49. Ina kenapa

827 41 7
                                        

"Mau ditemani sampai mana, sampai ketemu yang terbaik, atau kita sama-sama jadi yang terbaik"

*

*

*

*

*

_____________________________


Setelah menyelesaikan nyanyian, Ina fikir Evan akan langsung menghampirinya, namun dugaannya salah, ternyata Evan malah menghampiri gigi dan panitia lainnya, dan malah asik mengobrol.

Mood Ina kembali buruk, kenapa Evan malah main tarik ulur perasaannya, Ina menatap fokus kearah Evan, banyak yang ia fikirkan tentang apa yang sebenarnya Evan rasakan, kenapa Evan begitu peduli padanya, apa Evan menyukainya, jika tidak bagaimana cara membuat Evan menyukainya, apa memang harus berdasarkan rasa kasihan selamanya, kenapa Evan begitu Sulit untuk Ina pahami.

"Evan emang kayak gitu na, tapi gue yakin dia beneran suka sama lu". Kata billa yang duduk tepat dibelakangnya, membuat lamunan Ina buyar.

"Maksud kamu?".

Wawa dan Fani hanya menyimak, sedangkan Rara sudah memasang telinga nya tajam.

"Ya maksud gue , walaupun hubungan gue sama dia terkesan biasa aja, tapi cukup berjalan kurang lebih satu tahun, dan kurang lebih juga gue tau sifat dan sikap Evan gimana".

"Emang gimana". Tanya Ina siaga satu.

"walaupun cuek, dia tetap perhatian, lu tau sendiri kan kalau evan termasuk orang yang gak bisa nunjukin perasaannya, makanya lu yang sebagai pasangan nya harus bisa ngerti".

"Beh, diajarin gak tuh". Kata Rara memanasi.

"Kasi tau aku dong, sifat Evan pas sama kamu gimana". Seru Ina, Billa diam sesaat untuk mengingat.

"Biasa aja sih". Jawabannya singkat.

"Emang iya?".

"Enggak si kalau kata gue bil". Rara ikut berkomentar tertarik dengan topik mereka. "Nih ya gue kasi tau, waktu si Evan dan Billa resmi jadian, Saat itu juga Evan mulai mantengin lu, ya walau dari jauh sih". Rara mulai menceritakan. "Oh atau mungkin sebelum, kayaknya lu first love nya Evan deh bill". Celetuk Rara sok tau

"Asal, tau darimana lu?". Tanya Billa mengelak, sedang kan Ina fokus mendengar.

"Tau dari mana gue? Ya tau lah, kan gue always barang Sama tu bocah, jadi tau dong gue, lagian cuek-cuek gitu si Evan itu sering curhat tau ke gue, bosan gue dengernya". Kata Rara kesal.

"Emang curhat apa, pernah gak curhatin orang yang dia suka, aku misalnya?". Tanya Ina pede.

"Dih narsis ya lu, pantes Evan sering ngeluh kegue".

"Hehehe". Ina hanya membalas dengan kekehan.

"Eh lanjut dong ceritanya". Kata Ina mengalihkan topik.

"Apa sih na". Kata billa memilih pergi meninggalkan mereka dan menghampiri Nafi yang tengah asik sendiri.

"Nah itu dia tu na, sifat Billa yang cuek itu yang buat dia gak bisa masuk ke hati Evan kayaknya". Kata Rara setelah Billa pergi.

"Dulu tuh ya, Evan itu walaupun gak suka sama sibilla itu tapi kalau kemanapun Billa mau pergi pasti dianterinnya, bahkan kayaknya mereka sering habisin waktu berdua walaupun cuma sekedar diam-diaman aja, ya mau gimana lagi toh sama sama cuekan, lagian sama-sama gak punya teman juga".

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang