Tidak bicara.
Bukankah, hening itu memekakan telinga?, bukan sebenarnya bukan pekak tapi muak, muak dengan keributan yang hanya didengar oleh diri sendiri.*
*
*
*
*
__________________________
Malam sudah berganti pagi, kicauan burung-burung dari balik jendela terdengar bak melodi yang menggema. Tak seperti hari-hari sebelumnya, saat ini ina sudah sangat siap untuk menjalani segala hal yang sudah menunggunya dimasa depan.
Sesuai rencananya kemarin, ina akan seberusaha mungkin agar tidak membebani kia. Gadis itu tersenyum menatap dirinya dikaca.
"Nah kan udah siap, okeyy tinggal berangkat sekolah deh". Ucap ina semangat.
"oalah hampir lupa, aku harus bawa baju ganti nih, biar gak ribet". Gumamnya sambil memasukan baju kedalam tasnya.
"Okeyy, mari kita turun".
Baru saja ina memegang gagang pintu, namun gagang itu bergerak sendiri. Kia muncul dari balik pintu dengan ekspersi takjub.
"Widihh, gue kira lu belum bangun na, baru aja gue mau bangunin". Kata kia sedikit teriak.
"Hehe, iya kak". Jawab ina cengengesan.
"nah, gini baru adek gue, yaudah yuk kebawah, sarapan dulu". Ajak kia, menarik tangan adiknya.
"Anu, gak usah deh kak, ina bawa bekal aja, soalnya ina mau berangkat cepat kesekolahnya".
"Kenapa? Lu masih lamakan masuknya".
"I-iya kak".
"Oh atau lu mau cabut lagi ya!?, gue gak mau lagi ya na dengar lu cabut-cabut gitu".
"Enggak kak, ina benaran mau berangkat pagi, janji kok gak cabut, lagian ina disuruh guru bk buat bersihin toilet gara gara cabut itu". Alibi ina meyakinkan kia dengan wajah memelasnya.
"Bagus deh lu dihukum, ini yang terakhir ya, awas aja gue dengar lu cabut lagi bahkan sampai di skors, habis lu". Ancam kia, yang ditanggapi senyuman jahil oleh ina.
"Siap bos, okedeh kak ini bekalnya kan, ina pergi dulu ya babay". Kata ina berlari menuju pintu depan, namun baru saja membuka pintu, wajah yang tadi sumringah berubah menjadi panik saat ina melihat evan yang duduk anteng diatas motornya sambil memainkan hp.
Sepertinya evan sedang menunggu dirinya fikir ina, evan yang sadar saat ditatap langsung menoleh kepada ina, lalu memasukan hpnya kedalam saku celana. Evan bersedekap dada saat ina berjalan kearahnya.
"Eh evan, udah lama gak ketemu, apakabar". Ucap ina basa basi. Yang terdengar bodoh ditelinga evan.
"Semalam pergi kemana?". Tanya evan, mengabaikan pertanyaan itu.
"hah? Engak, gak kemana-mana kok". Jawab ina cepat.
"Kenapa cabut? Bagus begitu?". Katanya lagi, yang terdengar seperti sindiran bagi ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
VaNa(ON GOING)
أدب المراهقين"Capek boleh, nyerah jangan. Cobalah istirahat sejenak, terkadang berjuang juga butuh tenaga". Itulah prinsip Heldaina Putri arkia, Gadis Cantik berwatak baik. Yah "Ina" adalah orang yang Baik bahkan terlalu baik, ia bisa menjadi introvert namun jug...