29. Ayo Pulang

202 168 0
                                    

Juminten POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juminten POV

Malam ini aku kembali ke rumah Mas Livai. Awalnya aku disuruh Rangga untuk menginap di rumahnya saja sekalian berangkat bareng ke Prancis besok sorenya.

Aku memang sengaja ingin bertemu lagi dengan Mas Livai untuk mengucapkan salam perpisahan sekaligus mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya padanya.

Kali ini aku mau jujur dengan Mas Livai bahwa aku sudah jatuh hati padanya, tapi seribu sayang sepertinya takdir tak merestui kami untuk selalu bisa bersama atau dengan kata lain kami dari awal memang tidak berjodoh.

Tapi tak apa, aku sudah berusaha menerima ini semua dengan lapang dada. Aku yakin ini pilihan yang terbaik untuk kami berdua.

Namun saat aku memasuki rumah Mas Livai, ruangannya gelap gulita dan tidak ada satu orangpun di dalamnya.

Begitu aku menyalakan lampu di ruang tamu, aku melihat ada dua surat di meja. Saat aku cek lagi, ternyata dua surat itu diantaranya surat gugatan perceraian dan satunya lagi surat atau pesan pribadi dari Mas Livai.

Ketika aku sibuk membaca surat dari Mas Livai, entah kenapa dadaku terasa sesak. Padahal aku sudah berusaha ikhlas atas semua kejadian ini.

Di suratnya mengatakan bahwa aku harus mendatangani surat gugatan perceraian dan ia akan segera menikahi Milea.

Seketika aku jadi teringat kata-kata Mas Livai saat percakapanku dengannya di atas kasur yang sama kala itu.

"Gimana kalau suatu hari nanti gue menemukan perempuan yang gue cintai dan akhirnya gue ninggalin lu?"

Sekarang aku mengerti kenapa pada saat itu dia mengatakan hal itu padaku. Ya, karena dia sudah menemukan belahan jiwanya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri, Milea.

~💙❤️~

Keesokan harinya

09.05 WIB

Livai POV

Gue terdiam sejenak melihat pemandangan yang ada di hadapan gue, surat gugatan perceraian yang sudah tertandatangani Juminten.

Ternyata dia sungguh melakukannya, gue pikir dia bakalan minta batal proses perceraiannya atau semacamnya.

Lah, kok kesannya gue kayak berharap Juminten begitu ya? Aneh banget gue dah.

Pas gue perhatiin lagi, ternyata ada peninggalan surat Juminten yang gue pikir sebagai bentuk balasan dari surat yang gue buat untuk dia sebelumnya.

Teruntuk suami ku, Mas Livai

Mas, semua sudah selesai ya? Makasih nggih Mas udah sempat hadir di hidup Jumin. Jumin senang bisa menghabiskan beberapa waktu bersama Mas Livai walau Jumin selalu bikin Mas Livai emosi.

Pelet Halal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang