Part 1

57.7K 1.6K 15
                                    

Keinginanku hanya satu. Membahagiakan orang-orang disekitar ku yang menyayangi ku dengan tulus tanpa ada paksaan. Tapi semua berubah saat aku dipecat dari tempat kerjaku, aku sekarang tidak tau harus berbuat apa. Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi ditengah-tengah kebutuhan yang begitu meningkat saat ini.

Bagaimana dengan uang sekolah adikku?
Bagaimana dengan uang kontrakanku?
Bagaimana dengan kebutuhan diriku dan adikku sehari-hari?

Aku sangat membutuhkan uang. Tak mungkin aku meminjam uang Angeline lagi. Walaupun aku sahabatnya tapi aku juga harus tau diri, aku berteman dengannya bukan karna uang nya. Tapi karna ketulusan hatinya mau menerima ku dan menemani ku. Selama sekolah aku yang dikenal sebagai nerd dan tidak di temani oleh satupun orang. Beruntung ada orang seperti Angeline yang langsung datang menghampiriku dan mengajakku berkenalan. Mulai dari situlah kami menjalani pertemanan kita. Tapi semakin berjalannya waktu pertemanan kami berubah menjadi sahabat.

Kalau sewaktu kami masih menjadi teman, aku tidak terlalu terang-terangan dengan masalah yang aku hadapi. Bahkan Angel sangat terbuka tentang kehidupannya, sedangkan aku masih berpikir dua kali untuk menceritakan tentang kehidupanku. Bukan karena gengsi yang terjaga. Tapi karena aku tak ingin dia jadi mengasihaniku, karna aku tipikal orang yang tak suka dikasihani. Aku hanya ingin orang itu berteman denganku apa adanya tanpa ada rasa kasihan akan kehidupanku.

"Apa?! Jadi kau dipecat? Bagaimana bisa?! Bahkan katamu tadi mereka tak ingin mendengarkan alasanmu terlebih dahulu! Mereka begitu egois! Bisa-bisa nya mereka percaya dengan ular yang memiliki bisa sangat mematikan itu!" Geram Angeline.

"Sudahlah, mungkin aku tidak berjodoh untuk bekerja disana. Huuh," yang kulakukan hanya bisa menghela napas saja.

"B, kau tak boleh seperti ini terus. Kau jangan pernah mau di bodoh-bodohi dengan mereka seperti ini. Mengapa kau begitu polos?! Padahal umurmu sudah 26 tahun, tapi masih saja polos, dan terlalu mudah dibodohi."

"Angeline Carolina De'hàmpiŕe aku tau kau geram dengan mereka, tapi bukan berarti itu sebagai alasanmu untuk memarahi ataupun memakiku 'kan?" Tanyaku dengan nada ketus.

"Sudahlah, aku tak ingin bertengkar dengan mu. Sekarang kau mau bagaimana? Karena kalau aku menawarkan dirimu untuk bekerja di perusahaan milik kakakku pun, kau pasti akan menolaknya mentah-mentah."

"Kau begitu banyak membantuku selama ini Angel, aku hanya tak ingin membebanimu untuk kesekian kalinya saja. Aku juga tau diri,"

"Hey! Kau ini! Sudah berapa lama sih kau mengenalku? Apa kau mengenalku kemarin? Atau baru beberapa detik yang lalu? Masih saja merasa kau membebaniku! Kau itu sahabatku satu-satu nya yang tak pernah memandang kelebihanku. Hanya kau yang mau menemaniku dengan tulus tanpa memandang hartaku. Jadi kumohon biarkan aku membantumu kali ini. Aku sudah menganggapmu seperti saudaraku sendiri."

Kali ini aku tak bisa menolaknya, walaupun hati kecilku berkata 'kau sudah terlalu banyak merepotkannya Britanny.' Tapi apa boleh buat, dia bahkan seperti memohon untuk membantuku. Aku merasa seperti parasit saat ini. Ya, parasit yang memanfaatkan kekayaan orang lain demi kepentingan sendiri. Apakan benar itu aku? Entahlah aku harap itu bukan aku.

"Baiklah, kau memaksa. Kapan aku akan kerja di kantor milik kakakmu?" Tanyaku kali ini.

"Secepatnya akan aku hubungi kau, jika aku sudah membujuk kakakku," jawabnya dengan wajah innocent nya.

"Maksudmu, berarti kau akan memaksa kakakmu untuk mempekerjakan aku di perusahaannya?"

"Kurang lebih seperti itu," Angel mengangkat bahunya dan menyeruput kopi nya.

"Angel, kumohon jangan paksa kakakmu. Aku hanya tak ingin bekerja disana karena--"

"Belas kasihan dari seorang Angeline Carolina De'hàmpiŕe." Potong Angel.

"Itu kau tau," jawabku sarkastik.

"Basi! Sudah cepat habiskan minummu, setelah itu kita pergi ke mall. Kau temani aku shopping karena aku sedang suntuk,"

"Aku yang dipecat, kenapa dia yang suntuk. Dasar shopaholic stress," jawabku pelan.

"Aku mendengarmu, Edwards." Ketusnya.

Aku hanya bisa menunjukkan senyun terindahku.

Segera aku menghabiskan tehku dan muffin yang di pesankan Angel untukku. Setelah habis, kami langsung bergegas ke mall yang Angel tuju.

*

Kami tiba di mall megah milik keluarga De'hàmpiŕe. Yap, Angel memang berasal dari keluarga kaya raya. Dengan perusahan milik kakaknya berada di urutan kedua setelah perusahaan ayahnya yang terbesar se-Swiss. Hebat? Memang. Terkadang aku merasa begitu beruntung menjadi sahabatnya. Karena bisa memiliki orang yang sayang denganku adalah orang kaya raya.

Sedangkan kehidupanku yang berbanding terbalik dengan kehidupan Angeline. Daddy yang kabur membawa harta warisan Mama saat Brysiska lahir, membuat Mama frustasi dengan kebutuhan kami sehari-hari yang semakin lama semakin banyak. Akhirnya Mama memilih mengakhiri kehidupannya dengan meninggalkan surat yang berisi alasannya bunuh diri, dan di dalam surat itu juga Mama tak ingin kematiannya tersorot media, maka dari itu Mama memintaku untuk menjaga rahasia tentang kematiannya.

Terkadang aku suka membayangkan menjadi seorang Angeline yang hidup dengan bergelimpangan harta, orang-orang yang sangat menyayanginya selalu berada di dekatnya. Daddy yang sangat baik hati, dan juga masih terlihat tampan dan romatis dengan Mom nya walaupun sudah tua. Dia juga memiliki seorang kakak lelaki yang sangat menyayanginya. Bahkan protective dengannya, walaupun aku belum pernah sama sekali bertemu dengan kakaknya tapi aku yakin tak kalah tampan dengan Dad nya. Begitu sempurnanya dirimu Angel, tapi kau masih saja mengeluh akan kehidupannya mu yang begitu sempurna seperti dunia fiktif belaka, tapi itu nyata.

"Mau sampai kapan kau berdiri disana dan melamunkan sesuatu..... Entahlah akupun tak tau." Tanya Angel kesal.

"Maaf," aku hanya bisa menunduk dan berkata pelan.

"Huh, apa yang sedang kau pikirkan? Pekerjaan? Sudahlah, B! Aku akan bertanggung jawab dengan pekerjaanmu. Kau tak perlu khawatir. Saat ini aku tak ingin kita sedih-sedih. Tapi aku ingin kita senang-senang hari ini. Karna kau bebas belanja apa saja, aku yang akan membayarnya."

"Angel, jangan mempersulit keadaan, sudah begitu banyak kau membantu kehidupanku dengan Brysiska. Dan saat ini aku jafi semakin bingung bagaimana caranya untuk membalas kebaikanmu akan kehidupanku,"

"Cukup satu! Turuti apa yang aku mau. Mudah bukan?"

"Tapi tidak dengan traktiranku untuk kesekian kalinya."

"Itu salah satu dari kemauanku. Sudahlah ikuti saja apa yang aku mau, maka aku merasa kau sudah membayar setengah dari hutangmu. Menurutmu, tapi tidak denganku."

"Kau terlalu baik, Angel."

"Dan kau terlalu bodoh, B!"

Aku hanya bisa memukul kepalanya pelan. Aku bisa merasakan quality time dengannya. Aku janji tak akan mengecewakanmu dan merasa menyesal mempunyai sahabat sepertiku Angel. Aku bersumpah.

***


VOTE AND COMMENT👉

All the love, E.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang