Part 14

17.4K 626 7
                                    

Britanny POV

Cantik! Hanya itu yang ada di pikiranku ketika aku tau isi dari kotak panjang ini. Ternyata kalung liontin, dengan hiasan permata yang berkilau dan aku yakin permata itu bukan sembarang permata. Apalagi ini dari Alex, dia itu 'kan tipikal lelaki yang sangat glamour pasti saja kalau kalung ini harga nya sekitar gaji pokok ku selama 5 atau 6 bulan.

Tapi satu hal yang buat aku terkesiap tak percaya akan penuturannya. Dia bilang dia tidak tau isi dari kotak ini, bahkan dia baru tau saat aku sudah buka kotak ini! Apa iya? Rasanya tak percaya, karena kotak ini saja pemberian dia. Dan aku yakin isi nya pasti pilihan dia. Ingin bertanya, perasaan takut menguasai diriku. Memang lebih baik bertanya langsung daripada terjebak dalam penasaran diri sendiri.

"Alex..." panggilku.

"Ya?"

"Kau bilang kau tidak tau isi kotak ini? Bagaimana bisa?" Tanyaku padanya. Sedangkan dirinya hanya mengangkat bahu dan kedua tangannya.

"Kotak ini pemberian dari seseorang, dan orang itu memerintahkan padaku untuk memberika kotak ini padamu. Hey! Lihatlah, bintang nya sangat indah, begitupun bulannya." Terang Alex, dia mengalihkan pembicaraan.

"Mengalihkan pembicaraan?" Sindirku. Dia hanya terkekeh dengan gerutuan ku.

"Kesal? Kau semakin lucu jika sedang kesal seperti itu." Godanya sambil melihat ke arahku.

Aku hanya tersenyum simpul sambil menahan rasa malu, aku mulai merasakan pipinya sedikit memanas. Apa dia menyadari pipiku. Jika dia menyadarinya aku yakin dia akan semakin menggodaku, membuat pipi ku makin terbakar jadinya.

"So? Are you blushing? You looks cute af, babe."

Akh! Sialan! Dia semakin menjadi. Ada apa padanya sih? Kenapa dia menjadi penggoda seperti ini. Ugh.

"Aku tidak! Ugh! Kau menyebalkan. Jangan terus menggoda." Kataku geram.

"Kata siapa aku menggoda atau jadi penggoda. Apa yang aku katakan itu nyata, sayang." Jawabnya sambil tersenyum. Terlihat dari senyumannya sepertinya senyuman itu senyuman tulus. Menenangkan hatiku.

"Boss, bersikaplah sopan di depan karyawanmu. Janganlah kau terus menggoda karyawanmu yang tak mengerti apa-apa." Ketusku, menahan rasa malu karena panggilan sayang itu.

"Ini di luar jam kerja karyawanku. Jadi nikmatilah waktu luang mu jika bersama dengan boss kesayanganmu." Ujar dirinya dengan sangat percaya diri. Aku? Aku hanya terperarah padanya itu karena percaya dirinya. Dia mengatakannya seperti tak ada dosa sedikitpun.

"Rrg, terserah. Aku lapar."

"Sudah jam 11.08 PM. Tadi kita makan jam 06.10 PM. Dasar perut karung." Ejeknya.

"Yang penting aku tidak gendut walaupun porsi makan ku besar." Ketusku.

Selalu saja membuatku kesal, giliran aku sudah menjawabnya kembali dengan ketus dia hanya tersenyum atau tertawa kecil seperti orang tidak waras. Tapi mana ada orang tidak waras seperti dirinya. Pengusaha sukses, tampan, dan gagah pula. Oh astaga, apa yang ku pikirkan? Kenapa tiba-tiba aku menjadi memikirkan dia? Tapi memang dia juga sih target ku.

"Melamunkan aku? Hm?" Bisiknya tepat di telinga ku. Membuat aku merinding. Jangan bergerak, bisa-bisa bibirnya menempel di pipiku. Menciumku! Oh no.

"Ti-tidak. Mengapa kau terlalu percaya diri? Kau ini! Masih ada rupanya manusia seperti dirimu!" Geramku langsung menjauh darinya. Menyembunyikan ronaan pipiku.

"Ada! Itu aku. Sudahlah, tak usah menyangkal. Kau memikirkan aku 'kan? Buktinya kau senyum simpul. Siapa lagi kalau bukan aku?"

"Ugh! Aku itu sedang memikirkan lelaki lain! Bukan dirimu! Sudah aku ingin mencari makan dulu." Ucapku langsung berdiri dari halaman taman belakang hotel. Alex? Dia hanya menegang, tiba-tiba menjadi seperti patung waktu aku bilang aku memikirkan orang lain. Apa dia menyukaiku? Jangan besar kepala.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang