3 [Hidup Bersama !]

8.9K 489 4
                                    


Selamat membaca~




***

"Lu bisa bantu gue kan ?" Ucap Bian saat melihat Sagara duduk di sofa.

"Nyapu, bersih-bersih itu tugas istri, bukan tugas gue "

"Ya, gak masalah dong Lu bantuin gue, kalau lu gak mau bantuin gue minimal cari pembantu lah buat bersih-bersih rumah Segede ini "

"Manja banget sih lu dasar kentang !"

"Manja ? Kalau gitu lu aja yang birsihin ! " Teriak Bian sambil melempar sapu ke arah Sagara.

Pengantin baru itu tidak pernah absen dalam hal bertengkar, mereka selalu bertengkar tentang hal kecil seperti sekarang.

Ini sudah berjalan seminggu setelah hari pernikahan mereka, keduanya tinggal di rumah yang di belikan langsung oleh Ayahnya  Sagara, katanya hadiah pernikahan.

Wiratmaja juga sudah memperkerjakan beberapa pelayan di rumah itu, untuk membantu Bian dan juga Sagara dalam hal merawat rumah. tapi, karena ke inginkan Sagara yang tidak mau melihat Bian santai memecat semua pelayan tersebut.

Hal itu mengakibatkan Pekerjaan rumah seperti nyapu,ngepel dan hal lainnya harus di kerjakan oleh Bian seorang. Karena itulah pertengkaran kecil terjadi.

"Kalau lu gak nyari pelayan, gue gak mau tinggal di sini " ancam Bian

"Silakan ! Gue juga gak Sudi satu rumah sama lu "

Ancaman itu tidak berhasil membuat seorang agatha Sagara takut ia bahkan mempersilakan Bian untuk pergi dari rumahnya.

"CK .. !!  Kalau gitu gue tinggal bilang ke Ayah buat nyari pelayan, gue yakin Ayah pasti mau "

Sagara terdiam, lelaki itu menghela nafas panjang. Ia gak mau Wiratmaja tau kalau pelayan yang di pekerjakan nya dulu telah ia pecat.
Sagara juga gak mau Bian tau  kebenarannya.

Dengan terpaksa untuk kali ini Sagara mengalah dengan Bian si kentang pengganggu.

"Oke, gue cari pelayan buat ngurus rumah ini ! Puas lu ?"

Bian tersenyum puas bisa menang melawan Sagara, dengan santai Bian mengambil kembali sapu yang tadi ia lempar.  "Gitu kan bagus ..  hubungi sekarang, lima menit pelayan gak datang gue langsung bilang ke ayah"

"Lu suka sekali ngadu, kek anak kecil " kesal Sagara

"Emang gue masih kecil" ejek Bian sambil tersenyum lebar.

Sagar hanya menghela nafas pasrah sambil memutar bola matanya, pemuda itu meraih ponsel yang berada di saku celana yang di pakai sekarang. Sagara menghubungi pelayan yang sempat ia pecat untuk kembali lagi bekerja.

"Udah ! Puas !"

"Puas banget lah !"  Bian berlari kecil menuju lantai dua sambil bersenandung ria

"Awas aja lu kentang ! Gue pastikan lu menderita. "

***

"Ini semua gara-gara lu "  teriak Bian

"Lah kenapa gue ?"

"Karena lu, gue jadi di hukum !"

"Itu salah lu yang bangun telat !"

Perdebatan itu kembali terjadi. Lokasinya di sekolah.
Kemarin malam Sagara balas dendam kepada Bian dengan cara menyetel alarm Bian supaya bangunnya ke siangan, dan itu berhasil. Bian jadi terlambat ke sekolah.

Di bawah terik matahari kedua pemuda itu di hukum secara bersamaan, berdiri dan hormat kepada bendera.  Sagara di hukum bukan karena terlambat melainkan ketahuan merokok di sekolah.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang