24

9.3K 513 5
                                    

Selamat Membaca ~





***

"Bisa jalan ?" Sagara bertanya kepada Bian yang masih terlihat tidur di kasur meski jam menunjukan pukul 06:50

Seharusnya Bian sudah rapi dengan seragamnya tapi kali ini tidak. Itu semua gara-gara makhluk astral yang sekarang berdiri di hadapannya.

"Kentang ?" Panggil Sagara lembut

"Diam Lu bajingan sange " Bian menatap tajam ke arah Sagara yang hanya cengingiran

"Bagaimana bisa Lu ngelakuin itu pagi sekali hah ?" Notasi Bian meninggi.

"Sorry kentang, habisnya lubang Lu bikin candu. "

"Hah .. candu pala bapak Lu " Bian sangat emosi dengan apa yang di lakukan Sagara tadi sekitar jam 03:00 dini hari
Di mana di jam yang seharusnya tidur Sagara malah kembali membobol lubang Bian hingga jam 05:00 pagi. Hal itu yang membuat Bian seperti sekarang.

"Udah, Lu istirahat aja biar Gue yang ijinin Lu di sekolah. "

"Serah Lu! Buruan pergi ! Gue muak lihat wajah Lu"

Sagara menanggapinya dengan senyum lebar, rasa dendam marah tidak ada di kamus Sagara mesti Bian mengumpat kasar kepadanya.
Mau gimana lagi itu memang kesalahan yang Sagara buat. Setidaknya Sagara udah dapat jatah.

"Gue pergi sekarang, Gue juga udah masak tadi. " Pamit Sagara mengelus rambut Bian penuh kasih sayang. Tidak lupa Sagara mencium rambut Bian dengan lembut.

"Apa-apaan sih nih anak " batin Bian

"Jangan Bolos ataupun tauran Lu " pesan Bian

"Siap bos !!" Ucap Sagara yang langsung pergi.

"Duuh pinggang Gue sakit " monolog Bian.

_____

"Kenapa Lu ? Kok tumben kelihatan senang ?" Bara bertanya kepada Sagara yang dari tadi senyum-senyum tidak jelas.

"Kelihatan ya ,?"

"Banget! Wajah Lu kelihatan ada pancaran bunga, "

"Biasa seorang suami pasti senang jika di kasih jatah bukan ?"  Ucap Sagara bangga.

Kedua temannya yang mendengar menatap Sagara dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
Mereka paham dengan apa yang di maksud Sagara.

Tidak mau bertanya lebih lanjut lagi Bara dan Candra melanjutkan makannya.

"Perasaan kemarin dia di hukum, malamnya  Bian yang giliran  di hukum sama Sagara " candra berbisik kepada Bara yang di balas anggukan setuju.

"Gue denger bangsat !" Sagara menjitak kepala Candra dan juga Bara barengan. Tidak keras tapi, bisa membuat keduanya menjerit kesakitan.

"Mau bolos ?" Tanya Candra tangannya masih mengelus kepalanya yang tadi di jitak Sagara.

"Gak, Gue udah janji sama kentang "

"Janji apa ?" Candra bertanya

"Janji buat gak bolos " jawab Sagara.

"Iiihh.... Tumben banget seorang Sagara gak bolos pelajaran" sambung Bara

"Udah Gue bilang, Gue udah janji sama kentang. "

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang