48. Evan Buaya

777 38 11
                                    

*

*

*

*

*

___________________________


"Cepetan turun, ngapain bengong". Kata Evan setelah memarkirkan motornya di depan rumah Ina.

"Eh iya maaf, tungguin ya Van".

"10 menit".

Mendengar perkataan Evan Ina langsung bergegas masuk kerumahnya untuk bersiap-siap.
Dress code mereka tidak ditentukan dengan Ina yang mengenakan baju dres biru donker  dengan kaos putih didalamnya.

Setelah siap dengan penampilannya, Ina melirik jam, dan segera keluar dari kamar. Ina menuruni tangga dengan buru-buru, dan berlari menuju pintu keluar.

Ina memelankan langkahnya saat melihat Evan yang tengah berbicara dengan kakaknya. Setelah selesai berbicara kia langsung menuju mobil dan pergi meninggalkan perkarangan rumah mereka.

Evan melirik jam Saat menyadari Ina sudah berada dihadapan nya, kemudian Evan bertepuk tangan, yang membuat Ina menatap bingung kearah Evan.

"Nice, tepat waktu". Singkat Evan menjelaskan.

"Oh jelas dong, Ina gitu loh, anti yang namanya telat".

"Anti telat tapi pernah bolos". Sindir Evan memasang helm.

"Hehe, khilaf pak".

"Ya udah, naik, udah telat ini".

Tanpa basa-basi Ina langsung naik, seperti biasa Ina memegang sedikit baju belakang Evan untuk berpegangan.

Saat merasa Ina sudah aman, Evan langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedikit tinggi.

"Tadi ngomongin apa aja sama kak kia?". Tanya Ina sedikit berteriak.

"Jangan pulang larut malam".

"Terus?". Lanjut Ina

"Antar lu dengan selamat".

"Oh ok". Kata Ina lalu memilih diam.

"Kenapa diam?".

"Gak ada pengen nikmatin Suasana diatas motor sama kamu aja berharap jadi dilan sama milea". Ucap Ina mulai ngelantur."eh tapi gak jadi deh, kan dilan sama milea akhirnya gak bersama, sedangkan aku mau selamanya sama kamu". Sambungnya setelah berfikir beberapa detik.

"Ck, alay lu, bukan film na". Decak Evan kesal.

"Loh siapa tau setelah acara ini kamu sibuk lagi". Tutur Ina menikmati suasana sore menjelang malam. Evan tidak menyahut.

"Kenapa, benar ya tebakan aku". Tanya Ina terkekeh melihat reaksi Evan yang hanya diam. "Apa lagi Minggu depan kita ujian kenaikan kelas kan, pasti kamu cosplay jadi orang paling sibuk melebihi presiden".

"Biasa saja". Jawab Evan. Setelah itu Evan fokus mengendarai motornya.

"Heran, kok bisa ya kamu yang males ngomong gini jadi waketos, ngomong sama satu orang aja kamu males, apalagi sama banyak orang". Ledek Ina.

"Bukan males ngomong, tapi omongan lu terlalu gak berguna males gue Ladeni, buang-buang energi".

"Dih kok gitu, Jahat banget, ntar kangen loh" protes Ina memukul pelan lengan Evan. "Udah ah, aku mau ngambek sama kamu, kamu jangan ajak aku ngomong dulu".

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang