Britanny terus memikirkan caranya ia agar bisa mendapatkan maaf dari Angel, dia terus mencari cara.
Mungkin ini sudah kesekian kalinya dia mencoba mengajak Angel untuk berbicara padanya, walaupun hanya balasan singkat itu akan sangat berarti bagi Britanny. Walaupun singkat dan ketus.
Menyedihkan.
Tetapi dengan kegigihannya hanya demi mendapatkan kata maaf itu dari Angel maka ia coba terus, hingga akhirnya Angel berubah pikiran dan memberinya kesempatan sekali lagi untuk memaafkan sahabat kesayangannya itu.
Sebenarnya tak sepenuhnya itu salah Britanny, hanya saja rasa takut yang terus menghantui Angel mengenai setiap korban kakaknya itu jadi sedikit trauma hal itu akan terjadi pada Britanny, dan juga emosi yang sedang mengelilingi otaknya semakin membuatnya kesal sekaligus geram akan pernyataan cinta itu.
"Angel, kumohon jangan seperti ini! Kau hanya akan membunuhku secara perlahan dengan rasa bersalah ku yang kurasakan bersarang dan malah semakin menyebar seperti penyakit. Aku tak ingin terus seperti ini, Angel." Tukas Britanny saat menjumpai Angel di escalator ketika kami sama-sama ingin turun.
"Lalu yang kau inginkan apa?! Menguasai dirimu sendiri dan mulai mengabaikan ku. Begitu? Lalu ketika aku membiarkanmu kau beranggapan seolah aku tak ada? Atau seolah aku selalu setuju dengan apa yang putuskan? Iya? Jika ku katakan kau egois, maka aku juga mengatakannya pada diriku. Tak asal aku mengatakan sesuatu, karena juga mengoreksi diriku. Tak seperti dirimu! Sudah keras kepala, dan kau mengandalkan dirimu sendiri! Apa belum cukup alasan terkuatku untuk menjauhi dirimu. Ingin melihat andalan dirimu itu sampa mana?" Jawab Angel dengan nada penekanan disetiap kata yang diucapkan.
Sejujurnya sangat sakit, sangat sakit ketika seseorang yang telah kau anggap seperti saudaramu sendiri mengatakan dirimu seorang yang keras kepala dan mengandalkan diri sendiri. Bukan itu maksud Britanny, bukan maksudnya untuk menerima Alex, tapi karena perasaan cinta yang begitu kuat ini untuk mendorong nya tetap memilih Alex daripada Angel.
Dan bukan maksudnya juga untuk lebih memilih ego daripada saran seorang sahabat. Karena Britanny tau seorang sahabat tak akan pernah mau menjebloskan sahabatnya ke dalam lubang yang sangat mengerikan dan dalam. Tapi itulah, ini adalah hal pertama yang dirasakan Britanny, jadi wajar sebenarnya jika ego menguasai diri Britanny, dan menghiraukan seluruh perkataan orang diluar sana. Seharusnya Angel juga mengerti keadaannya, karena dia sendiripun pernah merasakannya.
Tapi, ini juga bukan sebagai alasan Britanny untuk membela diri di depan Angel. Britanny mengakui kesalahannya, ia juga mengakui ego sialan itu. Dan ia tak akan pernah menggunakan masa lalu sebagai alasan untuk membenarkan sesuatu yang salah.
"Angel! Aku hanya butuh berbicara padamu, tapi aku tak bisa sekarang. Aku harus pergi dan kembali dalam waktu singkat. Nanti jam 7 malam aku ingin kita membicarakannya di kedai kopi kesukaan kita. Aku mengharapkan kedatanganmu. Aku pergi, oh. Ingatlah, kebencianmu bukan alasan ku untuk menjauhi mu atau membalas kebencianmu. Sebesar mungkin kau membenciku, maka ingatlah sebesar itulah rasa sayangku padamu. Kau sudah seperti adik, saudara perempuan, atau bahkan kembaranku. Karena kau bisa menjadi seperti ibu untukku, dan menjadi kawan setia untukku. Aku menyayangimu."
Lantas langsung dilangkahkan kakinya keluar kantor, dan pergi. Samar-samar Britanny melihat dirinya masih berdiri tegak di tempatnya, tak berkutik. Jujur ingin sekali aku berlari dan memeluknya, tapi Britanny juga terkejar waktu. Memang pertemuan sialan!
Di dalam pikiran Angel hanya satu, kebahagian yang tak pernah berujung pada Britanny. Dia mengharapkan itu pada sahabatnya jika sudah menikah dengan Alex.
Dan pada saat pertemuan singkat itu Angel menjelaskan semua penyebab dirinya begitu kesal sehingga menyebabkan mereka berjauhan.
"Sesungguhnya waktu itu aku menjauhi dirimu hanya ingin tau, jika kau memang sudah bersama Alex apakah kau akan melupakan ku. Ternyata tidak." Seru Angel pada Britanny setelah menyatakan pernyataan memaafkan itu pada Britanny.
"Tak mungkin aku melupakanmu, kau itu keluargaku Angel. Aku sangat menyayangi mu."
"Kau tau mengapa aku berkesimpulan seperti itu?" Tanya Angel sambil melemparkan tatapan kosong kearah lain. Tak menatap wajah Britanny, dan itu membuat Britanny menjadi merasa sedikit ragu, ia takut pernyataan maaf itu paksaan untuknya karena ia yang terus mencoba mendekati Angel dan membuat dirinya terasa risih. Tapi segera di tepis pikiran negatif itu. Ia hanya ingin pikiran positif saja di dalam pikirannya.
"Dulu, aku dekat dengan salah satu mantan kekasih Alex. Disitu kita juga masih bersahabat. Tapi satu yang membuatku benci padanya. Ternyata dia itu hanya pura-pura baik padaku juga pura-pura mencintai kakak ku dengan tulus. Disitu keadaan Melissa tidak dapat membantu karena penyakit yang menyerang dirinya membuat dirinya mudah lemah jika berpikiran berat dan banyak beraktifitas. Jadi disitu Alex merasa bahwa Chloe itu jodohnya, jodoh kiriman Tuhan untuknya, karena memang Melissa belum mengatakan apapun tentang zona aman atau tidaknya dari Chloe ini, jadi Alex langsung ini meminangnya. Tapi semua kebusukannya terbongkar padaku."
"Kau tau? Ternyata dia lebih dulu mengetahui tentang Melissa, dan pengaruh Melissa dalam hidup Alex itu seperti apa. Dan lebih menjijikannya lagi dia lah orang yang mengirim santet itu ke dalam kehidupan Melissa. Tapi santet nya bru berupa ringan. Kemudia Melissa berhasil bangkit dari keterpurukannya, tapi Chloe lebih cepat bergerak. Akhirnya ia santet Melissa dengan begitu kejinya, untuk kedua kali. Dan Melissa sempat hampir meninggal, jika tak ada orang pintar yang menyelamatkan Melissa dan perasaan buruk Melissa yang langsung menghubungi orang kepercayaannya membuat Melissa berhasil sembuh total dari santet sialan itu. Kemudian dia sembunyi dan memberikan berita palsu pada Chloe kalau Melissa telah meninggal."
"Betapa bahagia nya saat itu Chloe mengetahui kematian Melissa, tapi dibalik bahagiannya itu dia tak tau kalau nyawanya terancam. Langsung saja Melissa menjanjikan kerja sama padaku dan menceritakan seluruh rencana jahat Chloe pada keluargaku. Dan ternyata Melissa juga merencakan hal untuk membinasakan Chloe tanpa menggunakan tangan kita. Dan benar saja, pada saat Chloe selesai fitting baju ia dengan sibuk memerhatika ponselnya dan pada saat berjalan kaki munubruk polisi tidur di jalanan yang menyebabkan kaki sebelah kanannya masuk ke lubang jalanan hingga akhirnya truck besar pengangkat bahan bangunan itu melindasnya. Dan matila dia."
"Kau harus tau, ternyata dia mendekatiku supaya rencananya berhasil untuk menjalin hubungan pada Alex, dan setelah itu ia pergi menjauhi aku, menghindar dariku ketika ia berhasil berkencan dengan Alex. Dan ia memperalat Alex untuk untuk menutupi seluruh rencana busuknya. Dan mengambil seluruh harta Dè'hampiŕe. Lalu meninggalkannya dan pergi dengan harta besar itu, tapi sayang sekali rencana yang ia susun gagal total, dengan berakhir kematian."
"Itu sebabnya mengapa aku menjauhi mu saat itu, aku hanya ingin tau apakah kau akan sombong seperti Chloe atau justru kau akan mengejarku dan memohon maaf dariku. Kau baik, cantik, pintar, dan polos. Itu sebabnya Melissa lah yang membujukku untuk memaafkan dirimu, karena kau tidak seperti semua mantan Alex. Meskipun aku sedikit ragu, tapi tugasmu hanya satu."
Angel menghela napas dan mencoba untuk melepas semua kekesalannya di masa lampau. Dimana ia membuat Melissa hampir mati dengan black magic sialan itu.
"Yakini aku jika kau memang berniat baik dan tidak akan mempunyai pikiran seperti Chloe. Aku juga menyayangi mu Britanny. Kau sudah seperti saudara kembarku. Aku menyayangimu. Sangat menyayangimu."
***
Huuh cape, vote dong gaezz. Sumpah deh cape2 ngetik tp kalian tinggal baca doang gamau vote. Sedih tauuu, hargai karya orang dengan cara feedbacks.
100 vote? Kalo ga sampe 100 aku stop cerita ini sampe sini.
Much love
el_writer
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
Roman d'amour"There is only one happiness in life - to love and to be loved." Copyright © 2014 by merlionversz_