21[Sadar]

5.8K 397 35
                                    

Selamat membaca~

***

"Bian ? " Wiratmaja membangunkan Bian yang tengah tidur di samping tempat tidur Sagara.

"Jangan tidur di sini, posisi tidurmu kurang nyaman, Ayah lihat. "

"Tidur di sofa aja ya " pinta Wiratmaja

Bian menolak dengan sangat, "Aku mau di sini Yah, Aku mau hal yang pertama Sagara lihat adalah Bian. " Ujarnya

"Tapi, Bian badanmu bisa sakit tidur seperti ini di sini. "

"Gak apa-apa Yah, Bian kuat " ucap Bian, yang membuat Wiratmaja diam dan membiarkan Bian tidur di sana.

"Kalau begitu, kamu makan dulu ya .. Ayah bawain makanan. " Wiratmaja menyerahkan benda yang di bawanya, Bian menerima itu. Awalnya dia nolak, hanya saja Wiratmaja memaksa hingga pada akhirnya Bian menerima itu.

Karena kecemasan yang Bian rasakan, Ia tidak nafsu makan. Untuk menghormati Wiratmaja yang susah payah membawakannya makanan, Bian memakan tiga sendok makan. setelah itu dia menaruh makanan itu di nakas samping tempat duduknya.

"Kenapa makannya sedikit Sayang ?" Tanya Wiratmaja.

"Aku gak nafsu makan Yah,"

Wiratmaja tidak bertanya lagi, setidaknya Bian udah makan. Kalau dia memaksa Bian lagi udah pasti nanti Bian kesal kepadanya.

Wiratmaja duduk di sofa memperhatikan Sagara yang masih tertidur. Ia juga memperhatikan Bian yang kelihatan begitu takut dan gelisah melihat Sagara belum juga bangun.

"Sagara pasti kuat. " Ucap Wiratmaja.

Bian mengangguk pelan pandangannya tak lepas dari Sagara.

Boleh gak meminta untuk segera menyadarkan Sagara ?

Wiratmaja memutuskan untuk keluar sebentar, menghirup udara segar.
Ia tidak tega melihat Bian karena itu wiratmaja memutuskan untuk keluar.

Bian tidak banyak bicara, hanya menatap ke arah Sagara. Sesekali Bian kembali meneteskan air matanya.

Tidak ada panggilan 'kentang' yang biasa Sagara ucapkan. Tidak ada lagi pertengkaran.
Bian merindukan itu semua. Ini sudah hampir seminggu Sagara belum juga bangun. Padahal, dokter bilang Sagara akan segera sadar. tapi, kenapa sampai sekarang Sagara belum sadar juga ?.

Bian menghela nafas panjang, ia memeluk boneka kentang yang di berikan Sagara waktu lalu.
Boneka itu sengaja di bawa oleh wiratmaja  untuk menemani Bian menjaga Sagara.

"Sagara ?" Bian memutuskan untuk mengajak ngobrol Sagara yang masih tertidur bahkan tidak bisa menggerakkan jarinya.

"Lu gak bosan tidur Ya ?"

"Lu gak rindu Gue ? "

"Katanya kemarin Lu baik-baik saja kan ? Kenapa sampai sekarang Lu belum juga bangun. Sagara, Gue gak masalah, kalau lu mau panggil gue dengan sebutan Kentang. Gue gak akan marah. Gue janji Sagara, jadi cepat sadar. " Ucap Bian lembut.

"Lu bilang gue jelek kalau lagi nangis ? Tapi hari ini gue nangis. Gue nangis Ga, lu harus bangun dan bilang kalau gue jelek kalau nangis. " Bian mengelus-elus punggung tangan Sagara.

"Gue mohon Lu harus bangun... "

________
______
____

Prang ....

Suara benda jatuh terdengar membuat orang yang tengah duduk di tempat tidur menoleh ke arah suara itu.

Orang yang menyebabkan suara tersebut begitu kaget dengan apa yang di lihatnya.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang