29. Apa lagi

933 49 36
                                    

Untuk bahagia
Tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai manusia, cukup apaadanya dan cintai diri sendiri.

*

*

*

*

*

____________________________

Di sisi lain

"Permisi buk". Kata evan mengakat tangan.

"Iya, ada apa evan". Tanya buk meta.

"Izin cek keadaan ina dilapangan buk". Kata evan berjalan menuju buk meta.

"Loh kenapa, emang kamu siapanya ina, oh ibu tau, kamu pacarnya yaa makanya kamu khawatir". Goda buk meta, yang langsung disorakin penduduk kelas.

"Bukan buk, evan mah udah punya pacar, rara pacarnya". Teriak salah satu siswa, lalu mereka kembali bersorak menggoda evan.

Evan yang disorakin hanya memasang wajah datar, sedangkan rara malah ikut bersorak heboh.

"Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai wakil ketua osis buat memastikan setiap siswa/wi menjalankan hukuman yang diberikan". Kilah evan santai, yang mendapat tatapan julid dari buk meta.

"Alasan kamu bisa aja, okok pastikan anak itu menjalankan hukumannya ya". Kata buk meta memberi izin.

Setelah mendapat izin, evan membungkuk setengah badan, lalu pamit pergi, mengabaikan kehebohan teman-temannya itu.

Evan memasukan salah satu tangannya kedalam saku celana, selama berjalan dikoridor sekolah, banyak tatapan memuji yang diarahkan padanya.

Popularitas evan semakin meningkat saat evan memasuki organisasi osis disekolahnya dan ia terpilih menjadi waketos akibat paksaan dari para murid. Ditambah evan yang mengikuti eskul basket membuat evan dikenal satu penduduk sekolah.

"Evann!". Teriak seseorang, yang membuat langkah evan terhenti.

"Mau kemana van?". Tanya gadis itu.

"Ngapain diluar kelas? bukanya udah masuk, lu sebagai ketua osis harus memberi contoh yang baik". Ucap evan yang taat aturan, mengabaikan pertanyaan gadis itu.

"Eh, gue dari toilet, gak sengaja liat lu, jadi gue panggil deh, lu sendiri ngapain diluar kelas, bukannya kalain pelajaran buk meta ya?".

"Gue mau ngecek siswi yang dihukum". Kata evan lalu melanjutkan langkahnya menuju lapangan.

"oh, ada yang dihukum? Gue ikut deh". Kata gadis itu mengikuti langkah evan, evan membiarkannya saja.

Saat sudah berada dilapangan, mereka tidak mendapati seorangpun disana. Evan hanya memasang ekspresi datar menatap lapangan itu, tapi sebenarnya pikirinya sudah kemana-mana, memikirkan kemana ina pergi, tingkah apalagi yang akan gadis lakukan.

"Gak ada tuh, mana yang dihukum van". Tanya gadis yang mengikuti evan itu.

"Oh kayaknya dia kabur deh, wah gawat nih, harus laporin ke bk". Lanjutnya saat tidak mendapat respond dari evan.

"Lu mending balik kelas, soal ini biar gue yang urus". Tegas evan tidak ingin orang lain ikut campur.

"Wah gak bisa gitu van, jangan ngadi ngadi lu, orang gue ketosnya, masa gue diam aja, yuk ke ruang bk". Kata gadis itu menentang lalu berancang menuju ruang bk.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang