15 [Hutan]

6.1K 414 6
                                    

Selamat membaca~

***


"Hah .. lelah juga ngurus semua ini " oceh Bian yang sekarang duduk di bawah pohon

"Cape ya ? Nih minum dulu !" Farel memberikan minuman botol ke Bian dia juga ikut duduk di samping Bian duduk.

"Thanks " Bian meraih botol minum itu.

"Acara selanjutnya apa ?" Farel bertanya

"Menyelusuri hutan yang ada di belakang sekolah " jawab Bian sambil membuka tutup botol itu, kemudian meneguk airnya.

"Oh gitu?"

"Hmm "

"Bian ?" Panggil Sagara

"Sini !!" Titahnya menghempaskan tangan kekarnya

"Lu aja yang ke sini !" Ucap Bian.

Sagara menurut dia mendekat, matanya menatap tajam ke arah farel. "Minuman dari siapa ?" Tanya Sagara

"Gue " jawab farel dengan bangga

Sagara tersenyum smirk merebut botol itu dari tangan Bian kemudian membuangnya.

Farel berdiri, tidak terima dengan perlakuan Sagara ia mencengkram kerah baju Sagara. "Maksud lu apa bangsat !"

Sagara juga ikut mencengkram baju farel "gak terima ? "

Bian menghela nafas panjang, lelaki itu berdiri menghentikan kegaduhan itu.
Bian menarik badan Sagara "cukup Sagara!" Teriaknya, Untung saja di sana tidak banyak orang.

"Bajingan ini yang mulai duluan !" Titah Sagara.

"Lu yang bikin gue emosi " jawab farel.

Sagara menepis tangan Bian kemudian menendang tepat mengenai perut farel hingga farel jatuh tidak jauh.

"Akkh !!" Desis farel terlihat kesakitan sambil memegang perutnya.

"Lu yang ngusik milik gue ! Bian itu istri gue! Paham ?" Titah Sagara penuh penekanan.

"Cukup Sagara !"

"Kenapa ? Lu mau ngebela dia lagi ? Udah gue tegaskan dari dulu, jauhi bajingan ini ! Lu udah milik gue Bian, Jangan jadi laki-laki murahan "

Plak!!

Bian menampar pipi Sagara dengan sangat keras.

"Jaga ucapan lu !" Suara Bian meninggi, matanya berkaca-kaca menahan tangis ia kemudian pergi meninggalkan Sagara dan juga farel.

"Bian ?" Panggil Sagara tapi, tidak Bian hiraukan.

***

"Kenapa kita ngumpet ? Dan kenapa lu nangis ?" Tanya Herry

"Gue benci Sagara "

"Gue gak kaget kalau lu bilang benci Sagara, emang itu faktanya. Tapi, gue bakalan kaget denger lu bilang lu suka Sagara. " Ujar Herry

"Dia bikin ulah lagi ?" Tanya Herry

"Pokonya gue benci dia, "

"Hah .. oke, kalau gitu ayok kita jalan. Semua murid udah ke hutan belakang. " Ajak Herry yang di balas anggukan oleh Bian.

Keduanya pergi ke hutan yang ada di belakang sekolah menyusul murid-murid yang sudah duluan pergi.

Di waktu bersamaan Sagara tak henti melihat orang-orang mencari keberadaan Bian, dia merasa bersalah sudah mengucapkan kata yang membuat Bian sakit hati.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang