Selamat membaca ~
***
Tok! Tok! Tok!
Ting! Tong! Ting! Tong!
"Anjing siapa sih yang ribut-ribut di luar ? Ganggu tidur gue aja !" Kesal Bian yang langsung bangun dan pergi ke bawah, ke pintu utama.
"Hah .. " Bian menghela nafas panjang setelah melihat orang tersebut, sambil membuka pintu rumahnya.
Seharusnya dia tau, kalau yang selalu bikin dirinya kesal adalah Sagara suaminya sendiri."Bukannya lu bawa kunci ? Kenapa harus ganggu gue sih ?" Gerutu Bian yang langsung pergi meninggalkan Sagara.
"Ketinggalan tadi " jawab Sagara yang juga ikut masuk mengikuti Bian dari belakang, seperti anak itik mengikuti induknya.
"Lu dari mana aja ?" Tanya Sagara kepada Bian dengan suara mengintimidasi. Saat Sagara melihat Bian masih menggunakan baju seragam padahal, jam menunjukan pukul 06:00 sore.
"Seharusnya gue yang nanya lu kek gitu bukan kebalik " Bian mendengus kesal
"Jangan mengalihkan pembicaraan, gue nanya lu dari mana ?" Tegas Sagara mencengkram bahu Bian dan tidak membiarkan Bian duduk sebelum dia menjawab pertanyaannya.
"Apa sih ! Gue gak kemana- mana!" Bian menepis tangan Sagara dari tubuhnya.
"Jangan bohong !"
"Ya udah kalau lu gak percaya. " Jengkel Bian
"Terus kenapa lu masih pake seragam hah ?"
Bian menatap Sagara dengan malas lalu membuang nafasnya kasar "gue ketiduran tadi, dan belum sempat ganti baju. Kalau lu masih gak percaya, cek cctv yang lu pasang di setiap sudut rumah ini " Bian meraih handuk lantas pergi mandi tanpa menunggu jawaban dari Sagara.
Sagara mengangkat satu alisnya melihat Bian tanpa berkomentar lagi,
"Lagian ngapain dia marah kalau seandainya gue beneran keluyuran? Toh pernikahan ini juga gak berdasarkan kata cinta " gumam Bian memasuki kamar mandi.
20 menit Bian selesai dengan mandinya ia keluar dan mendapati Sagara tengah sibuk ngurus luka lembab pada bagian punggunga lewat kaca.
"Kenapa lu ?" Tanya Bian
Sagara melemparkan pandangannya ke arah Bian yang berdiri di samping lemari baju.
"Luka "
"Karena apa ?" Tanya Bian
"Jatuh "
"Oh .. " ucap Bian, bukannya membantu Bian memilih untuk mengabaikan Sagara dan mengambil baju di dalam lemari untuk dia pakai.
Setelah selesai dengan itu Bian pergi ke arah ranjang sedangkan Sagara masih sibuk ngurus lukanya.
"Hah .. " Sagara membuang nafasnya kasar, Matanya menatap Bian lewat pantulan kaca.
"Lu gak ada khawatirnya ya lihat suami lu luka kek gini " kesal Sagara
"Khawatir ? Gak sama sekali! salah sendiri ngapain bisa jatuh "
"Bisa kan lu bantuin gue,? Lu juga udah lihat gue susah payah ngobatin luka yang ada di punggung gue ini. "
"Lu yang gak minta tolong ke gue " ucap Bian datar pandangannya tetap fokus ke layar ponselnya
Sagara berjalan mendekat ke sisi Bian yang duduk di ranjang.
"Bantuin gue " pinta Sagara
Dengan malas Bian membuang ponselnya ke samping dan membantu mengobati luka Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
Teen Fiction"Woi kentang ... " Sagara "Gue bukan kentang ! Gue Bian !" Bian