37. Diluar Ekspektasi

856 42 8
                                    

Cintailah orang yang cintanya lebih besar darimu,
Maka kamu akan tau apa arti cinta sesungguhnya.

*

*

*

*

*

___________________________


"Evan gimana ulangannya?."Tanya Ina langsung menuju meja Evan setelah pak Hendrik keluar.

"Biasa aja". Jawab Evan singkat yang tengah fokus dengan hpnya.

"pake nanya lu na, kalau soal pelajaran Evan mah pasti gak akan diragukan lagi sih, pasti nilainya bagus". Jawab fani ikut nimbrung.

"Hehe basa-basi doang fan".

"Ulangan lu gimana na, lu kan banyak ketinggalan materi". Tanya Fani.

"Aman, soalnya aku ada dekingan". Tunjuk Ina ke Evan.

"Lu nyontek?". Tanya Fani memicingkan matanya. "Serius seorang Ina nyontek!".

"Heh enak aja, aku lebih milih dihukum dari pada nyontek". Ngegas Ina tak terima.

"Ya terus gimana".

"Evan kasi aku materi yang udah dia rangkum, jadi mempermudah Ina yang Pintar ini buat belajar". Sombong Ina, membuat Fani melempar penanya kearah Ina, namun berhasil ditangkis.

"What cil!?, lu sama Evan benaran jadian!". Heboh wawa yang tiba-tiba teriak, Fani meringis mendengar terikan Wawa. Untungnya saat ini kelas dalam keadaan sepi.

Ina langsung antusias mendengar pertanyaan wawa, ia mengambil tempat duduk disebelah Evan yang masih asik dengan dunianya.

"Tau dari mana wa?". Tanya Ina sok lugu.

"Ini gue liat berita di akun lambe galaxi, sumpah kaget gue na, lu serius na?".

"Widih asik nich, Van kita viral Van". Riang Ina bertepuk tangan. "Iya bener kok itu, kalau gak percaya tanya aja sama Evan". Ucap Ina sombong.

"Lu beneran jadian sama nih bocil Van, gak salah tuh? Mending lu pikir 1000 kali dulu deh". Canda Wawa menjahili Ina.

"Lah Emang aku kenapa?". Heran Ina tak terima saat Wawa seolah tak mempercayai nya. "Evannn jawab dulu pertanyaan Wawa, dia gak percaya soalnya ". Ina merampas hp evan, saat Evan yang terlihat acuh dengan kehadiranya.

"Ck, iya". Jawab Evan singkat , lalu beralih fokus ke laptopnya.

"Tuh Evan bilang iya wa, jadi kamu harus percaya". Ucap Ina sinis menatap Wawa.

"Iya deh gue percaya, damai na damai". Peach Wawa ke Ina. "Yaudah kantin yuk, laper nih gue". Ajak Wawa  mengubah topik, ia menarik tangan Ina dan Fani.

"Kalian aja wa, nanti aku nyusul". Tolak Ina melepaskan tangannya, melihat Evan yang masih fokus dengan kegiatannya.

"Ngapain Van, sibuk banget kayaknya". Tanya Ina merapatkan diri saat Wawa dan Fani sudah pergi.

"Organisasi". Jawab Evan singkat. Ina hanya mangut-mangut mendengarnya. Ia memilih diam membiarkan Evan fokus. Namun hanya beberapa menit Ina sudah dilanda rasa bosan.

"Van laper gak? Kantin yuk".

"Gue kenyang".

"Tapi aku gak liat kamu makan tuh, mending kita kekantin dulu, ntar keburu masuk". Alibi Ina, sebenarnya ia yang merasa lapar. "Ayoo Van". Paksa Ina menarik tangan Evan.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang