Part 5

22.7K 1.1K 8
                                    

Alex POV

Kali ini aku berangkat lebih awal, entah apa yang membuatku ingin cepat-cepat berangkat ke kantor bertemu dengan karyawan ku.

Kebetulan surahan darimana kata batinku berkata kalau aku harus pulang ke rumah, bukan ke apartemen. Pagi ini sudah melihat dua sejoli yang saling mencintai duduk manis di depan meja makan. Segera aku menghampiri mereka, dan menyapa nya, tak lupa mencium pipi mereka yang semakin keriput. Tapi tetap saja masih terlihat cantik dan tampan! Terkadang aku suka mengada-ngada hidupku kelak. Akan kah aku mendapat isteri seperti Mom yang setia, baik hati, penyabar dan cantik. Begitu juga dengan Dad, akan kah kelak aku akan seperti Dad yang masih terlihat tampan, gagah, dan romantis. Mengingat diriku yang begitu cuek tentang wanita, dan begitu sensitif jika di tanyakan kapan aku menikah!

Aku hanya bisa membayangkan, untuk mewujudkan nya? Entahlah.

"Pagi Mr. De'hàmpiŕe dan Mrs. De'hàmpiŕe." Jawabku sambil tersenyum dan merangkul mereka berdua.

Mereka hanya tersenyum menanggapiku yang terlihat berbeda dari sebelumnya, mungkin.

"Ada apa dengan dirimu, Alex? Tumben kau pulang ke rumah tak ke apartemen mu. Dan yang lebih mengejutkan kau terlihat sangat senang dan... berbeda," ujar Dad sambil menyipitkan matanya.

"Tak apa, hanya melepas rindu dengan kalian. Memangnya aku tak boleh bertemu dengan orang yang aku sayang? Tapi tadi Dad bilang apa? Berbeda? Berbeda darimana?"

"Sudahlah, kalian ada di meja makan tanda nya kalian harus makan! Bukan beradu argumen." Bentak Mom.

Aku hanya mengangkat bahu dan tanganku, segera ku ambil rotiku berserta telur dan selada tak lupa, kemudian kututup lagi dengan satu potong roti.

Saat aku hendak memakan rotiku, tiba-tiba saja Mom berkata.

"Kapan kau akan menikah? Ingat umur mu sudah berkepala tiga! 4 bulan mendatang kau akan 31 tahun. Kau tak ingin memberikan kami cucu? Biar Angel mendahului mu."

"Mom, aku sayang padamu, begitu juga dengan Dad. Tapi, ya kau tau lah aku sedang ingin fokus pada perusahaan cabangku yang selalu di ancam oleh perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengan perusahaan ku tapi aku tolak."

"Perusahaan mu akan Dad yang urus, asal kau mau urus pendamping mu. Bukan kah begitu, honey?"

"Ya, aku akan mengurus permasalahan perusahaan cabangmu. Asalkan kau dengan cepat berikan kami cucu." Ujar Dad.

"Dad, Mom! Come on. Bahkan aku memiliki kekasih pun belum!" Geramku.

"Itu urusan mu, aku disini hanya mengingatkan mu! Kau adalah anak lelaki satu-satu nya Alex, sedangkan yang dua lagi adikmu perempuan. Itu tandanya kau adalah penerus perusahaan ini! Tapi tak mungkin 'kan kau terus sebagai tanggung jawab perusahaan ini? Maka dari itu wariskan perusahaan ini pada anak mu kelak. Itu saja!" Jawab Dad mulai mengeluarkan nada nya yang tegas dan bijaksana itu.

Entahlah kali ini aku merasa senang atau sedih pulang ke rumah. Tapi kurasa lebih mengarah ke sedih, karna tuntutan itu kembali di tuturkan oleh Mom.

Aku menghela napas, hendak bicara. Namun Mom sudah memotong nya terlebih dahulu.

"Jika kau masih komplain saja, terserah. Kami hanya mengingatkan jika kau tua nanti kami tak ingin mengurusmu! Itu gunanya seorang isteri, selain pendamping, dia juga yang akan mengurus mu kelak!" Mom kembali mengeluarkan nada tegas dan dingin nya itu. Kenapa mereka berdua sama-sama tegas dan dingin? Apa mungkin karena kesamaan nya makanya mereka jodoh?

"Baik Mom, aku akan mencari seseorang yang menurutku sesuai kriteria ku!"

"Rupanya kau itu harus menggunakan nada tegas dan dingin dulu ya, baru mau memulai? Tau begitu seharusnya dari dulu kita sudah mencuekannya saja, bukan begitu sayang?" Goda Dad.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang