Part 26: Mysery of Chapter 21

9.2K 299 15
                                    

Alex memanglah seorang yang jahil di masa sekolah nya, dia benar mempergunakan masa sekolah nya dengan baik, jika belajar maka saat nya untuk belajar. Tapi jika saat istirahat maka saat nya untuk istirahat dari pelajaran dan memulai aksi konyolnya, meskipun pada saat pelajaran berlangsung ia pun jarang serius mengikuti setiap penjelasan dari guru. Tapi itulah kelebihan dari dalam dirinya, mengapa? Karena ia manusia yang mudah bosan, jika ia sudah mempelajari itu maka ia sudah merasa cukup, dan tidak memerlukan penjelasan untuk kedua kalinya. Tetapi jika ada murid yang belum jelas pasti ia akan tidur, atau mungkin melakukan hal konyol untuk menghilangkan rasa bosan tersebut.

"Aku tak mengerti mengapa murid dikelas ini memiliki otak yang rendah, aku jadi kesal." Gerutu Alex.

"Itu bukan mereka, Alex yang pintar! Tapi itu salah dirimu, mengapa kau tak membagi kepintaran mu pada kami?!" Tekan Ernest teman sepermainannya.

"Ernest, come on. Aku tak terlalu pintar, tapi aku mudah tanggap. Dan yang aku maksud otak rendah itu, uhm sulit mencerna pelajaran. Mengertilah," ujar Alex menjadi santai dan terkekeh geli akibat penuturan Ernest.

"Sudah! Kalian jika sudah beradu argumen, pasti akan sulit untuk mengakhirinya. Aku lapar, Alex kau mendapat nilai tertinggi bukan di kelas? Jadi..." ujar Sophia sedikit menggoda setelah menggeram kesal akibat tingkah kawan-kawannya itu.

"Ambil dan makanlah apapun yang ada di kantin ini, akan aku bayar semunya. Buatlah kalian merasa puas. Aku pergi!" Jawab Alex enteng seraya bangun dari duduknya, tapi segera di tahan oleh Andrew.

"Oh, Alex. Jangan lari dulu, kami mau kau juga bersama kami." Tukas Andrew dengan senyum terbaiknya.

"Hey! Tak ada sejarah seorang Alexander Lundqvist lari dari hutang. Sudah cepat pesan, sebelum aku berubah pikiran!" Gerutu Alex.

"Kami menghargaimu, Alexander. Ayolah, makan bersama kami. Bukankah tidak sopan kalau kau meninggalkan orang yang sedang makan padahal kau pemeran utamanya." Jawab Calvin sambil memainkan ponsel nya, tanpa melirik sedikitpun pada Alex. Alex yang mendengar itu hanya mendengus kesal akibat setiap penuturan yang di ucapkan kawannya, seolah dia pembohong.

"Baik aku akan tetap disini, sampai kalian selesai makan."

"That was great!" Ujar serempak kawan-kawannya.

*

Lintasan masa lalu terus terngiang di dalam bernak Alex, dimana besok adalah hari jadinya, dan disana akan ada orang yang Alex sangat sanyangi dan sangat dekat dengannya saat masa sekolahnya dulu. Teman-temannya.

"Ada apa dengan pikiran mu, anak sulung ku?" Tanya wanita paruh baya menghampiri dan mengelus pundak anak sulung lelakinya itu.

"Mom, besok hari jadi ku. Dan besok ada kawan setia ku. Aku sangat gugup dan pasti senang, karena sesungguhnya aku telah berhasil keluar dari perangkap sialan yang telah membuatku menikah di umur tua." Jelas Alex sambil tersenyum kecut.

"Walau umur mu tua, tapi kau terlihat seperti masih muda dan berkarisma. Mom senang kau menuruni gen Daddy mu."

"Angel ku yang cantik juga menuruni gen Moma kesayangan ku."

Diana, ibu dari Alex. Hanya tertawa kecil akibat Alex yang mengucapkan pernyataan yang sama seperti pernyataan yang di tuturkan Ibu nya.

"Kau harus bisa membahagiakan dirinya. Buat dia merasa sempurna dengan keluarga kita." Nasihat wanita paruh baya itu.

"Pasti."

*

Setelah semua masa tegang, gugup, tak percaya diri bagi Alex telah lenyap tergantikan bahagia, terharu, senang, tak percaya semua tercampur jadi satu hanya mendengar janji suci yang telah mereka ucapkan.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang