18. Reuni

205 176 0
                                    

Sore ini gue melangkahkan kaki gue ke dalam aula hotel yang menjadi tempat reuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini gue melangkahkan kaki gue ke dalam aula hotel yang menjadi tempat reuni.

Saat ini gue lagi jalan bareng dengan Juminten, entah kenapa gue ngerasa malu aja bawa dia ke sini. Makanya gue jaga jarak sama dia.

"Livai, apa kabar lu?" Bagas menyapa gue.

"Baik, tadi pagi kan baru teleponan sama lu," balas gue dengan tangan yang menyambut uluran tangan sohib gue satu ini yang kini menjadi jaksa.

"Ekhem, lu kok jaga jarak sih sama istri lu? Harusnya pasutri tuh saling nempel, tidak bisa hidup sendiri tanpa satu sama lain, hahahaha," ejek Edo.

"Ketawa lu gak lucu asli," ujar gue sambil menoyor bahu Edo yang profesinya saat ini adalah psikolog.

Rahman alias Maman dari tadi cuma diem-diem bae, sibuk ngurusin handphone nya, udah gitu kagak ngeluarin sepatah kata pun lagi.

Ya iyalah, pasti sibuk balesin chatting-an satu cewek yang lagi dijodohin sama nyokapnya. Kata si Maman kalau nyokapnya khawatir sama anaknya jadi perjaka tua. Gimana gak khawatir? Si Maman tuh seorang dokter yang diincer banyak cewek, tapi dia nya masih aja kagak tertarik sama cewek satu pun.

"Eh Bro, tuh Rangga baru dateng. Tapi kok bawa cewek yang bukan pacarnya? Cewek barunya ya?" Bagas menunjuk ke arah pintu masuk aula yang terdapat sosok Rangga dan..

 Tapi kok bawa cewek yang bukan pacarnya? Cewek barunya ya?" Bagas menunjuk ke arah pintu masuk aula yang terdapat sosok Rangga dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milea?

Kenapa juga dia ikutan di acara reunian yang mana bukan alumni di kampus gue.

"Mil, lu kok bisa kesini?" Tanya gue heran.

"Surprise! Kaget kan? Hehehe," Jawab Milea dengan kedua tangannya yang merangkul lengan gue. Bukannya gue menghindarinya karena ada istri gue, tapi gue malah sengaja ngebiarin Milea ngerangkul lengan gue.

Lumayan buat manasin si cewek ndeso.

"Astaghfirullah Liv, udah punya bini masih aja nempel cewek lain, istighfar Liv!" Tegur Rangga.

"Oi si daki piranha, lu merasa diri alim lebih suci aja. Padahal sendirinya suka main cewek sana sini dengan status udah punya pacar," sarkas gue.

"Hahaha gue mah udah tobat dari lama. Sedangkan lu? Masih berkelanjutan sampai sekarang, suami macam apa itu? Heh?" Sindir Rangga.

Pelet Halal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang