2. EVAN SAPUTRA

2.1K 61 0
                                    

Setelah sampai didepan kelas yang bertuliskan X IPA 1 didepan pintu tersebut, ina langsung saja masuk. Terdengar dari grasak grusuknya kelas tersebut menandakan bahwa para murid sedang asik mengatur tempat duduk yang mereka inginkan.

Dari arah dalam wawa langsung saja menghampiri ina,"Ina lu dari mana ajasih, gue tungguin juga dari tadi" untung belum ada panitianya".

"hehe, tadi ada sedikit tragedi..lagian kamu sendiri juga main lari lari aja, mana larinya cepat banget lagi".

"eh wa, ini ya yang lu cariin dari tadi" sahut seseorang dari arah belakang.

"Iya nih dia anaknya, kenalan dulu dong, ina ini Rifani panggil aja fani"
Fani mengulurkan tangannya.

RIFANI ANASTASYA, Kalau dilihat dari awal pertemuan sih, seperti perempuan kalem pada umumnya, tapi jangan salah kira dia adalah pengumpul gosip ternews dan terupdate. Sifatnya yang friendly memudahkannya mencari informasi. Karna sifat dan tampangnya juga ia banyak digemari para kaum adam.

"ooh iya kenalin Heldaina, panggil aja ina" menyambut uluran tangan fani.

"Eh wa, kamu duduk dimana? Aku duduk sama kamu yah"

Wawa menggaruk tengkuknya."waduh na, gue udah duduk sama fani, tuh dimeja ujung paling depan tapi tenang aja gue udah siapin tempat duduk untuk lu disamping kanan gue".

"aaa yaudah gapapa, lagian aku gak suka duduk didepan hehe, aku duduk dibelakang aja ya wa,fan".

"Lah kok duduk dibelakang sih na, padahal kan kami dah wanti wanti kalau ada yang mau duduk disitu".sahut fani

"iya lu mah, lagian enakan juga didepan bisa fokus kalau guru jelasin, apalagi kalau yang jelasin bening beh sekalian cuci mata, liat papan tulisnya juga jelas".

Yah ina bukanlah termasuk golongan siswi pintar yang ambis akan nilai, ia bahkan menganggap gelar juara kelas berturut turutnya hanya hoki semata.
Belajar tak pernah serius tapi ngerjain ujian selalu berjalan dengan mulus.

"Gak dulu deh, enakan dibelakang soalnya bisa tidur. Aku kebelakang yah".Menyusuri jajaran bangku ina berhenti dibagian kursi nomor dua paling belakang yang terdapat seorang siswi bername tag Salsabila".

"Aku duduk disini ya bila, disini gak ada orangkan" pinta ina kepada bila.

SALSABILA, Mungkin akan menjadi salah satu teman akrab ina dikelas, selain wawa dan juga fani. Gak banyak bicarasih anaknya.

"Oh iya silahkan, duduk aja gue sendiri kok". Sahut billa

ina langsung saja duduk, dan menelungkupkan tangannya serta kepalanya diatas meja. Tentu yang sering melakukan ini pasti tau apa yang akan ina lakukan.
"Nanti kalau ada panitia bangunkan aku yah",pinta ina pada bila.
Yah benar sekali Tidur.

Setelah banyaknya basa basi, para panitiapun masuk kekelas.
"Ina, bangun na ada panitia". Bisik bila yang ia hiraukan.

Menghampiri papan tulis, lalu menuliskan "SELAMAT DATANG"
itulah yang dilakukan panitia tersebut. "Oke, langsung saja perke-".

"Maaf telat".

Masuk dengan santainya, dengan tangan dimasukan kedalam saku celana itulah yang dilakukan siswa yang baru datang tersebut.
Duduk dibagian kursi depan nomor dua, tepat dibelakang wawa dan fani.

Panitia tersebut mendengus kesal,
"Baiklah kali ini kami toleransi, lain kali jangan diulangi. Oke lanjut yang tadi perkenalkan nama saya Fransisco dan rekan saya Dina, panggil aja kak sisco dan kak dina, kami disini akan memandu kelas ini selama masa MPLS". Jalas kak sico

"Baiklah sebagai peringatan buat kamu, silahkan perkenalkan diri kedepan".Tunjuk kak dina kearah siswa yang telat tadi.

Mendengar intruksi maju kedapan, Ina langsung saja menegakkan badannya dan menghadap kearah depan. Matanya mebola melihat siswa cowok yang menolongnya tadi sudah berdiri didepan papan tulis.

"Nama gue EVAN SAPUTRA". Katanya singkat.

Yah dia EVAN SAPUTRA, yang mungkin akan menjadi tokoh utama yang bertahta dihati ina, Dingin, berparas tampan bak dewa yunani, abai dengan lingkungan sekitar, otaknya dipenuhi dengan game, lebih sialnya lagi dia pintar, sesempurna itu Mahluk bernama Evan saputra ini. Dari awal masuk aja sudah banyak yang menempatkan hatinya kepada evan. Sepertinya saingan ina akan banyak.

Siswa siswi yang lainpun tercengang, ada yang kagum akan penampilanya, ada juga yang menunggu kelanjutan perkenalan dirinya.
1 detik..
2 detik..
3 detik..
Namun tidak ada kelanjutannya
"Udah gitu doang". Tanya kak sisco

"haha, gak papa semua punya caranya sendiri, kamu bisa kembali ketempat". Sela kak dina tertawa canggung.

"Baik, kita lanjut kesiswa lainnya"
Setelah banyaknya episode perkenalan kamipun diizinkan untuk beristirahat. "Setelah ini kalian akan menjalankan tugas sebagai siswa MPLS selama tiga hari, bisa dipahami adiks adiks".

"Kalian bisa istirahat".kata kak dina.

~~•~~

Para murid berhamburan keluar kelas, wawa dan fani menghampiri ina, "na kantin yuk". Kata wawa

"eh enggak dulu deh, kalian aja aku mau dikelas dulu" alibi ina.

Sebenarnya ada misi lain yang ingin ia lancarkan. Lagian jiwa extrovert ina sudah terkuras habis akibat perkenalan diri tadi. Sepertinya ia sedang lelah setelah berdrama menjadi peran siswa yang senang digemari orang orang.

"Jadi lu gak makan gitu?". Tanya wawa.

" Tadi udah, gak papa kalian aja udah sana pergi nanti makanannya keburu habis". Melirik evan yang sedang duduk di pojok kelas sambil bermain game tebaknya, karna evan memiringkan HPnya menggunakan earphond dan bergumam tidak jelas.

"Yaudah kita deluan ya na, kalau mau titip chat aja ya". Kata Fani meninggalkan ina dan bila ditempat.

"Bila, aku mau tanya dong. Kamu pernah pacaran sama orang gak".

Bila yang sedang menyantap bekalnya pun terhenti sejenak, sambil memikirkan apa yang baru saja ina katakan.

" pernah, kenapa emangnya lu lagi suka sama orang ya".

"Iya, tuh sama evan, kayaknya aku falling in love pada pandangan pertama deh hahahah". Jujur ina yang merambat ke bego. Karna apa, hampir semua orang yang berada dikelas mendengar perkataan ina tersebut, bahkan bilapun tersedak kenapa ia yang merasa malu. Untungnya ini kelas sepi.

Yang ada dibenak teman teman sekelasnya itu, berani sikali tuh cewek mengatakan hal tersebut yang berpotensi didengar orangnya langsung. Ia mungkin tidak sadar atau sengaja memberi kode.

"kayaknya aku harus minta nomornya yah, buat kenalan sama orang tuanya, mumpung dia lagi sendiriankan".

"soalnya ada yang bilang dekatin orang tuanya dulu baru anaknya Iyakan bil".

Baru saja ingin mengatakan sesuatu, ina udah keburu pergi menghampiri evan tersebut.

"Hai..

_______________

Gimana - gimana agak prik gitu yah, hahah tapi semoga bisa dinikmati yah. Selamat membaca
Salam pemula!

Tbc.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang