50. Ungkapan Dari Hati

852 44 15
                                    

"Aku Dibuat Jatuh Cinta Berkali-Kali Kepadanya
Dia Pemilik Sifat Cuek, Yang Selalu Tenang Menghadapi Kacaunya Aku"

*

*

*

*

*

Untuk chap kali ini Aku rekomen playlist

Bunga Terakhir - Afgan

_________________________________

Evan mendongakkan kepalanya menatap Ina yang menatapnya dalam dan penuh keseriusan. Gadis itu menggerakkan jari menyuruh Evan mendekat. Melihat itu Evan mengerutkan dahi namun tak ayal mengikuti apa yang gadis itu inginkan.

"Kamu tau sebenarnya aku mau bilang kalau aku _". Bisik Ina menggantung kan ucapan nya.

Menunggu beberapa menit namun Ina belum juga melanjutkan ucapannya.

"Ck lu kelamaan". Baru saja hendak menjauh, Ina sudah memotong deluan.

"Aku tuh saayaang bangettt sama kamu, makasih udah baik sama aku". Potong Ina tanpa aba-aba memeluk Evan dari samping.

Evan sedikit terkejut mendapat perlakuan seperti ini, hampir terjengkal kebelakang tapi untungnya ia dapat menahan dengan menyeimbangkan kakinya.

"Apaan, modus lu ya". Kesal Evan melepaskan pelukan Ina, pasalnya ia sudah sesering itu mendengar perkataan Ina perihal perasaannya.

"Hehehe Habisnya kamu serius banget bersihin darah nya". Nyengir Ina tak bersalah.

"Gak berfaedah, lu udah sering bilang".

"Lagian, kamu gak pernah ungkapin perasaan kamu ke aku, tiba-tiba udah confess pacaran aja, jadinya aku inisiatif buat ngungkapin terus, takut nya kamu lupa kalau ada orang yang selalu bersyukur atas kehadiran kamu didunia ini". Oceh Ina mengutarakan apa yang ia fikirkan.

"Nyokap gue? Bokap gue? Atau adik gue?". Tanya Evan dengan tampang datarnya.

"Nah benar, tapi aku juga termasuk".

"Oh kalau itu gue lupa, gak penting soalnya". Iseng Evan, bukannya kesal Ina malah tersenyum lalu mengangguk.

"Oke aku bakal selalu ingatin kamu kalau gitu, apa perlu aku ungkapin perasaan aku setiap saat biar kalau perlu dalam keadaan mimpi pun yang kamu ingat cuma aku". Yakin Ina pelan yang masih didengar Evan. Evan memutar matanya malas.

"Sesimpel ngungkapin sayang, Sulit banget yah bagi seorang Evan Saputra, gak jentel banget, bohongan juga gak papa loh padahal". Lanjut Ina, Evan beralih menatap Ina tajam.

"Capek gue ngomong sama lu, yang dibahas perasaan Mulu".

"Biarin, lagian emang gak boleh ya, pacaran cuma diam-diaman aja, rugi dong".

Evan memilih diam tak menanggapi ocehan Ina yang tak ada habisnya. Setelah selesai membersihkan tangan Ina dari cairan merah itu, Evan berdiri tegak menatap lurus kearah Ina yang juga menatapnya bingung.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang