Part 9

17.7K 753 9
                                    

Alex POV

Ternyata pesan yang aku kirim ada balasan nya.

From: Twins
Kau dimana? Katanya Brysiska kau pulang, dan tiba-tiba kau kirim dia pesan kalau kau menginap dirumah teman! Memang siapa lagi teman mu selain diriku, B?

Dugaanku tentang Twins itu adalah adik nya, jadi adiknya memiliki dua nomor. Aku juga baru ingat kembali tentang cerita Angel saat dia menemuiku ke Lausanne demi mendaftarkan sahabatnya ini kerja di kantor ku. Adiknya Brysiska. Astaga. Berarti Twins ini..... Angel!

Mengalihkan perhatian Angel, itu yang ku pikirkan agar dia tidak berpikir tidak-tidak antara aku dengan Britanny. Tapi bagaimana caranya? Sedangkan Angel saja sangat sensitif jika aku sudah menanyakan tentang sahabatnya, bahkan saat kami di pantai tadi saja dia langsung meneleponku. Dia takut aku menjadikan Britanny sebagai korban ku selanjutnya.

Aku benci kutukan ini! Sungguh aku sangat membencinya. Aku hanya membuat orang yang aku sayangi pergi dari hadapanku. Sejujurnya aku tak mempercayai kutukan atau apapun sejenisnya, tapi Tuhan membuktikan kalau kutukan itu ada. Dan aku yang mengalami kutukan itu saat ini.

"Hallo, uhm... Angel bisa kah kau ke apartemenku?"

"......................"

"Ya, itu aku. Aku bingung harus membawanya kemana! Aku tak tau tempat tinggal nya, akupun juga belum melihat biodata lengkap dirinya di data karyawan kantorku. Jadi satu-satunya cara aku membawa dia kemari."

"......................"

"Aku tau, karena tadi aku yang mengetik pesan itu."

"......................"

"Dia tertidur sangat pulas. Dan kelihatannya dia sangat lelah karena seharian bermain di pantai. Jadi ku urungkan niatku untuk membangunkan nya, lalu mencari ponselnya di tas dia. Aku tau ini tindakan tidak sopan, mengambil barang orang lain tanpa pamit, apalagi tanpa sepengatuhuannya. Ya, itu aku ter-"

"......................"

"As your wish, my little sista."

*

Seseorang mengetuk pintu apartemen ku. Aku sempat bergerutu, di depan itu ada bell yang lebih lembut di dengar di telinga, kenapa dia lebih memilih mengetuk pintu sialan itu. Dasar tamu kasar.

Aku buka pintu, terlihatkan seorang perempuan yang sangat aku sayangi di keluargaku. Angel. Siapa lagi?

"Bisa tidak memencet bell saja tanpa memgetuk pintu sialan ini. Dengan keras lagi. Kau membuat telingaku sakit." Gerutuku.

"Oops, maaf. Kau tidur di sofa, aku tidur di kamar mu bersama Britanny! Remember ladies first." Tekan Angel.

"Kenapa kau begitu yakin aku sudah membawa Britanny ke kamarku? Bisa saja dia di sofa." Ucapku seraya masih berdiri di pintu, begitupun Angel.

"Karena aku yakin kau bukan lelaki pengecut yang membiarkan seorang wanita terjaga di mimpinya lalu meletakan wanita itu di tempat yang tidak layak. Karena itu memang bukan tipikal dirimu! Landqvist!" Dia kembali menekankan kalimatnya itu. Apa dia menahan amarah atau emosi nya kepada ku? Hanya karena aku membawa sahabat kesayanannya ke apartemenku?! Sungguh lucu!

"Kau menahan amarahmu padaku ya?"

"Apa yang membuatmu begitu yakin, Mr. Lundqvist?!"

"Tidak biasanya kau memanggil nama tengahku, kau juga tidak pernah menekan setiap kalimat yang kau ucapkan jika kau sedang berbicara denganku Ms. Caroline!" Geramku. Jujur sebenarnya aku tak ingin geram apalagi meluapkan emosi pada adik kecilku, aku sangat menyayangi dia lebih dari diriku sendiri. Tapi dia yang memulai, aku bahkan sempat melupakan kejadian di kantor tadi pagi saat aku baru tiba di ruangan. Tapi kenyataan harus aku terima kalau fakta mengatakan aku harus mengingat kejadian sialan tadi itu.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang