"Ternyata Benar, Menemukan Seseorang Pendengar Yang Tepat Itu Berarti Banget"
*
*
*
*
*
____________________________
Evan menatap tajam kearah Raka, memperhatikan arka yang terus menjahili Ina. Melihat tatapan yang diberi oleh ketua pelaksana acara itu, membuat Arka kicep. Arka tersenyum kearah Evan sambil mengacungkan dua jarinya, menandakan perdamaian."Huuu marahin aja Van marahin, biar tau rasa rakanya". Pancing Ina, melihat tatapan Evan kearah Arka.
"Sok tau banget jadi orang, nih ya aku kasi tau sama kamu, Evan itu bucin banget tau sama aku, selalu care sama aku, apa-apa selalu chat aku dulu lah sangking bucinnya, ya kan van". Lanjut Ina dengan bangga.
Tatapan tajam Evan beralih datar menatap Ina. Ina masih menatap sengit kearah Arka tak memperdulikan tatapan Evan tersebut.
"Narsisnya dikurangi". Mendengar jawaban dari Evan tawa Arka pecah.
"Haha, na bangun dulu na, mana mau Evan bucin sama bocil kayak lu na".
"Iyain aja kenapa sih". Bisik Ina kepada evan disampingnya.
"Udahlah gue pergi capek gue berdebat sama bocil lu Van". arka beranjak pergi.
Ina menggeram kesal, baru saja Ina hendak mengikuti langkah Arka dan ingin menarik rambut cogil tersebut, namun bajunya ditarik oleh Evan dari belakang membuat Ina menghentikan langkahnya.
"Iihh Evan lepasin, biarin aku musnahin makhluk kayak dia dari muka bumi ini". Kesal Ina memberontak.
"Diam, jangan tantrum disini".
"Gara-gara Kamu , Arka jadi ngeledekin aku kan, jadi terkesan nya aku yang bucin banget sama kamu".
"Ada yang salah?". Tanya Evan manaikan satu alisnya.
"Ya enggak sih, tapikan_".
"Buang-buang waktu ngomong sama lu, mending lu ganti baju sebelum masuk angin, bisa-bisa nanti lu nyusahin gue kalau lu sakit".
"Gitu banget ngomongnya". Kata Ina mencabikan bibirnya kesal. "Masalahnya Aku gak bawa baju ganti Van".
Evan menghembuskan nafasnya jengah kemudian menatap jam tangan yang melingkar ditangannya.
"Ikut gue". Titah Evan berjalan mendahului Ina.
Ina terus mengekori Evan dari belakang, Samapi mereka berada didepan ruang yang bertuliskan Panitia Acara.
"Kamu malam tadi nginap ya?".
"Gak".
"Kenapa?".
"Masuk, jangan banyak tanya". Titah Evan menyuruh Ina masuk. Ina membuka pintu, baru saja Evan ingin mengikuti langkah Ina, namun langkahnya terhenti mendengar panggilan dari arah belakang.
"Evan!". Teriak Gigi setengah berlari kearah Evan. Ia mengambil nafas nya sebelum bicara.
"hujan udah reda, yang lain udah siap-siap bangun tenda standnya".
"Oke, terus?".
"Gue butuh lu buat revisi rundown acaranya". Kata gigi menunjuk layar laptop yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VaNa(ON GOING)
Teen Fiction"Capek boleh, nyerah jangan. Cobalah istirahat sejenak, terkadang berjuang juga butuh tenaga". Itulah prinsip Heldaina Putri arkia, Gadis Cantik berwatak baik. Yah "Ina" adalah orang yang Baik bahkan terlalu baik, ia bisa menjadi introvert namun jug...