9 [Pengakuan Farel]

7.1K 439 1
                                    

SELAMAT MEMBACA~










***

"lu kenapa ? Akhir-akhir ini kok kelihatan lesu ? Seperti orang yang kurang tidur ?" Tanya farel.

"Emang gue kurang tidur " jawab Bian lemas bahkan kembali menyamankan tidurnya di sofa panjang yang ada di ruang OSIS.

"Kenapa, apa yang lu pikirkan hmm ?" Tanya farel yang berada di sisi kepala Bian

"Biasa insomnia " bohong Bian, gak mungkin ia berkata jujur, mengatakan tidak tidur karena ngurus seorang bayi kan ?  Bian tau pasti banyak pertanyaan yang akan di lontarkan oleh farel jika dia jujur, kali ini kejujuran tidak di perlukan jika hidupmu ingin tenang

"Insomnia ? Sejak kapan ? Udah periksa ke dokter ?" Terlihat jelas farel begitu khawatir.

Bian begitu terusik dengan farel, dia berada di ruang OSIS hanya ingin istirahat apa itu susah untuk Bian ? Apalagi kemarin dia begadang.

Bian berdiri tersenyum paksa ke arah farel "Udah .. kamu gak perlu khawatir " ucap Bian lembut karena terpaksa.

Farel menarik tangan Bian membawanya masuk kedalam pelukan farel.

"Bian gue mau jujur ke elu tentang perasaan gue " ujar farel mengunci pergerakan Bian hingga membuat Bian tidak bisa lepas dari pelukan farel.

Deg!!

Jantung Bian berdetak tak karuan, apa yang di lakukan farel ?

"Lu apa-apaan sih rel, lepasin gue " bentak Bian.

"Gue udah lama suka sama lu Ian, gue udah berusaha untuk mengubur perasaan gue ke elu, tapi gue gak bisa, gue semakin cinta ke elu " ucap farel mengutarakan perasaannya ke Bian yang masih berada di dalam pelukannya.

"Duh, ternyata bener yang di katakan Herry, ngapain dia harus jujur sih !" Ucap Bian dalam hati ia kelihatan gelisah.

Untung saja Sagara gak sekolah hari ini, tapi meski begitu Bian takut jika dia tiba-tiba nongol dan melihat  adegan yang memalukan ini.
Udah pasti akan ada perang dunia yang ke sekian kalinya antara Sagara dan farel, dan Bian tidak ingin itu terjadi.

Emang dari dulu Bian gak ada rasa ke farel, Bian hanya menganggap farel sebagai teman itu aja, gak lebih.

"Cukup farel, " akhirnya Bian terlepas dari cengkraman farel tapi belum sepenuhnya terlepas karena dia masih berada di ruang OSIS.

"Maaf, gue gak mau pertemanan kita renggang cuma karena ini, gue gak bisa nerima elu," tidak apa-apa jujur untuk kebahagian diri kita sendiri kan ? Lagi pula yang duluan jujur si farel jadi gak ada salahnya jika Bian jujur meski kejujuran itu menyakiti perasaan farel, Bian tidak perduli! Apa itu keterlaluan ?

"Alasannya ? "  Terlihat dengan jelas kalau farel kecewa tapi dia tetap bertanya alasan Bian menolaknya karena apa.

"Lalu alasan lu suka gue apa ?" Bian balik bertanya
Meski dia tau tidak sopan jika pertanyaan di balas dengan pertanyaan. Tapi, seperti yang di katakan Bian tidak peduli!
Bian tau jawaban yang akan di lontarkan oleh farel hal itu bisa menjebak farel dan membebaskan Bian segera dari sana.

"Apa mencintai seseorang perlu alasan ?"

Bian tersenyum mendengar itu, seperti yang dia prediksi.

"Lalu apa, menolak seseorang itu juga perlu alasan ? Jika elu, tidak memiliki alasan untuk mencintai gue, maka gue juga tidak mempunyai alasan untuk menolak lu.! " Jelas Bian membuat farel diam.

SagaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang