30|Hamil?

6K 395 17
                                    

Selamat membaca~

_

_

_

***

Huuueekkk!!!

Huueeekkkk!!

"Lu gak apa-apa kan ?" Sagara khawatir melihat keadaan Bian yang keluar masuk kamar mandi.

Ini sudah seminggu sejak kejadian di ayunan.
Dan sekarang Bian sedang muntah-muntah gak jelas penyebabnya apa.

"Mending ke rumah sakit. Ayok!!" Titah Sagara yang benar-benar sangat menghawatirkan Bian.

"Gak mau, Gue tidur aja, siapa tau nanti hilang sendirinya" Bian memang keras kepala.

Sagara tidak bisa lagi membujuk Bian yang sudah kekeh dengan pendiriannya. Sagara menghela nafas panjang, Ia memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah.

"Gue baik-baik  saja. Lu mending ke sekolah. " Ujar Bian yang sekarang sudah berada di bawah selimut.

"Gak, Gue di sini aja nemenin Lu " Sagara meraih ponsel genggamnya, Ia menghubungi bara dan candri. Memberitahukan kalau Dia tidak sekolah hari ini.

Sagara menaruh ponselnya di atas nakas kemudian Menganti baju dengan baju rumahan.

"Gue bikinin Lu bubur .. " Sagara turun kemudian membuatkan Bian bubur.

Tidak lama Sagara datang lagi, dengan bubur yang di bawanya.

"Ini makan dulu " ujar Sagara menyuapi Bian bubur buatannya sendiri.

Tidak menolak Bian melahap bubur itu, tapi, Bian kembali berlari ke kamar mandi  memuntahkan kembali  semua yang di makannya.

"Gue gak mau makan !" Teriak Bian sambil menangis di dalam kamar mandi.

Sagara memang tidak mengerti dengan perubahan Bian.
"Kentang, kita ke rumah sakit aja ya .. " ucap Sagara begitu lembut, hanya untuk membujuk Bian.

"Gak mau " rengek Bian masih saja menolak.

"Ya udah, kita beli buah atau kamu mau makan ceker ayam ?"

Bian merasa mual ketika mendengar kata ceker ayam dia kembali menolak.

Sagara membuang kasar nafasnya ia menggendong Bian ala koala, membawanya keluar dari kamar mandi.

Mencium bau Sagara membuat Bian sedikit tenang, hal itu baik untuk kondisi Bian.

Setalah menidurkan Bian Sagara hendak pergi namun, Bian mencegahnya.

"Mau kemana ?" Tanya Bian

"Mau naruh ini " Sagara menunjuk bubur

"Biarin aja di sana ! Lu tetep di sini, gak boleh pergi ngerti !" Ucap Bian.

Sagara bingung, tapi dia tetep menuruti ucapan Bian.

"Tidur di sini !" Bian menggeser dan menepuk-nepuk kasur mengisyaratkan Sagara untuk tidur di sampingnya.

"Sungguh aneh " pikir Sagara.

Bian memeluk tubuh Sagara untuk pertama kalinya tanpa rasa gengsi.

Terlihat sangat jelas Sagara sedang berpikir keras tentang apa yang terjadi hari ini.

Karena penasaran Sagara meminta ayahnya untuk datang ke rumahnya bersama seorang dokter.
Sagara bercerita tentang Bian kepada Wiratmaja.

Begitu bahagia Wiratmaja mendengar kabar itu, dia dengan senang hati datang ke rumah Sagara bersama dokter kenalannya.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang