.
"Yampunn inaaa!!".
Suara teriakan dari arah belakangnya. Sepertinya ia tau itu siapa. Berbalik kearah tersebut kedua bahu ina langsung dicengkram orang tersrbut.
"aduh aduh aduh, ini kenapa bocil gue bisa basah begini, mandi hujan ya lu". Heboh wawa mengusap wajah ina dengat tisu.
Menghiraukan pernyataan wawa ina berucap," Udah selesai acara keluarga kamu, kirain hari ini masih berlanjut, kan soalnya hujan".
Yah alasan wawa tidak masuk sekolah adalah alasan klasik para murid saat sedang malas kesekolah.
Wawa menyengir,"Lu jangan buka kartu dong". Bisik wawa.
Memutar matanya jengah ina kembali lagi kerencana awalnya, yaitu tempat duduknya.
Saat berpapasan dengan manik mata evan, ina langsung mengubah wajahnya, lalu tersenyum manis kepada evan. Evan mengerutkan dahinya, ada saja tingkah aneh yang dilakukan gadis satu ini, bisa bisanya datang kesekolah dalam keadaan mengenaskan seperti itu.
Setelah melewati meja evan, mukanya langsung bertransformasi kembali menjadi datar. Ina duduk dan langsung menelungkupkan kepalanya diatas meja.
"Hubungan lu sama evan gimana na, ada peningkatan gak?". Tanya patner sebangkunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VaNa(ON GOING)
Ficção Adolescente"Capek boleh, nyerah jangan. Cobalah istirahat sejenak, terkadang berjuang juga butuh tenaga". Itulah prinsip Heldaina Putri arkia, Gadis Cantik berwatak baik. Yah "Ina" adalah orang yang Baik bahkan terlalu baik, ia bisa menjadi introvert namun jug...