Part 17

11.6K 510 3
                                    

Alex POV

Tak menyangka kakak beradik ini begitu kompak dan akrab, tak ada rahasia ataupun sesuatu yang di tutupi. Dengan perasaan bersalah saling mengakui dan meminta maaf. Terlebih lagi berjanji. Sesuatu terperangkap di bernak ku.

Kapan hubungan ku dengan Angel bisa seperti dua kakak beradik yang akur ini?
Tak pernah ada adu argumen.
Saling mengakui kesalahan tanpa ada gengsi untuk memulai permintaan maaf.
Terlebih patuh pada orang yang lebih tua, dimana pun itu tempat dan waktu nya.

Hanya khayalan yang tak mungkin terwujud! Mengingat Angel yang begiu kolokan dan tak mau kalah, sudah pasti semua yang aku pikirkan akan sulit terwujud.

"Kau tak makan, Alex?" Tanya Britanny membuyarkan lamunanku.

Seketika aku melihat ke Angel, dia melemparkan tatapan menyeledik padaku. Ada apa! Mengapa ia terlihat seperti tak suka akan pertanyaan Britanny padaku. Apa salahnya, kalau dia perhatian padaku, berarti kakaknya yang tampan ini terurus bukan!

"Aku tak lapar, kalian saja yang merasa lapar."

*

Setelah perdebatan hebat yang sangat memalukan terjadi di gedung perbelanjaan terbesar di Mexico membuat seluruh mood ku hilang dalam sekejap, napsu makan pun hilang. Aku tak menyalahkan kecerobohan Angel. Tapi aku tak suka, karena tatapan yang dia berikan padaku, selain itu cara dia membentakku di depan banyak orang yang berlalu lalang untuk membeli barang-barang kesukaan nya. Membuat harga diriku benar seperti di injak-injak.

Pasti saja aku mengalah, jika tidak maka hal yang tak di inginkan melebihi dari dugaan yang ada. Dia akan main kasar baik perkataan dan kelakuan, begitupun padaku.

Dan yang terakhir membuat mood ku sangat jatuh begitu jauh adalah ketika moment yang ku inginkan, Britanny perhatian padaku tanpa mengelak harus di hancurkan oleh Angel. Dia selalu berhasil membuat semuanya berantakan. Sebenarnya apa maunya! Jikalau aku jadi pada Britanny, dia juga senang karena Britanny akan menjadi kakak ipar nya, bukan sahabat lagi. Itu tandanya akan menjadi keluarga, bukan!

Terserah semuanya padanya, tapi yang jelas aku akan tetap mengutarakan perasaanku pada Britanny. Tak peduli Angel akan demo seberapa keras atau mungkin kasar. Yang penting membuat Britanny cepat menjadi yang terakhir.

"B! Akankah aku menunggu jawaban itu hingga usiaku genap 31 tahun." Bisikku lirih dalam hati.

"Kenapa begitu mudah meraih orang lain, tapi begitu sulit meraih dirimu. Ternyata apa kata-kata orang ada benarnya, penyesalan datang belakangan."

"Entah di usia berapa aku akan merasakan menggendong anak kecil cantik atau tampan yang memiliki keturunan dengan orang tua nya. Entah di usia berapa aku bisa bebas dari kutukan sialan dan merasakan cinta sejati. Entah di usia kapan aku bisa menyenangkan orang tua ku yang semakin hari semakin keriput dan tua, walau Daddy akan selalu terlihat gagahnya di sekitar tubuh dan rahang tegap nya. Aku sangat menyesali menomor belakang kan keinginan Mom dan Daddy."

"Hanya dapat berharap suatu saat nanti kelahiran anak-anak ku kelak Mom dan Daddy melihat cucu nya, bahkan kalau bisa hingga anak-anak ku sukses dan memberikan cucu pula untukku."

Satu hal yang aku sadari, semenjak aku mengenal Britanny, menjadi begitu banyak perubahan dalam diriku. Salah satu nya seperti ini. Suka merenung, merencanakan masa depan, berkhayal, dan sebagainya. Hanya saja sejak kapan hobiku golf  berubah menjadi berkhayal. Aneh memang, tapu fakta. Dan kurasa ini alasan banyak orang juga, mengapa mereka suka tak jelas jika diajak berbicara. Karena lawan jenisnya.

Permasalahan ke depannya pun sudah aku pikirkan secara matang, akan kubuat Angel mempercayaiku. Akan kubuat dia senang karena kakak ipar nya seperti yabg dia inginkan, tipikalnya.

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang