23. Permintaan Maaf

191 174 1
                                    

Suami ter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suami ter..?
______________________________________

?______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juminten POV

Di pagi hari ini aku masih tertidur pulas di kasur, gak tau kenapa semenjak hamil bawaannya ingin nempel terus di kasur.

Ini bawaan bayi kali ya?

"Jumin, lu akhir-akhir ini kebo banget elah."

Mas Livai datang lalu menarik selimutku.

"Bangun! Jadi cewek jangan males-malesan lah," tegur Mas Livai yang tengah menyiapkan baju kantornya di kamar. Biasanya aku yang menyiapkan, tapi kali ini tidak.

Aku tetap tertidur pulas dan mengacuhkannya.

"JUMINTEN!"

"Engh.."

Aku membuka mataku karena bentakan Mas Livai. Tanpa basa-basi ia menyodorkan punggung tangannya ke aku.

"Ada apa ini Mas? Jumin gak paham."

"Ya salam lah, suami mau berangkat kerja masa gak disalam tangannya? Aneh banget lu."

Aneh? Bukannya dia yang aneh ya? Dulu aja dia jijik banget waktu aku salam tangannya kok.

"Yeh.. malah diem-diem bae. Salam buruan! Jarang-jarang kan lu nyium tangan orang ganteng."

Gak tau mau kesel atau ketawa karena tingkat kepedeannya yang sangat tinggi itu.

"Jum, di meja udah ada makanan ya, lu kalau mau makan tinggal makan aja. Gue mau berangkat kerja dulu ya, jangan bikin ulah di rumah."

Mas Livai sejak kapan pamit kalau mau pergi dari rumah? Ini bikin aku kaget, kok dia bisa berubah gitu ya? Lagi kesambet malaikat mungkin?

~💙❤️~

Sepulang dari kerjanya, Mas Livai terlihat membawa sesuatu di tas kresek yang dia pegang.

Isinya apa sih? Makanan ya?

"Jumin, siapin dua piring sama dua sendok, ini gue bawain makanan kesukaan lu, nasi budeg ya namanya?"

Pelet Halal [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang